Di CIA, Seorang Mualaf Memimpin Perburuan Terhadap Teroris

Oleh Greg Miller,

Terbit: 25 Maret, 2012

Untuk tiap kepulan asap yang mengikuti serangan drone di Pakistan, kepulan-kepulan asap yang lebih kecil dapat ditelusuri ke sosok seorang yang kurus yang berdiri di sebuah halaman dekat Pusat Dinas Rahasia itu di Kampus Langley di Virginia.

Pria yang memiliki kebiasaan merokok dan berusia 50-an itu, berjanggut dan memiliki lemari pakaian berwarna gelap seperti seorang pengurus pemakaman. Sebagai Kepala Pusat Kontra Terorisme CIA selama enam tahun terakhir, ia telah menjalani kapasitasnya untuk mengurus pemakaman bagi para anggota al-Qaeda.

Roger, yang merupakan nama pertama dari identitas samarannya, mungkin adalah seorang pejabat keamanan nasional yang paling penting tapi paling jarang tampak di Washington – dia adalah arsitek utama dari operasi militer drone CIA dan merupakan pemimpin perburuan Osama bin Laden. Dalam banyak hal, ia juga menjadi kekuatan pendorong dari usaha merangkul pemerintahan Obama atas pembunuhan yang ditargetkan sebagai inti dari usaha-usaha kontra-terorismenya.

Rekan-rekannya menggambarkan Roger sebagai seorang yang penuh dengan kumpulan kontradiksi. Seorang perokok yang menghabiskan waktu berjam-jam di treadmill. Seorang yang dikenal bermuka masam namun bisa memperoleh dukungan baik dari para bawahan maupun bos-bosnya untuk mempertahankan pekerjaannya. Dia memimpin sebuah operasi militer yang telah menewaskan ribuan militan Islam dan membuat marah jutaan Muslim, tetapi ia sendiri adalah seorang mualaf.

Orang-orang yang membelanya bahkan tidak mencoba untuk menjadikanya agar terkesan menyenangkan. Sebaliknya, mereka menekankan bakat operasionalnya, pemahaman ensiklopedis atas musuh-musuh dan etos kerja yang tak kenal lelah.

“Pemberang adalah cara terbaik yang saya gambarkan mengenai dirinya,” kata seorang pejabat tinggi CIA yang mensupervisi mantan kepala kontraterorisme. “Tapi berbagai pengalaman dan hubungannya telah membuatnya menjadi seorang yang sangat dekat diperlukan seperti yang bisa anda pikir.”

Kritik-kritiknya terkesan tersamar. “Dia seperti amplas” dan “sama sekali bukan seorang pemain dalam sebuah tim,” kata seorang mantan pejabat senior militer AS yang bekerja sama dengan CIA. Seperti orang-orang lain, sang pejabat itu tidak menyebutkan identitasnya karena dia adalah direktur CTC – nama yang dikenal atas lembaganya – dan tetap menyamar.

Daya Tahan Yang Luar Biasa

Terlepas dari gaya manajemen Roger, ada konsensus pada setidaknya dua kata sifat yang berlaku bagi jabatanya: penting dan panjang.

Sejak menjadi seorang kepala, Roger telah bekerja bagi dua presiden, empat direktur CIA dan empat direktur intelijen nasional. Dalam eselon keamanan nasional tingkat atas, hanya Robert S. Mueller III, yang menjadi direktur FBI tak lama sebelum terjadinya serangan 11 September 2001, yang telah menjabat lebih lama.

Umur panjang Roger adalah hal yang lebih luar biasa, dimana seorang mantan pejabat CIA mengatakan, karena pekerjaan CTC adalah salah satu bagian dari badan intelejen itu yang paling menegangkan dan melelahkan. CTC mengelola ribuan karyawan, memantau puluhan operasi di luar negeri dan membuat keputusan-keputusan tentang kepada siapakah lembaga itu harus menargetkan serangan mematikan – itu semua karena diketahui bahwa direktur CTC akan menjadi orang yang pertama yang dipersalahkan jika terjadi serangan lain di wilayah AS.

Sebagian besar pendahulu Roger, termasuk Cofer Black dan Robert Grenier, menjabat kurang dari tiga tahun. Ada rumor dalam beberapa pekan terakhir bahwa Roger akan segera meninggalkan jabatannya juga, mungkin untuk pensiun, meskipun spekulasi serupa telah muncul hampir setiap tahun sejak ia mengambil alih pekerjaan itu.

