Sebanyak 1.800 ulama dari Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) Jawa Timur, Minggu 18 Maret 2012, berkumpul di Asrama Haji Surabaya dan menyuarakan aksi penolakan terhadap rencana kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM). “Kenaikan BBM akan menyengsarakan masyarakat miskin dan ini menurut Islam adalah kezaliman yang harus ditolak,” kata Ketua HTI Surabaya, Fikri A. Zudiar, dalam seruan sikapnya.
Fikri mengatakan penolakan kenaikan BBM dilandasi sejumlah alasan. Di antaranya, secara empiris kenaikan akan menyengsarakan rakyat miskin. Selain itu, alasan pemerintah yang akan menaikkan harga BBM karena terus meningkatnya harga minyak dunia adalah bentuk kebohongan.
Indonesia sebagai negara penghasil minyak seharusnya bisa mendapatkan keuntungan dari kenaikan BBM, bukan malah menyengsarakan rakyatnya dengan mencabut subsidi BBM. “Selama ini pemerintah selalu tunduk pada keinginan asing. Pencabutan subisidi BBM adalah bentuk dari liberalisasi di sektor migas,” ujar Fikri.
Karena itulah HTI menyerukan kepada seluruh masyarakat untuk ikut bersama-sama menolak rencana kenaikan harga BBM.
Ketua Departemen Infokom HTI Jawa Timur, Epriyanta, mengatakan selain pernyataan sikap menolak kenaikan BBM, HTI Jawa Timur juga akan menggelar aksi unjuk rasa besar-besaran pada 25 Maret 2012. Dalam unjuk rasa tersebut akan dilibatkan sebanyak delapan ribu simpatisan.
Sebelum aksi serentak 25 Maret akan didahului aksi pemanasan Selasa 20 Maret 2012 dengan mengerahkan sekitar seribuan ibu-ibu.
Kedua aksi unjuk rasa akan dilakukan di depan Gedung Negara Grahadi Surabaya. HTI selama seminggu menjelang kenaikan BBM juga akan melakukan aksi membagi-bagikan selebaran di 28 lokasi perempatan jalan di Surabaya.
Sebelum menyuarakan aksi penolakan terhadap rencana kenaikan BBM, para ulama melakukan beragam acara, seperti membacakan syair yaumun nashr, melihat tayangan multimedia, serta mendengarkan paparan dari para petinggi HTI. (tempo.co, 18/3/2012)