Dari Aqiqah hingga Bongkar Makar RUU Gender

HTI Press. Ada yang spesial pada Ahad, 22 April 2012 di Kecamatan Periuk, Kota Tangerang. Spesial, karena malam itu diselenggarakan dua agenda sekaligus yang hampir bersamaan. Agenda Aqiqah putri seorang syabab Hizbut Tahrir dan agenda tabligh akbar hari besar Islam.

Agenda pertama, yaitu aqiqah memang agenda yang lumrah dan biasa dilakukan oleh kaum Muslimin. Namun, menjadi spesial manakala agenda aqiqah tersebut diisi dengan tausiyah yang isinya juga spesial. Acara yg diadakan usai shalat Isya tersebut menghadirkan Ustadz Fadil Yusuf (HTI Tangerang Pantura) sebagai penceramah.

Kepada tamu undangan, ia menjelaskan dengan gamblang cara Islam mengatur urusan anak, mulai dari pengaturan peran ayah dan ibu, hingga cara mendidik anak. Aturan-aturan tersebut terkategori aturan yang mengatur wilayah internal keluarga.

Namun, lanjutnya, ada faktor lain yang harus diketahui dan diwaspadai oleh kaum Muslimin karena bisa menghancurkan aturan wilayah internal keluarga.  “Yaitu adanya berbagai makar dari orang-orang kafir terhadap kaum Muslimin, yang salah satu wujudnya saat ini adalah adanya RUU Keadilan dan Kesetaraan Gender!” tegasnya.

Menurutnya, jika RUU ini disahkan, maka aturan Islam terkait keluarga bisa hancur karena RUU ini memandang Islam diskriminatif terhadap perempuan, contohnya aturan syariah terkait pakaian, larangan perempuan menjadi pemimpin negara, tanggungjawab keibuan, perkawinan, perwalian, nusyuz, waris, dll.

Maulid Nabi

Adapun agenda kedua adalah agenda Tabligh Akbar peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW yang diselenggarakan oleh Jamaah Masjid an-Nur, Periuk Jaya – Kota Tangerang yang menghadirkan dai, mantan artis sekaligus aktivis Hizbut Tahrir Indonesia yaitu Ustadz Hari Moekti.

Di hadapan sekitar seribu jamaah yang terdiri dari para ustadz, ustadzah, tokoh masyarakat dan warga pada umumnya, Kang Hari (sapaan akrab Hari Moekti) memberikan beberapa nasehat berharga.

Diantaranya, agar kaum Muslimin tidak mencontoh Abu Jahal yang begitu mengelu-elukan kelahiran Rasulullah dan mencintai Rasulullah dengan akhlaqul karimahnya, tapi menolak dan membenci Rasulullah tatkala Rasulullah membawa syariah Islam.

Saat ini banyak kaum Muslimin yang bersukacita dengan hari kelahiran nabi, dan mencintai Rasulullah dengan akhlaqul karimah Beliau SAW, tapi menolak syariah yang dibawanya.

Salah satu bentuk penolakan terhadap syariah itu diwujudkan dengan mendukung draf RUU Gender yang syarat dengan penentangan terhadap syariah Islam.[]Mabsus

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*