CIA menolak berkomentar mengenai status Roger atau memberikan informasi tentang dirinya untuk penulisan artikel ini. Roger berungkali menolak permintaan untuk wawancara. The New York Post sepakat untuk menahan beberapa detail, termasuk nama asli Roger, identitas penuh atas dirinya dan usianya, atas permintaan pejabat badan intelejen itu, karena kekhawatiran akan keselamatannya. Meskipun para pejabat CIA seringkali menghapus identitas palsunya ketika mereka bergabung dengan barisan senior organisasi tersebut, Roger telah mempertahankannya.

Sebagai seorang yang berasal dari pinggiran kota Virginia, Roger dibesarkan di sebuah keluarga di mana beberapa anggota keluarganya, dalam dua generasi, telah bekerja pada lembaga tersebut.

Ketika kariernya dimulai pada tahun 1979, pada fasilitas pelatihan CIA Virginia selatan, yang dikenal sebagai The Farm, Roger hanya sedikit menunjukkan jabatan apa yang ia akan pimpin. Seorang teman pelatihan sekelasnya mengingatnya sebagai seorang dengan prestasi yang buruk yang diabaikan oleh para instrukturnya dan dinasihati untuk memperbaiki prestasinya.

“Rekan sejawatnya sesama staf cenderung merendahkannya,” kata seorang mantan teman sekelasnya. Dia adalah “jenis pria yang gemuk. Dia mendapatkan nilai sangat lumayan pada pekerjaan tertulis. Jika ada sesuatu hal kecil saja, tampaknya nilainya akan sedikit terpukul bawah. ”

Tugas-tugas pertamanya di luar negeri adalah di Afrika, di mana kombinasi dari pemerintah yang tidak berfungsi, perang berdarah antar suku dan kecilnya keterlibatan dari kantor pusat memberikannya pengalaman yang terbukti akan sangat berguna pada masa pasca-September 11. Banyak dari operasi-operasi kontra terorisme yang dicapai badan rahasia itu yang bisa dicapai, termasuk Black dan Richard Blee, tempat dimana diperoleh pengalaman awal juga adalah di Afrika.

“Hal-hal seperti ini penuh dengan kekecauan, dan anda perlu memahami masalahnya dan bagaimana menghadapinya secara psikologis,” kata seorang mantan rekan di Afrika. Roger mengembangkan “sejumlah besar keahlian dalam perlawanan pemberontakan (insurgncy), politik untuk menghadapi suku-suku, berbagai perang – dan menulis ratusan laporan intelijen”

Dia juga menikah dengan seorang wanita Muslim yang ditemuinya di luar negeri, yang mendorongnya untuk menjadi mualaf. Para rekan sejawatnya mengatakan bahwa ia tidak menghindar untuk menyebutkan agamanya tetapi ia bukanlah seorang penganut yang taat. Tidak ada sajadah di kantornya, kata para pejabat, meskipun ia dikenal memiliki kopling dengan seuntai tasbih.

Roger bukanlah bagian dari gelombang pertama operasi CIA yang dikerahkan setelah Serangan 11 September, dan ia tidak pernah bertugas di salah “wilayah hitam” badan intelejen itu, di mana para tahanan al-Qaeda ditahan dan mendapatkan teknik-teknik interogasi yang keras.

Tapi dalam beberapa tahun berikutnya, ia diberikan serangkaian penugasan dengan profil tinggi, termasuk menjadi kepala operasi CTC, kepala badan itu di Kairo, dan menjadi kepala instansi itu di Baghdad pada puncak perang Irak.

Suatu ketika, ia berselisih paham dengan banyak pejabat papan atas, termasuk David H. Petraeus, komandan militer AS di Irak dan Afghanistan, yang seringkali menolak penilaian CIA yang lebih pesimis atas perang-perang itu. Para mantan pejabat CIA mengatakan, kedua orang itu harus mengurangi perbedaan diantara mereka ketika Petraeus menjadi direktur CIA.

“Tidak ada pejabat di lembaga tersebut yang lebih tidak kenal lelah, fokus, atau berkomitmen untuk memerangi Al-Qaeda daripada yang dilakukan oleh Kepala Pusat Kontra Terorisme,” kata Petraeus dalam sebuah pernyataan yang diberikan kepada The New York Post.

Sikap yang tidak sopan dan keras

Pada tahun 2006, operasi militer melawan al-Qaeda sedang tenggelam. Sumber-sumber militer dan intelijen sedang ke Irak. Wilayah-wilayah hitam CIA telah terungkap, dan tuduhan-tuduhan penyiksaan akan memaksa lembaga itu untuk menutup tempat-tempat penahanan dan program-program interogasi. Sementara itu, pemerintah Pakistan sedang mengatur gencatan senjata dengan para pemimpin suku sehingga memungkinkan al-Qaeda untuk berkumpul kembali.

