HTI Press. Tidak lama lagi, rencana kenaikan BBM menemukan kejelasannya. Perlawanan terhadap kezaliman penguasa terus bergulir. Hingga hari ini, Makassar masih membara oleh aksi-aksi jalanan yang di motori Mahasiswa. Jika di beberapa titik aksi, asap membubung dan bau ban masih menyengat, maka berbeda dengan kegiatan yang berlangsung di Monumen Mandala siang ini (30/3). Untuk kesekian kalinya, Hizbut Tahrir Indonesia mempelopori gerakan massa non kekerasan yang justru jarang di temukan dalam aksi-aksi penolakan kenaikan harga BBM.
Bertemakan “Syariat Islam menjawab kisruh BBM” HTI Sulsel menggelar Tabligh Akbar yang di hadiri oleh ratusan Ummat Islam dari berbagai penjuru kota. Ust. Fauzan mengawali tausyiah pertama dengan judul pemaparan Liberalisasi Migas Pangkal kenaikan BBM. Beliau menjelaskan bahwa APBN bukanlah pangkal naiknya BBM, tetapi liberalisasi Sumber Daya Alam termasuk Migas. Pelbagai fakta kerusakan yang terjadi selama ini bermuara pada satu pusaran yakni penerapan sistem kapitalisme.
“kalaupun BBM tidak jadi naik, perjuangan tidak akan surut! Negeri ini membutuhkan perubahan sistemik, tegaknya sistem islam dan hengkangnya sekularisme juga kapitalisme.” Ungkapnya.
Tausyiah kedua di lanjutkan oleh KH. Syamsuddin Latief mengangkat judul, Pengelolaan BBM dengan Syariat Islam. Selain berbicara pengelolaan, dalam kesempatan ini beliau mengombinasikan antara fakta kebobrokan penguasa dengan tafsir surah Al-An’am:153. Persoalan korupsi yang menyebabkan pemborosan APBN pun tak lepas dari pemaparannya. tak lupa pula beliau mengingatkan, siapa saja yang menaikkan harga BBM, merekalah orang yang zalim. Dan siapa saja yang menyetujui itu, mereka termasuk pula di dalamnya.
“lihatlah di setiap pemilu. Mereka beretorika dengan baik. Tapi lihatlah pula apa yang telah terjadi sekarang. Inilah yang orang katakan, ucapannya santun… tapi tindakannya Fir’aun!” ucapnya saat menyoroti kelakuan elit penguasa.
KH. Syahrir Nuhun, Lc., M. Th.I menjadi orang ketiga yang menempati podium. Mengantarkan judul materi Khilafah solusi tuntas persoalan BBM, ustad Syahrir menunjukkan fakta kenaikan BBM sebagai imbas dari penerapan sistem ekonomi yang salah yakni ekonomi kapitalisme. Beliau kembali menjadikan sejarah kegemilangan Islam di masa Khilafah sebagai titik balik untuk bangsa ini agar selamat dari murka Allah Swt. Solusi satu-satunya adalah mengubur sistem kufur, kemudian di ganti dengan sistem islam dibawah institusi daulah khilafah islamiyah.
“kekayaan kelas atas hanya berputar di situ-situ saja, tidak pernah mengucur. Jangankan mengucur, menetes saja tidak!” imbuhnya.
Aksi berakhir sebelum Azan shalat Ashar berkumandang. Sebelumnya, tiga Da’i lain di antaranya: Ust. H. Mustari Ago (Mubaligh kota Makassar), Ust. Muis Karim (Pimpinan Ponpes Hararatul Iman), dan Ust. Dirwan Abd. Jalil (Humas HTI Sulsel), ikut memberikan Tausyiah.
Semarak tabligh Akbar kali ini kembali meneguhkan posisi Hizbut Tahrir sebagai garda terdepan perjuangan umat islam, hingga tegaknya Khilafah Islamiyah kelak. Insya Allah! [LI HTI Sulsel]
Orasi KH. Syamsuddin Latief
Wawancara dengan Media Humas HTI Ustadz Dirwan Abdul Jalil S.Hi
Ustadz. Syahrir Nuhung Membacakan Doa