Anggaran belanja pegawai yang dibayarkan kepada pejabat negara dan Pegawai Negeri Sipil (PNS) di 2012 ternyata mencapai Rp 215 triliun. Jika dihemat sampai 10%, setidaknya bisa memperkuat anggaran subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM).
“Anggaran belanja pegawai di APBN 2012 sebesar Rp 215 triliun, tampaknya tidak ada perubahan pada RAPBN-P 2012, jadi kalau 10% dipotong, anggaran bisa dihemat,” kata Wakil Ketua Komisi XI Harry Azhar Azis ketika dihubungi, Selasa (27/3/2012).
Dijelaskan Harry, ketika bicara penghematan maka angka 10% dari Rp 215 triliun ini bisa mencapai Rp 21,5 triliun yang ternyata lebih tinggi dari penghematan yang dilakukan untuk Kementerian/Lembaga (K/L). Tetapi penghematan belanja K/L itu, menurut Harry umumnya kembali menjadi K/L versi lain, misalnya untuk belanja alutsista atau senjata atau yang lain.
“Karena itu saya tetap usulkan agar penghematan yang diperoleh dari potongan gaji pejabat negara dan PNS golongan I dan II harus dialokasikan langsung ke infrastruktur pedesaan,” ungkapnya.
Dijelaskan Harry, pengeluaran besar anggaran negara memang terletak di tunjangan dari gaji pokok para PNS dan pejabat negara tersebut. “Dan penghematan potongan itu sebaiknya dialokasikan juga nantinya untuk infrastruktur padat karya pedesaan sehingga orang miskin pedesaan memperoleh manfaat pekerjaan dan income selama satu tahun,” ungkap Harry.
Sebelumnya, Politisi Partai Demokrat, Sutan Bhatoegana membenarkan jika harga BBM bersubsidi saat ini tidak naik, maka Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) akan semakin berat dan keuangan negara makin tidak sehat (defisit). Dampak salah satunya bisa jadi gaji para pejabat negara sampai Pegawai Negeri Sipil (PNS) dipangkas. (detikfinance, 27/3/2012)