Di dalam markas badan intelejen itu, pertempuran sengit terjadi antara Robert Grenier yang kemudian menjadi Kepala CTC dan kepala pelayanan operasi rahasia, Jose Rodriguez, terungkap ke publik. Rodriguez menganggap Grenier terlalu fokus pada politik antar lembaga, sementara Grenier merasa dipaksa untuk berurusan dengan isu-isu seperti masa depan program interogasi dan para tahanan CIA di wilayah-wilayah hitam. Sumber-sumber di Pakistan relatif langka: Pada saat ini, badan tersebut seringkali hanya memiliki tiga pesawat Predator yang bisa bekerja.

Pada bulan Februari tahun itu, Grenier dipaksa keluar. Rodriguez “ingin seseorang yang memiliki tangan yang lebih ‘siap memegang throttle,'” kata seorang mantan pejabat CIA yang mengetahui keputusan tersebut. Roger diberi pekerjaan dan, dari waktu ke waktu, sumber daya, untuk katup pada throttle itu.

Grenier menolak berkomentar.

Style antara Grenier dan Roger bertentangan. Grenier memajang piagam-piagam dan foto-fotonya di tempat-tempat utama di kantornya, sementara Roger menghindari bukti apapun bahwa ia memiliki kehidupan di luar lembaga tersebut. Suatu kali, ketika seseorang memberinya sketsa kartun atas dirinya – seperti yang Anda dapat beli dari pedagang kaki lima – ia meremasnya dan membuangnya, menurut seorang mantan rekan, dia mengatakan, “Saya tidak suka penggambaran diriku.”

Ruang tambahan kantornya adalah sebuah tempat tidur tersembunyi.

Sejak awal, Roger sepertinya benar-benar terserap oleh pekerjaan – tiba untuk bekerja sebelum fajar untuk membaca laporan-laporan operasional dari luar negeri dan berada di kantor sampai larut malam, atau ia meninggalkan kantor sama sekali. Penampilan fisiknya yang dulunya gemuk menjadi hampir pucat. Meskipun ia sudah berhenti merokok satu dekade atau lebih sebelumnya, kebiasaannya kembali pulih seperti sedia kala.

Dia bisa menjadi seorang yang tidak sopan dan brutal terhadap bawahannya, seorang manajer operasi mikro, yang bisa menebak-nebak bahkan rincian terkecil dari banyak rencana, memarahi para analis muda karena pekerjaan mereka yang buruk. “Ini adalah laporan terburuk yang pernah saya lihat,” adalah merupakan ungkapan yang paling umum darinya.

Mengingat perhatiannya terhadap detail operasional, Roger dipandang oleh sebagian orang sebagai orang yang patut disalahkan atas kejadian paling tragis yang menimpa instansi itu – kematian tujuh agen CIA di tangan seorang pembom bunuh diri yang diundang ke sebuah pertemuan di sebuah markas CIA di Khost, Afghanistan, pada bulan Desember 2009.

Sebuah kajian internal menyimpulkan bahwa si penyerang, seorang agen ganda Yordania yang menjanjikan terobosan intelejen atas al-Qaeda, yang belum sepenuhnya diperiksa, dan dikutip sebagai kegagalan “pengawasan manajemen.” Tapi tidak Roger dan tidak juga para pejabat senior yang ditunjuk disebutkan namanya .

Salah satu dari mereka yang tewas, Jennifer Matthews, adalah seorang analis sangat dihargai dan seorang anak didik dari Roger yang telah ditempatkan sebagai kepala pangkalan intelejen itu meskipun dia kurang pengalaman operasional di luar negeri. Seseorang yang akrab dengan penyelidikan kasus itu mengatakan bahwa “pemilihan Kepala CTC atas [Matthews] adalah salah satu dari sejumlah besar hal yang bisa menunjukkan kelemahan cara sistem itu beroperasi.”

Peristiwa Khost mewakili kelemahan dari keputusasaan badan itu untuk mendapatkan cara-cara baru dalam menembus Al-Qaeda, sebuah upaya intensif yang dilakukan di bawah Presiden Obama.

