Pengadilan Tinggi Islamabad, Selasa (16/5) meminta Departemen Dalam Negeri Pakistan untuk menghadirkan juru bicara Hizbut Tahrir pada 18 Mei, tanggal tetap untuk sidang berikutnya dari kasus ini. Pengadilan tinggi juga meminta pejabat kementerian tidak menyerahkan terdakwa ke agen intelijen asing .
Sebagaimana diberitakan http://www.nation.com.pk (16/5) , perintah itu untuk menindaklanjuti petisi tertulis yang diajukan oleh istri Naveed, Saadia Rahat, Hakim Agung Iqbal Hameedur Rehman mengeluarkan pemberitahuan itu kepada Direktur Jenderal-(Dirjen) Badan intelijen Pakitan (ISI) dan badan intelijen militer MI yang berbasis di Lahore. Istri Butt telah menyatakan badan keamanan menculik suaminya pada tanggal 5 Mei dan sejak itu suaminya telah menjadi sasaran penyiksaan.
Pengadilan Tinggi Islamabad meminta pejabat tinggi Intelijen Militer dan Inter-Services Intelligence (ISI) untuk menghadirkan juru bicara Hizbut Tehrir Naveed Butt sebelum pengadilan pada Mei 18. Dan meminta tidak menyerahkannya kepada badan-badan asing .
Naveed Butt sebagaimana diberitakan telah diculik sebelum sholat jumat (11/5). Para personil agen rahasia Pakistan, yang berpakaian preman, menangkap Naveed Butt, Juru Bicara Hizbut Tahrir Pakistan, di depan anak-anaknya yang masih kecil, ketika dia dalam perjalanan kembali ke rumah dengan anak-anaknya itu dari sekolah, kemudian mereka segera memasukannya ke dalam sebuah jip, dengan meninggalkan anak-anaknya di jalan.
Ini merupakan kejadian terbaru dalam serangkaian penculikan atas syabab Hizbut Tahrir yang dilakukan oleh lembaga yang diketuai oleh Jendral Kiyani, institusi yang dieksploitir oleh Kiyani sedemikian rupa seolah-olah mereka adalah para pengawal pribadinya untuk mengamankan tahtanya. Kiyani melakukan hal itu karena dia tidak memiliki satu kata kebenaran pun, karena Hizbut Tahrir secara konsisten terus menerus mengungkap jati diri dia sebagai boneka Amerika atas kasus Raymond Davis, serangan Amerika di Abbotobad, pemecatan para perwira militer angkatan bersenjata yang tulus yang menantang persekongkolan Kayani dengan Amerika, serangan NATO atas pos pemeriksaan Salala, pembukaan kembali jalur pasokan NATO bagi pasukan pendudukan di Afghanistan dan perniagaan yang dia lakukan dengan darah para pemuda di Siachen untuk menundukkan Pakistan atas India atas nama “normalisasi.”
Para tiran seperti Kiyani hanya menggambarkan satu kata protes, seperti seorang yang tidak memiliki izin, dan menuduh seseorang berkomplot sesuai agenda asing, sementara semua orang tahu bahwa mereka sendiri adalah produk agenda asing, yang duduk siang dan malam bersama orang-orang kafir, yang memerintahkan untuk melawan Allah dan Rasul-Nya dan melawan orang-orang beriman, dan untuk memenuhi kepentingan-kepentingan para penjajah kafir.
Kiyani dan para penguasa pengkhianat lain di Dunia Muslim harus tahu bahwa mereka tidak dapat mencegah barisan umat yang berdiri bagi tegaknya Islam dan negara Khilafah. Di seluruh Dunia Muslim, kaum muslim bangkit melawan para pengkhianat demi Islam dan mereka tidak akan kembali tidur atau merasa takut.(FW)
para penguasa komperador/antek-antek kafir dimanapun berada termasuk indonesia pasti cepat atau lambat akan tersungkur menggali kuburan sendiri, khilafah dihalang-halangi /tidak dihalang-halangi pasti akan tegak