HTI Press. Palopo. Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Palopo Drs H Syarifuddin Daud, MA mengungkapkan betapa besarnya pengaruh liberalisme, sekularisme dan kapitalisme di sektor pendidikan.
Akibatnya kualitas pendidikan jauh dari nilai-nilai ketakwaan dan berbiaya tinggi sehingga menimbulkan pelacuran di kalangan pelajar.
“Sekarang ini banyak pemuda-pemudi Islam yang menuntut ilmu namun karena ekonomi yang lemah di tambah dengan besarnya biaya hidup akhirnya banyak pelajar yang menjual dirinya atau menjadi pekerja seks komersial,” ungkapnya dalam acara Seminar Regional Pendidikan: Peran Strategis Pendidik dalam Mencetak Generasi Berkualitas, Ahad (6/5) di gedung Merdeka Convention Hall Palopo, Sulawesi Selatan.
Menurutnya, kurikulum pendidikan pun tak memberi cahaya dalam hati generasi penerus Islam, lantaran sistem pendidikan sekuler telah menjadi landasan dalam pendidikan di Indonesia. Di tambah lagi porsi pendidikan agama Islam hanya 2 jam pelajaran dalam seminggu.
“Sementara terpaan budaya yang merusak hadir setiap jam bahkan setiap menitnya melalui tayangan-tayangan yang tidak mendidik, di negeri ini kita mayoritas namun tak mampu memberi warna kita hanya menjadi penonton di negeri sendiri,” keluhnya di hadapan sekitar 400 peserta seminar.
Dalam seminar yang diselenggarakan HTI Palopo tersebut hadir pula pembicara lainnya, yakni Guru Besar STAIN Palopo Prof Dr H Said Mahmud, Lc, MA dan Humas HTI Sulselbar Dirwan Abdul Djalil SHi.[]LI HTI Kota Palopo