Majalengka, HTI Press. Warga Majalengka bersama Hizbut Tahrir Indonesia DPD II Majalengka menolak kenaikkan harga BBM. Ungkapan warga tersebut dituangkan dengan ikut serta membubuhkan tanda tangan mereka di beberapa spanduk yang disediakan oleh para aktivis HTI, usai sholat Jumat, (30/03), di beberapa gerbang Masjid Al-Imam, Alun-alun Kota Majalengka.
Warga mulai dari anak sekolah, mahasiswa, para pemuda hingga orang tua, sangat antusias untuk membubuhkan tanda tangannya di atas spanduk yang berbunyi, “Kami menolak kenaikan harga BBM dan mendukung diterapkannya syariah & khilafah”.
Pembubuhan tanda tangan di atas spanduk yang disediakan oleh Hizbut Tahrir Indonesia DPD II Kab. Majalengka ini sebagai pemanasan sebelum digelarnya aksi masirah (longmarch) beberapa saat kemudian.
Dalam aksi masirah ini, Hizbut Tahrir Indonesia DPD II Majalengka bersama warga menolak kebijakan zhalim penguasa untuk menaikkan BBM serta liberalisasi migas, dan mendukung penerapan syariah dan Khilafah sebagai solusinya, Jumat, (30/03). Aksi massa yang berawal dari depan Masjid Al-Imam, Alun-alun Kota Majalengka itu berakhir di depan Masjid Tonjong, Majalengka.
Sebelum aksi dimulai, hadir juga perwakilan dari Polres Majalengka, memberikan sepatah kata apresiasi atas kegiatan amar makruf nahi mungkar yang dilakukan oleh Hizbut Tahrir Indonesia tersebut. Bahkan perwakilan dari tim negosiator Polres mendukung agar kemungkaran di muka bumi dapat dihapuskan.
Setelah dibuka oleh Ketua DPD II HTI Majalengka, para peserta yang terdiri dari laki-laki dan perempuan tersebut berjalan menulusuri jalan-jalan kota Majalengka menuju pertigaan Tonjong.
Sambil meneriakkan yel-yel, serta tahlil, para peserta aksi masiroh melambai-lambaikan panji-panji al-liwa dan ar-royah. Mereka juga membawa sejumlah poster dan spanduk. Diantaranya bertuliskan, “Menaikkan Harga BBM = Cermin Kebijakan Pemimpin Boneka”, “Tolak Kenaikan Harga BBM!! Terapkan Syariah!”, “Harga BBM Naik Sempurnakan Liberalisasi Migas, Cermin Kebijakan Pemimpin Boneka, “Tolak Sekularisme Kapitalisme Sumber Kerusakan”, dan “Tegakkan Khilafah”.
Hadir sebagai orator diantaranya, Ust. Nurhilal Ahmad, MSi (DPD I HTI Jabar) dan Obay Sobari, M.Pd. (Tokoh Masyarakat), yang menyampaikan orasinya sepanjang jalan. Ustadz Nurhilal menjelaskan bahwa kebijakan untuk menaikkan harga BBM yang dilakukan penguasa, penuh dengan kebohongan, zhalim dan khianat.
Ia menegaskan, kenaikkan harga BBM yang dilakukan pemerintah bukanlah untuk kepentingan rakyat, tetapi demi kepentingan asing. “Menaikkan harga BBM dan kebijakan apapun yang bermaksud untuk meliberalkan pengelolaan sumber daya alam khususnya migas merupakan kebijakan yang bertentangan dengan syariat Islam,” tegasnya.
Sementara itu, Obay Sobari, mengingatkan warga, baik para pedagang, sopir, termasuk para polisi yang mengawal aksi, bahwa sumber-sumber minyak yang ada di negeri ini adalah milik rakyat, milik kita semua, Penguasa tidak berhak untuk memberikannya kepada asing. Ia menilai rezim penguasa sekarang zhalim, serta telah gagal untuk menyejahterakan rakyatnya. Ia menyerukan warga untuk menegakkan syariah dan khilafah sebagai solusinya.[]