HTI Press. Surat kabar “Al-Ahram” pada edisi 6/4/2012 mengutip pernyataan Presiden entitas Yahudi Simon Peres yang mengatakan bahwa pariwisata di Mesir akan berhenti jika ada larangan pakaian renang dan bikini. Ia mengatakan bahwa ketika tidak adanya sumber eksternal lain, maka Mesir dapat mengandalkan pariwisata untuk menyelamatkan perekonomian, yang akan menjadi solusi internal, sehingga para pemudanya akan kembali menemukan lapangan pekerjaan bersama dengan rencana ini. Artinya, bahwa Presiden entitas Yahudi ini khawatir bahwa rakyat Mesir akan menemukan rencana untuk menyelamatkan negara mereka dan ekonomi mereka, sebab revolusi itu dilakukan atas dorongan naluriah melawan ketidakadilan, penindasan dan penghinaan oleh rezim Hosni Mubarak dan para anjing penjaganya, sementara rakyat Mesir belum memiliki rencana atau program perubahan yang komprehensif.
Pada saat yang sama, ia mengatakan bahwa “Israel” tidak boleh intervensi dalam urusan Mesir, atau bahkan sekedar mengekspresikan kepuasan dan kesenangan atas hasil dari situasi yang terjadi di Mesir inipun juga tidak boleh. Padahal tindakannya ini merupakan bentuk intervensi terhadap urusan Mesir, namun ia meminta untuk tidak melakukan intervensi. Presiden entitas Yahudi ini tampaknya percaya diri bahwa ia mampu menyesatkan rakyat Mesir, sebagaimana ia mampu menyesatkan Hosni Mubarak dan kelompoknya, bahwa ekonomi Mesir tergantung pada pariwisata.
Rakyat Mesir mulai menemukan bahwa mereka memiliki kemampuan finansial yang besar. Mereka tidak membutuhkan pariwisata pakaian renang dan bikini yang datang dari Yahudi, yaitu kaum tidak mencegah perbuatan munkar dan penyebaran amoralitas, kecuali uang dalam jumlah besar yang telah dicuri oleh Hosni Mubarak dan para anjing penjaganya, yang sejauh belum dikembalikan kepada rakyat Mesir. Selain itu, Mesir memiliki potensi untuk menjadi negara industri besar, dan ini tergantung pada keputusan politik yang tengah dinanti oleh para pemilik potensi untuk menggunakan setiap potensi dan kemampuannya guna menciptakan revolusi industri di negeri ini.
Di sisi lain, ketika Omar Suleiman, kepala intelijen rezim yang telah digulingkan mengumumkan pencalonannya sebagai presiden, maka entitas Yahudi tidak mampu menyembunyikan kegembiraan dan kesenangannya, sebab mereka tahu persis bahwa orang itu yang dulu telah menawarkan pelayanan terhormat, khususnya yang berkaitan dengan Gaza, di mana ia telah memperlakukan para pemimpin Hamas dengan kasar dan tidak sopan untuk kepentingan entitas Yahudi. Termasuk mantan Menteri Ben-Eliezer, yang begitu nampak senang dengan seorang teman dari rezim korup. Bahkan ia mengumumkan sebagai hari bergabung ketika ia melihat Hosni Mubarak dikurung di penjara ruang sidang untuk pertama kalinya pada tahun lalu (kantor berita HT, 17/4/2012).