HTI Press. Pada hari Ahad 8 Februari 2012 bertempat di Masjid Agung Baitussalaam, pusat kota Purwokerto, HTI DPD II Banyumas menggelar acara perdana Kajian Rutin Intensif Ekonomi Islam dengan tema bulan ini “Pengantar Memahami Ekonomi Islam“. Acara tersebut diisi oleh pemateri Ustadz Abdurrohman, SH dan Ustadz Hanif Al-Fasiry (DPD II HTI Banyumas). Acara diselenggarakan pada pukul 08.30 hingga 11.30 wib. Peserta yang datangpun tampak antusias, hal ini bisa dilihat dari kedatangan jumlah peserta yang berjumlah lebih dari 100 orang, ikhwan-akhwat, dari berbagai latar belakang sosial.
Tema kajian rutin yang diselenggarakan oleh HTI Banyumas ini sangat menarik yaitu bagaimana kita memahami tentang sistem ekonomi Islam. Hal yang menjadi alasan banyaknya peserta yang menghadiri acara ini adalah ingin mengetahui Islam sebagai problem solving atas berbagai persoalan sosial-ekonomi yang terjadi pada perekonomian global khususnya kondisi perekonomian yang terjadi di Indonesia. Kondisi perekonomian negeri-negeri muslim khususnya Indonesia saat ini sedang kacau. Hal itu disebabkan oleh sistem yang diterapkan adalah sistem kapitalisme. Sistem kapitalisme menjadi penyebab timbulnya kesenjangan ekonomi yang amat lebar dalam kehidupan masyarakat.
Pilar penting bagi suatu negara adalah sistem ekonomi. Para ekonom Kapitalis tidak membedakan antara ilmu ekonomi dengan sistem ekonomi. Sedangkan Islam membedakan antara ilmu ekonomi dan sistem ekonomi. Karena sistem berkaitan dengan cara pandang atau ideologi tertentu. Berdasarkan fakta, ada tiga sistem ekonomi di dunia ini yaitu sistem ekonomi kapitalisme, sosialisme dan Islam.
Ekonomi kapitalis tegak dengan tiga kerangka dasar yaitu Kelangkaan (scarcity) barang dan jasa terkait dengan kebutuhan manusia, Nilai (value) suatu barang yang diproduksi, dan Harga (price) serta fungsi yang dimainkannya dalam produksi, konsumsi dan distribusi. Menurut mereka, barang-barang dan jasa yang ada di dunia ini tidak cukup untuk menghidupi semua penduduk dunia. Padahal faktanya saat ini ada 1 milyar manusia kelaparan, dan pada saat bersamaan ada 1,5 milyar manusia yang mengalami obesitas (kegemukan). Amat kontradiktif. Juga bagi mereka harga adalah alat pengendali tunggal; sehingga yang mampu membayar akan bisa mendapatkan yang dibutuhkannya, sedangkan yang miskin tidak berhak untuk mendapatkan yang dibutuhkannya.
Sistem ekonomi Islam hadir sebagai problem solving atas persoalan tersebut. Karena sistem ekonomi Islam dalam impelementasinya bersandarkan pada aturan Allah SWT yang Mahasempurna. Sistem Islam mengatur bagaimana pola pendistribusian kekayaan negara secara adil kepada seluruh masyarakat, muslim dan non-muslim, menghilangkan kemiskinan dan memakmurkan masyarakat. Sehingga dalam sejarah peradaban Islam tidak ada kesenjangan ekonomi dalam kehidupan masyarakat.
Pada acara ini peserta yang hadir sepakat bahwa Islam sebagai sistem menjadi solusi riil atas berbagai persoalan yang ada. Umat semakin merindukan peradaban Islam yang sesuai dengan Syariah-Nya dalam bingkai Khilafah ‘alaa Min hajin Nubuwwah. Kajian rutin ini merupakan ajang edukasi intensif langsung kepada masyarakat Purwokerto mengenai bahaya ekonomi kapitalisme sehingga masyarakat akan sadar dan menolak aneka agenda liberalisasi ekonomi yang dilakukan oleh kaum Kapitalis serakah. Semoga Kita tetap berada dalam keistiqomahan berjuang di jalan-Nya…Allahu Akbar!!![]HTI-Bms
Berikut ini foto-fotonya: