Pakistan. HTI Press. Tidak terima suaminya diculik, istri Juru Bicara Hizbut Tahrir Pakistan Naveed Butt desak pemerintah Pakistan bebaskan suaminya. “Wahai Kayani, Gillani dan Zardari! Lepaskan Habibullah Saleem dan suami saya segera!” tulisnya, seperti dikutip HTI Press dari rilis Kantor Media Hizbut Tahrir Wilayah Pakistan tertanggal 15 Mei 2012.
Istri Naveed Butt menuding Kepala staf angkatan bersenjata Pakistan Jenderal Ashfaq Pavez Kayani, Presiden Pakistan Asif Ali Zardari dan Perdana Menteri Pakistan Yusuf Reza Gillani sebagai otak penculikan Naveed Butt dan seorang aktivis HT Pakistan Habibullah Saleem.
Jum’at (11/5) pukul 12.30 Naveed sedang menjemput anak-anaknya dari sekolah pulang ke rumah. Sebelum sampai pintu gerbang rumah, delapan sampai sepuluh orang pegawai dinas rahasia menyergapnya dan memasukkannya ke mobil van Suzuki, mobil yang biasa digunakan oleh dinas intelijen Pakistan, ISI.
“Kejadian itu terjadi di depan saksi-saksi mata tetangga kami,” tulisnya.
Saksi mata mengatakan bahwa salah satu mobil intelijen memotong jalan mobil Naveed dan dari mobil itu keluar delapan sampai sepuluh orang yang memakai seragam hitam-hitam bertuliskan “Keamanan -Security-“. Mereka didampingi oleh petugas resmi intelijen berpakaian seragam resmi Shalwaar Kameez warna putih polos.
“Kejadian itu membuat anak-anak saya ketakutan dan lari ke rumah sambil menangis. Anak-anak kami ada empat orang yang paling besar umur 10 tahun dan yang bungsu berumur dua tahun,” ungkapnya.
Ironi
Sejak 2003, pemerintah melarang keberadaan HT di negeri Muslim terbesar kedua di dunia tersebut lantaran HT mendapatkan kepercayaan masyarakat secara luas dan cepat, termasuk dari para tokoh masyarakat. Lepas dari semua itu, di sana tidak ada seorang Muslimpun yang tidak menghendaki satu Daulah Islam dengan satu pemimpin dari pada 57 negara.
“Karena ketakutan sangat dari Amerika terhadap penerimaan luas terhadap ide ini, maka Amerika mendektekan kepada kalian untuk melarang Hizbut Tahrir!” ungkapnya.
Sejak saat itu dinas rahasia mulai melakukan serangan tanpa henti termasuk penangkapan, pelecehan dan penculikan terhadap anggota-anggota Hizbut Tahrir termasuk Jubir HT Pakistan.
“Mereka telah berusaha menculik suami saya pada sejumlah kesempatan, dia pernah dikepung oleh aparat polisi yang mencoba menculiknya,” ungkap istri Naveed.
Ancaman itu terjadi di negeri Islam oleh dinas yang menyebut dirinya sendiri islami, yang seharusnya peran dan tugasnya adalah melindungi kaum Muslim dari musuh-musuh Islam dan kaum Muslim.
“Akan tetapi sungguh ironis, lembaga-lembaga itu justru bekerja seperti preman bayaran untuk melindungi penguasa-penguasa boneka Amerika seperti kalian. Sampai mereka memata-matai kaum Muslim dan menculik orang-orang mukhlis serta memenjarakan mereka dikarenakan mereka ingin menerapkan Islam secara penuh di Pakistan, padahal Pakistan adalah bumi yang tumbuh dengan sebutan Islam!” tegasnya.
Menurut istri Naveed, satu-satunya “kejahatan” orang-orang Muslim itu adalah bahwa mereka angkat suara demi Islam dan menyebarkan dakwah yang menjadikan kalimat Allah menjadi yang tertinggi di atas muka bumi ini dan dikarenakan mereka berjuang supaya Islam menjadi yang dominan atas seluruh dunia.[]joko prasetyo