Laju inflasi pada 2012 dapat mencapai angka 8,5 persen apabila pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi pada April mendatang.
“Inflasi paling buruk pada kisaran 8 persen hingga 8,5 persen,” ujar pengamat ekonomi Aviliani saat ditemui di Jakarta, Selasa (27/3).
Menurut Aviliani, kenaikan harga premium dan solar bersubsidi akan menyumbang inflasi sebesar 1,7 persen hingga 2 persen.
“Kemungkinan terbaik, laju inflasi akan berada dalam kisaran 6 persen hingga 7 persen,” ujar Sekretaris Komite Ekonomi Nasional (KEN) itu.
Perkiraan laju inflasi yang diungkapkan oleh Aviliani tersebut masih dalam asumsi inflasi yang ditetapkan pemerintah dalam RABPN-P 2012 yaitu 7 persen.
Chairperson Ec-Think itu mengingatkan laju inflasi yang meningkat tinggi akibat kenaikan harga BBM bersubsidi harus diperhatikan pemerintah karena kemungkinan paling buruk yang ditimbulkan akan berpengaruh kepada kenaikan harga kebutuhan pangan.(mediaindonesia.com, 27/3/2012)