Kaitan Roger dengan Khost dan sikapnya yang kasar mungkin mengorbankan dirinya – dia tidak mendapat promosi jabatan beberapa kali, termasuk memperoleh pekerjaan yang diperkirakan paling diinginkan: Direktur Dinas Operasi Rahasia Nasional, yang bertanggung jawab atas semua operasi CIA di luar negeri .

“Sebuah Rasa Baru Dari Aktivitas ‘

Tapi para pejabat dan para mantan pejabat senor badan intelijen AS itu mengatakan adalah suatu kebetulan bahwa masa jabatan Roger bertepatan dengan disintegrasi yang sangat cepat dari al-Qaeda – dan pembunuhan bin Laden tahun lalu.

Ketika Michael V. Hayden menjadi Direktur CIA pada Bulan Mei 2006, Roger mulai meletakkan dasar bagi suatu peningkatan operasi militer drone. Selama satu bulan, Kepala CTC menggunakan pertemuan-pertemuan rutin dengan direktur CIA untuk menjadikan bahwa serangan berselang-seling memungkinkan al-Qaeda untuk pulih dan tidak akan pernah menghancurkan ancaman.

“Dia tak kenal lelah,” kata seorang peserta pertemuan. Roger berpendapat bahwa CIA perlu untuk meningkatkan operasi militer udara untuk melawan al-Qaeda “pada suatu kecepatan yang mereka tidak bisa ikuti” dan memperingatkan bahwa “setelah serangan berikutnya, tidak akan ada penjelasan atas kelambanan kami.”

Di bawah Hayden, badan itu meninggalkan praktek-praktek yang memberitahukan Pakistan sebelum meluncurkan sebuah serangan, dan lintasan mulai berubah: dari tiga serangan pada tahun 2006 menjadi 35 serangan pada tahun 2008.

Sebuah proposal kedua dari Kepala CTC, setahun kemudian, memiliki dampak yang lebih besar.

“Dia datang dengan ide besar pada suatu sore yang dingin dan hujan di Hari Jumat,” kata seorang mantan pejabat tinggi CIA yang terlibat dalam operasi-operasi pesawat tak berawak. “Itu merupakan rasa baru atas aktivitas, dan berkaitan dengan mengeluarkan teroris-teroris senior dari medan perang.”

Mantan pejabat itu menolak untuk menggambarkan aktivitas. Tetapi yang lainnya mengatakan bahwa Kepala CTC mengusulkan untuk meluncurkan apa yang kemudian dikenal sebagai “serangan tanda tangan,” yang berarti bahwa serangan-serangan terhadap militan hanya didasarkan pada pola perilaku mereka.

Sebelumnya, lembaga itu perlu konfirmasi bahwa kehadiran target Al-Qaeda telah disetujui sebelum bisa menembak mereka. Dengan izin dari Gedung Putih, lembaga itu mulai memukul militan bahkan ketika itu belum jelas bahwa seorang target khusus berada di garis bidik dengungan drone itu.

Pendekatan Roger yang tanpa henti menyatu dengan pola pikir Obama. Tak lama setelah menjabat, Obama bertemu dengan direktur pertama CIA, Leon E. Panetta, dan memerintahkan upaya untuk melipatgandakan serangan dalam perang melawan al-Qaeda dan mencari pemimpin yang sulit dipahami oleh kelompok teroris.

Dari 53 serangan pada tahun 2009, jumlahnya melonjak menjadi 117 pada tahun 2010, sebelum menurun pada tahun lalu.

Jumlah korban kumulatif membantu merobohkan Al-Qaeda bahkan para analis CTC akhirnya menemukan seorang jejak kurir yang membawa mereka untuk mengakhiri nyawa bin Laden di Abbottabad, Pakistan.

Roger tidak muncul dalam salah satu gambar yang diambil di dalam ruangan situasi di Gedung Putih ketika bin Laden tewas Mei lalu. Para pejabat mengatakan bahwa ia tetap berada di kantor pusat CIA dan hampit membiarkan dirinya bersorak kegirangan.

Untuk semua fokus operasi “kinetik” selama masa jabatan Roger, ” dia yakin bahwa ini bukan perang Anda akan bisa membunuh seseorang dengan cara anda,” kata mantan rekannya. Baginya, “Tidak ada akhir yang terlihat.”

Ketika operasi bin Laden selesai, ia melangkah ke luar untuk merokok.

Staf Penulis Julie Tate memberikan kontribusi untuk laporan ini.

Sumber : The New York Times

http://www.washingtonpost.com/world/national-security/at-cia-a-convert-to-islam-leads-the-terrorism-hunt/2012/03/23/gIQA2mSqYS_print.html

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*