Hizbut Tahir Indonesia (HTI) Ciamis mengharamkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) naik. Kenaikkannya sama dengan membohongi, mengkhianati mendzalimi dan menyengsarakan rakyat kecil. Pernyataan ini disuarakan sekitar 200 massa HTI saat menggelar aksi damai di Alun-alun Ciamis, (25/3) pagi. Aksi yang diikuti para ustadz, ibu-ibu rumah tangga dan anak-anak ini menjadi tontonan masyarakat yang sedang liburan.
Ditemui di sela-sela aksi, Ketua HTI Kurnia Agus (31) mengatakan, demo yang melibatkan berbagai elemen masyarakat ini sebagai bentuk penolakkan terhadap rencana kenaikkan harga BBM. Selain akan menyengsarakan rakyat, kenaikkan ini hukumnya haram karena 84 persen pengelolaan migas di sektor hulu dikuasi oleh swasta, khususnya pihak asing. “Sampai titik darah penghabisan kami tetap akan menyuarakan menaikkan BBM itu (hukumnya, red) haram,” papar Kurnia.
Selain dua alasan tersebut, kata Kurnia, ada beberapa alasan lain yang mendasari penolakkan HTI atas kenaikkan harga BBM ini. Diantaranya adalah akan menurunkan daya beli masyarakat. Jika daya beli turun, jelasnya, akan meningkatkan angka pengengguran dan kemiskinan di negara kita.
“(Pencabutan, red) subsidi BBM untuk membenahi APBN ini kami angggap sebagai kebohongan penguasa atas rakyatnya,” terang Kurnia. Dia menambahkan, alasan yang paling mendasar aksi HTI ini adalah ada upaya meliberalisasikan sektor migas secara total.
Ketua HTI bagian perempuan, Naning Hadiningsih (36) menambahkan, ikut sertanya ibu-ibu rumah tangga dalam aksi ini karena mereka yang paling merasakan dampak kenaikkan harga BBM. Sebelum kenaikkan BBM, kata dia, dalam sehari ibu-ibu harus mengeluarkan sedikitnya Rp 20 ribu untuk keperluan dapur. Jika naik, imbuh dia, setidaknya harus mengeluarkan Rp 50 ribu dalam sehari.
“Intinya ibu-ibu rumah tangga juga menolak kenaikkan BBM, karena selain membebani dapur, ongkos anak sekolah juga ikut naik,” ucap Naning. (jpnn.com, 26/3/2012)