Demo Massal Warnai Pembukaan Konggres Anti Islam di Jerman

HTI-Press. Aksi demo massal warnai pembukaan Konggres Anti Islam di Cologne Jerman pada Jum’at (19/9). Sejumlah aktivis dari kelompok kiri Jerman yang menamakan dirinya Gerakan Untuk Harmonisasi Warga Sipil bahkan terlibat bentrok dengan kelompok ekstrim Jerman. Bentrokan itu terjadi ketika mereka menggelar aksi unjuk rasa memprotes penyelenggaraan Konggres Anti Islam di kota tersebut.

Kedua kelompok saling melempar batu dan adu pukul. Para aktivis kelompok kiri meminta pemerintah Jerman agar melarang pelaksanaan konggres yang dinilainya akan dapat merusak hubungan harmonisasi antar warga sipil di Jerman. Mereka juga membawa spanduk bertuliskan ungkapan-ungkapan anti Nazi.

Menurut sumber keamanan Jerman, sekitar 3000 personil keamanan diterjunkan ke lapangan untuk mencegah bentrokan selama penyelenggaraan konggres. Dalam bentrokan tersebut, 7 orang ditangkap.

Para demonstran juga  menyatakan akan menggelar aksi demo  yang lebih besar melibatkan ribuan orang  pada Sabtu (20/9) untuk memprotes  penyelenggaraan Konggres.

Sebelumnya, Kementerian Dalam Negeri Jerman mengeluarkan pernyataan kecaman terhadap penyelenggaraan Konggres Anti Islam ini yang dilaksanakan oleh organisasi ekstrim kanan dan ultranasional Jerman. Jubir Kementrian Dalam Negeri Jerman pada Jumat di Berlin mengatakan bahwa penyelenggaraan konggres semacam ini akan berdampak buruk bagi kelangsungan harmonisasi hubungan antar warga sipil di Jerman yang tengah dibangun oleh pemerintah dan warga muslim di Jerman. Sementara, pihak pemerintah daerah setempat ikut menolak penyelenggaraan konggres tersebut dan mengkhawatirkan aksi kekerasan akan meluas.

Konggres Anti-Islam diorganisir oleh organisasi kanan jauh Pro Koeln-yang memiliki lima wakil di Dewan Kota Cologne sejak tahun 2004 dan partai politiknya Pro NRW. Mereka akan mengundang kelompok-kelompok kiri dan sejumlah tokoh politik Eropa antara lain Jean-Marie Le Pen dari Prancis, Heinz-Christian Strache dari Austria dan Filip Dewinter dari Belgia. Pro Koeln adalah salah satu kelompok yang menggagas kampanye anti pembangunan masjid di Cologne, kota di Jerman di mana terdapat sekitar 120.000 warga Muslim. Sebagian anggota Pro Koeln juga aktivis yang diidentikan dengan gerakan neo-NAZI. Kelompok ini menjadi salah satu kelompok yang diawasi oleh badan intelejen Jerman karena aktivitasnya melakukan genarisasi dan kerap melontarkan fitnah terhadap warga minoritas di Jerman, utamanya Muslim.

Pada Agustus lalu, organisasi ini juga mengecam kebijakan pemerintah Kota Cologne yang mengijinkan pendirian masjid di kota tersebut yang dapat menampung sekitar 2 ribu jamaah dengan menara masjid setinggi 55 meter. Masjid akan menjadi masjid terbesar dan termegah di Jerman. Di Jerman sendiri yang saat ini terdapat 159 masjid.

Dikecam OKI

Dalam pernyataannya, OKI mengingatkan masyarakat Jerman bahwa kongres anti-Islam akan merusak hubungan yang harmonis antara para penganut agama yang berbeda di Jerman. “Kongres itu berpotensi menimbulkan ancaman terhadap hubungan yang damai dan harmonis di tengah masyarakat, ” kata OKI.

Oleh sebab itu, OKI yang beranggotakan 57 negara muslim menyerukan agar seluruh masyarakat Jerman menentang pelaksanaan kongres tersebut. “OKI berharap semua lapisan masyarakat di Jerman dan negara-negara Eropa lainnya dengan keras menentang pelaksanaan ‘Anti-Islamization Congress” dan menolak segala bentuk kampanye bernuansa rasis dan kebencian,” tegas OKI.

Beberapa organisasi di Jerman sudah menyatakan penolakannya dan kecamannya atas rencana kongres itu dan menggelar kampanye boikot atas kongres anti-Islam tersebut lewat situs internet. ***

Suara-Islam

2 comments

  1. Saya cuma pengen tahu adakah HT di jerman dan apa yang dilakukan oleh HT sebagai organisasi Islam dunia dalam menyikapi hal ini? Slamat berjuang InsyaAllah kami mendukung.

  2. ibnu sholeh al atsariyah

    anti islam?seberapa hebat mereka?mau melawan kaum muslimin?ehmm..mo cara halus atau ekstrim?bagi anti islam dimanapun berada silahkan dicoba..

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*