Penaikan harga BBM dipastikan akan memicu kenaikan harga bahan kebutuhan pokok hingga mencapai 23,2 persen. Kenaikkan itu dengan asumsi kenaikkan harga BBM Rp1.500 per liter.
Hal tersebut dikatakan Direktur Mubyarto Institute, Universitas Gadjah Mada, Fahmy Ridha, dalam seminar tentang BBM di UGM, Rabu (21/3). Fahmy mengungkapkan, penaikan harga BBM itu secara signifikan akan memberikan dampak negatif terhadap kesejahteraan rakyat, terutama rakyat miskin. Bahkan, mungkin meningkatkan akselerasi pemiskinan rakyat.
Rakyat miskin tidak terkena dampak langsung penaikan harga BBM, karena bukan konsumen utama. Kendati demikian, rakyat miskin tetap kena imbasnya.
Pasalnya, penaikan harga BBM akan memicu kenaikan inflasi sebesar 0,9 persen. “Selama 2012 inflasi akan 6,8 persen,” tambah Fahmy.
Kontribusi terbesar dari inflasi itu, berasal dari sektor transportasi. Karena itu, akan berimbas pada kenaikan harga kebutuhan pokok. Kenaikan harga kebutuhan pokok sekaligus menurunkan daya beli rakyat. Dampaknya akan meningkatkan jumlah orang miskin hingga 4,5 juta jiwa.
“Belum termasuk kelompok rentan miskin, yang dipastikan akan masuk menjadi orang miskin,” katanya.(metrotvnews.com, 22/3/2012)