Kampanye Pengusiran dan Penangkapan Terhadap Kaum Muslim di Prancis

Otoritas Prancis mengumumkan pada hari Senin (2/4) tentang pengusiran dua orang di antara kelompok Islamis dari Prancis. Otoritas juga mengungkapkan niatnya untuk mengusir tiga orang lainnya dalam waktu dekat, termasuk kampanye penangkapan massal, yang menargetkan kelompok-kelompok dan jaringan Islam menyususl serangan di kota Toulouse.

Menteri Dalam Negeri Prancis, Claude Gyan mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa langkah-langkah ini datang dalam “rencana segera untuk mendeportasi sejumlah orang yang digambarkannya sebagai kelompok “militan Islam”. Ia menekankan bahwa pemerintahnya tidak akan mentolerir dalam hal ini.

Pernyataan itu menambahkan bahwa salah satu Islamis yang dideportasi adalah asal Aljazair yang diyakini terkait dengan serangan yang terjadi di kota “Marrakesh” di Kerajaan Maroko pada tahun 1994, termasuk salah seorang imam dari Mali yang juga telah dikembalikan ke negaranya, setelah ia dituduh membuat pernyataan anti-Semitisme dan Barat, ketika menyampaikan ceramah agamanya.

Pernyataan itu juga menyinggung bahwa akan dideportasi tiga Islamis lainnya dalam waktu dekat, yang salah satunya seorang imam asal Arab Saudi, kedua asal Tunisia dan yang ketiga seorang iman asal Turki.

Presiden Prancis, Nicolas Sarkozy mengatakan dalam pernyataan untuk radio “Europe 1” pada hari Jumat, tentang penangkapan 19 orang Islamis, selama operasi penggerebekan di sejumlah kota Prancis. Dikatakan bahwa hal itu dilakukan “tidak terkait dengan kasus di Toulouse saja, namun dilakukan di seluruh wilayah negara.” Ia mengatakan bahwa hal ini dilakukan terkait dengan kelompok “Islam radikal”, dan negaranya konsisten dengan keadilan, katanya.

Operasi keamanan itu dilakukan seminggu setelah kematian Muhammad Murah, tersangka dalam pembunuhan tujuh orang melalui serangan berbeda di kota “Toulouse”. Para pejabat tinggi Prancis mengatakan bahwa operasi keamanan berlangsung di Toulouse, Marseille, Lyon, Nantes, dan daerah lain di pinggiran Paris.

Sarkozy, yang bersiap untuk bertarung dalam pemilihan masa jabatan presiden yang kedua, menegaskan bahwa operasi yang mengakibatkan tertangkapnya 19 orang itu dilakukan melalui keputusan menteri luar negeri dan dalam negeri. Dikatakan bahwa pasukan keamanan-dalam operasi yang targetnya dibatasi hanya untuk kelompok dan jaringan Islam-telah menyita sejumlah unit senjata, termasuk senapan Kalashnikov.

Ia mengatakan bahwa operasi lainnya akan terus dilakukan dalam hal apapun. Sehingga hal ini akan memungkinkan kami untuk mengusir sejumlah orang yang tidak diperlukan kehadirannya di wilayah kami.

Prancis, pada hari Kamis, telah melarang empat ulama kaum Muslim untuk memasuki wilayahnya, guna berpartisipasi dalam forum tahunan bagi kaum Muslim Eropa, yaitu: Syaikh ‘Aidh Al-Qarni, Syaikh Abdullah Bashfar, Dr Safwat Hijazi dan Syaikh Ikrimah Sabri. Di mana beberapa hari sebelumnya, ketua Persatuan Ulama Muslim Internasional, Dr Yusuf al-Qaradhawi juga dilarang memasuki wilayah Prancis (islamtoday.net, 2/4/2012).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*