Kairo- Seorang Uskup Koptik Mesir membuat marah para wanita Kristen di negara itu setelah dia mengatakan pada tanggal 18 Mei bahwa mereka seharusnya berpakaian lebih sopan, “seperti saudara Muslimah mereka” dan mengikuti teladan mereka, Guardian melaporkan awal pekan ini.
“Bunda Maria biasa memakai tarha (syal panjang yang menutupi rambut), mengapa anda tidak mengikuti contohnya dan menutup rambut?” kata uskup, yang merupakan salah seorang calon bagi kursi kepausan Gereja Ortodoks Koptik, mengatakan baru-baru ini.
Komentar itu tampaknya dibuat mengingat fakta bahwa sebagian besar perempuan Muslim di Mesir saat ini berkerudung, sementara para wanita Koptik baru-baru ini mengatakan bahwa mereka semakin sering dihina di masyarakat karena tidak menutupi rambut mereka, sesuai dengan cara berpakaian yang khas Islam.
“Wanita, Muslim dan Kristen, yang tidak menutupi rambutnya atau memakai pakaian berlengan setengah panjang menjadi sasaran ejekan, diludahi dan dalam beberapa kasus mendapat kekerasan fisik,” lapor koran itu.
Seorang wanita Koptik mengatakan kepada surat kabar Inggris bahwa dia, bersama dengan para perempuan Muslim yang tidak menutup rambut mereka, dimarahi oleh orang-orang yang lewat, dan mengatakan kepada mereka “Anda tunggu saja, orang-orang yang membuat anda menutupi rambut Anda dan membuat Anda tinggal di rumah akan datang dan tidak akan (ada) lagi penampilan kotor seperti ini. “
Peristiwa politik terakhir yang terjadi di Mesir setelah revolusi rakyat yang menggulingkan pemerintah otokrasi tahun lalu, telah menyaksikan peningkatan kehadiran Islam politik.
Setelah pemungutan suara pada akhir tahun 2011, para politisi Islam memenangkan kursi mayoritas di parlemen, sementara calon dari Ikhwanul Muslimin berhasil mencapai pemilihan presiden putaran kedua bulan depan.
Pemerintah terdahulu, yang dipimpin oleh presiden terguling Hosni Mubarak, dikenal telah sangat menekan Ikhwanul Muslimin dan melarang mereka masuk dalam urusan politik negara itu.
Kristen Koptik di Mesir, yang mencapai sekitar 10 persen dari jumlah penduduk yakni mendekati angka 85 juta, telah menunjukkan kekhawatiran pada prospek pemerintahan Islam di Mesir.
Kaum wanita Kristen mengungkapkan kemarahan mereka pada komentar Bishoy, uskup terebut, dengan melakukan protes pada kantor Patriarkat Koptik di Abbassiya pada tanggal 18 Mei yang juga dihadiri oleh 50 pria dan wanita. Para pengunjuk rasa percaya bahwa pernyataan uskup itu merupakan “instrumentalisasi politik bagi wanita Koptik,” lapor koran itu.
Bishoy dituduh oleh para wanita Koptik itu mencoba merayu kelompok Islamis “dengan menunjukkan bahwa dia bersedia mematuhi cara berpakaian mereka bagi wanita,” dalam apa yang mungkin akan dikenakan terhadap kaum wanita, di bawah hukum Syariah, jika Ikhwanul Muskimin memenangkan kursi presiden.
Namuun calon kelompok Islam, Mohammed Mursi, menghapus kekhawatiran tersebut pada minggu ini. Untuk menarik suara dari para wanita muslim yang tidak berkerudung dan wanita Kristen, Mursi mengatakan bahwa dia tidak akan memaksakan cara berpakaian wanita Muslimah jika dia memangku jabatan presiden.[] (Mediaumat.com–rz)