Sudah empat hari belakangan ini Israel kembali rutin menyerang wilayah Jalur Gaza. Kali ini tidak hanya wilayah-wilayah basis para pejuang Palestina yang dibom, tetapi tentara zionis secara membabi buta menyerang seluruh wilayah yang ada di Jalur Gaza, baik wilayah Jalur Gaza bagian utara, selatan, timur. Bahkan tengah-tengah kota Gaza yang padat penduduk tak luput dari serangan zionis Israel, baik dari jet F16, kapal perang, maupun dari pesawat drone (pesawat tanpa awak).
Penyerangan yang Zionis lakukan lebih fokus pada malam hari. Sepertinya Zionis Israel mengambil kesempatan pada saat wilayah Jalur Gaza sedang mengalami kesempitan, yaitu pada malam hari di saat para penduduk tidak memiliki lampu penerang, atau diserang pada siang hari di saat penduduk sedang ramai berjalan kaki karena Jalur Gaza sedang krisis BBM. Yang lebih kejam lagi, tentara Zionis Israel menyerang di saat para warga sedang sibuk berbelanja di pasar tradisional untuk kehidupan mereka sehari-hari. Akibat dari dari kondisi ini harga bahan makanan semakin mahal.
Selama 4 hari ini wilayah yang menjadi sasaran kebrutalan tentara Zionis adalah Kota Gaza, Kota Jabalia, Kota Khan Yunis wilayah Rafah. Sampai saat ini kondisi Jalur Gaza masih dalam suasana tragis dan mencekam. Malam hari ramai dengan suara sirine mobil ambulan yang dibarengi dengan suara pesawat milik tentara Zionis. Untuk menghindari sasaran tembakan tentara zionis, sebagian besar jalan raya tidak dilalui oleh warga Gaza.
Kemarin, tanggal 10 Maret 2011, saya memberanikan diri pergi ke pasar tradisional yang barada di Naser City. Sedang sibuk berbelanja bahan makanan, tiba-tiba 1 unit pesawat jet F16 terbang persisi di atas pasar tersebut dan melontarkan 2 unit bom. Dengan serentak diikuti teriakan para wanita dan tangisan anak-anak sembari lari berhamburan keluar dari lokasi pasar. Akibatnya, 1 tewas dan 5 orang lainnya luka-luka.
Lima menit kemudian, dengan membawa 5 kantong plastik yang sobek tak beraturan dan mengaitkan ke setir motor, saya sengaja menuju lokasi lain di daerah pantai untuk melakukan liputan. Setibanya di tempat kejadian perkara, terlihar sebuah gedung yang hancur dengan kawah kedalam 7 meter. Saat saya mengabadikan kondisi tersebut, tiba-tiba terdengar suara pesawat dan beberapa pemuda menyuruh kami untuk lari meninggalkan lokasi tersebut.
Tiba-tiba… “BOMMM”. Israel kembali mengebom tempat yang sama. Akibat kejadian tersebut tas ransel saya yang berisi kamera dan handycam terjatuh. Alhamdulillah sempat saya ambil kembali. Tetapi sebagian uang pribadi (tabungan untuk membeli pakaian bayi) Allahu alam hilang tak tahu kemana.
Setelah itu, dengan mengendarai motor, saya menuju Rumah Sakit Syifa. Di sana terlihat ramai ambulan yang mengantar para korban. Dari informasi yang saya dapatkan dari pihak RS, sejak 4 hari yang lalu sampai dengan tanggal 10 Maret 2012, sudah 17 warga Gaza tewas dan 35 lainnya luka. Para korban baik anak-anak, wanita, dan laki-laki.
Melihat kebrutalan tentara Zionis tersebut, para pejuang Palestina baik Hamas, Jihad Islami, dan beberapa gerakan lainnya tidak tinggal diam. Mereka juga rutin membalas tembakan tentara Zionis dengan menggunakan roket antipesawat dan roket anti tank ke arah markas tentara Zionis dan ke arah kota Israel. Tentu dari pihak Zionis juga ada yang tewas, akan tetapi mereka malu untuk mengekspos berita tersebut.
Walau kondisi semakin mencekam, tetapi aktifitas pembangunan Rumah Sakit Indonesia (RSI) di Jalur Gaza berjalan seperti biasa.
Abdillah Onim
Relawan RSI asal Mer-C
sumber: republika.co.id (15/3/2012)