Massa rakyat Mesir, termasuk puluhan hakim, pada 09/03/2012 melakukan demonstrasi di depan kedutaan AS. Mereka menuntut pengusiran Duta Besar AS Anne Patterson dari Mesir sambil memprotes pendeportasian orang Amerika. Mereka menuntut agar menghukum siapa pun yang terlibat dalam pemdeportasian mereka. Mereka juga menolak bantuan AS. Dan mereka menuntut supaya mengadili semua yang terlibat dalam masalah pendanaan.
Pada dasarnya, rakyat Mesir menuntut agar mengakhiri keberadaan Kedutaan Besar AS di Mesir, karena itu merupakan sarang spionase dan konspirasi atas Mesir dan rakyatnya selama beberapa dekade. Oleh karena itu, menurut syariah Islam tidak boleh bagi AS dan negara-negara imperialis nan rakus lainnya memiliki kedutaan secara permanen di negeri-negeri Islam. Sehingga tidak cukup hanya mengusir duta besar dan menggantinya dengan duta besar yang lain. Semua Duta Besar AS, apakah yang sekarang ini atau yang sebelum-sebelumnya benar-benar telah melaksanakan kebijakan Amerika dalam konspirasi dan memata-matai rakyat Mesir. Sedang politik luar negeri dalam Islam mengharuskan penerapan hukum ini, sehingga Mesir terjaga dan aman dari tipu daya dan konspirasi musuh, yaitu Amerika, Yahudi dan lainnya.
Pendeportasian orang-orang Amerika yang berkonspirasi terhadap Mesir oleh rezim yang ada ini, dan tidak menghukumnya, menunjukkan bahwa rezim di Mesir hakikatnya belum jatuh. Bahkan rezim yang ada itu mengikuti kebijakan yang menghinakan dirinya sendiri, yang pernah ditempuh oleh Husni Mubarak ketika menghinakan rakyat Mesir dan menundukkannya kepada kaum kafir asing yang melakukan sebuah konspirasi terhadap Mesir dengan memenangkan para antek yang akan menyebarkan ide-ide sekuler untuk mempertahankan keberadaan AS di Mesir, dan mencegah datangnya Islam yang akan membebaskannya (kantor berita HT, 14/3/2012).