HTI Press. “Aneh kalau ada ulama yang menolak khilafah, seperti juga aneh kalau ada ayam yang menolak dikasih beras atau gabah, lho itu kan hidup matinya mereka,” ungkap Mudir Ponpes Ar Risalah KH Dr Saiful Hadi Ma’afi saat silaturahmi dengan pengurus DPD II HTI Lubuk Linggau, Ahad (8/4) di Ponpes Ar Risalah, Lubuk Linggau, Sumatera Selatan.
Menurut Saiful Hadi, ulama yang menolak penegakan kembali khilafah lantaran telah teracuni filsafat. “Sehingga para ulama lebih senang membenarkan bahkan membela sistem pemerintahan republik, padahal ini adalah pemikiran Plato atau Aristoteles yang nota bene adalah orang kafir, sementara ayat Al-Qur’an dan hadits yang tegas menerangkan tentang sistem pemerintahan khilafah malah ditolak,” bebernya.
Saiful Hadi pun melanjutkan otokritiknya kepada para ulama dengan mengatakan bahwa faktor lain penyebab ulama menolak khilafah adalah paham materialisme atau kebendaan yang melanda para ulama.
“Al wahn atau cinta dunia ini terjadi di kalangan ulama, kalau bukan ulama, kita mungkin masih bisa maklum, tapi ini terjadi dikalangan ulama, sehingga wajar kalau masyarakat awam yang tidak memiliki ilmu agama semakin gila-gilaan mengejar materi,” keluhnya.
Karena itu, Saiful Hadi pun mendesak agar HTI Lubuk Linggau segera melakukan sosialisasi tentang perjuangan penegakan khilafah di kalangan ulama dan pesantren lainnya di Lubuk Lingggau dan Kabupaten Musi Rawas Provinsi Sumatera Selatan.
“Apa yang dipaparkan oleh DPP HTI minggu lalu di Palembang sangat mencerahkan, dan hal tersebut sangat mendesak untuk disampaikan kepada para ulama,” ungkapnya sembari menawarkan diri agar pesantren yang diasuhnya dijadikan tuan rumah pada acara pertemuan ulama berikutnya.
Tentu saja tawaran tersebut disambut dengan senang hati oleh delegasi HTI Lubuk Linggau yakni Ustadz Supartono, MSi (Ketua DPD II HTI Lubuk Linggau); Ustadz Mahmud Jamhur, SP; Ustadz Eko Prabowo, SPd dan Ustadz Syarkowi, SPd.[]LKU-LLG
Kalau ada ulama menolak Khilafah berarti dia ulama suu’, ngaku-ngaku ulama tapi mamlu-ah bilkhidzbah.
Subhanallah… kami manyambut seruan kyai,, di lubuklinggau.