HTI Gelar Aksi Keprihatinan Nasional

akn-jakarta01.jpg akn-jakarta02.jpg akn-jakarta04.jpg

HTI-Press. Ada yang aneh di Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta pada hari Selasa (11/3). Pasalnya sebuah keranda mayat bertuliskan “Pemerintah Telah Mati” diusung dan diringi oleh ratusan massa yang membawa poster “Penguasa Menyanyi, Rakyat Mati”, “Stop Sengsarakan Rakyat”, “Kapitalisme Penghisap Darah Rakyat” dan sebagainya. Mereka adalah ibu-ibu dari kalangan masyarakat bawah yang bergabung bersama massa HTI yang sedang melakukan aksi Keprihatinan Nasional. Ya, pada hari itu HTI menggelar aksi keprihatinan nasional atas berbagai kondisi yang terus memberatkan beban masyarakat.

Innalillahi wa innailaihi rajiun. Pemerintah telah mati. Karena mereka abai dan angkat tangan terhadap urusan masyarakatnya. Padahal mestinya pemerintahlah yang bertanggungjawab terhadap semua urusan masyarakat” demikian ungkap korlap aksi, M. Shodiq Ramadhan ketika memulai aksi.

Menurut juru bicara HTI, H.M Ismail Yusanto, kondisi Indonesia sekarang ini sangat memprihatinkan. ”Penderitaan masyarakat semakin berat. Kelaparan, anak kurang gizi dan busung lapar terjadi hampir merata di negeri ini, angka kemiskinan dan pengangguran terus bertambah, kenaikan harga pada kebutuhan pokok masyarakat terus melambung, korupsi juga terus merajalela” ungkapnya. ”Itu masih ditambah dengan dengan rusaknya berbagai infrastruktur dan hancurnya lingkungan”, tambahnya.

Bagaimana peran pemerintah dalam menghadapi semua persoalan ini? ”Tampak sekali pemerintah tidak menunjukkan dirinya sebagai sebuah institusi yang wajib melindungi dan mengatur kesejahteraan rakyatnya. Hubungan pemerintah dengan rakyat sesungguhnya adalah hubungan antara yang mengurusi urusan rakyat dan rakyatnya. Karena itu, rakyat berhak untuk mendapatkan sandang, pangan, papan dan kebutuhan primer serta infrastruktur lain secara mencukupi. Jika pemerintah sudah tidak lagi mempedulikan urusan rakyatnya sendiri, dan tidak mau tahu dengan kesulitan yang dihadapi masyarakat, lalu kepada siapa rakyat harus mengadu? ” tanya Ismail dalam pernyataan sikap HTI yang dibacakannya.

Ismail juga menjelaskan bahwa Aksi Keprihatinan Nasional ini akan diadakan secara terus menerus sejak tanggal 11 hingga 19 Maret 2008 di kota-kota besar di Indonesia, seperti Medan, Padang, Pekanbaru, Palembang, Lampung, Bandung, Serang–Banten, Jogjakarta, Semarang, Solo, Surabaya, Malang, Banjarmasin, Samarinda, Balikpapan, Makassar dan Kendari. ”Aksi puncaknya akan kami adakan di depan Istana Negara Jakarta pada hari Ahad, 19 Maret” jelasnya pada wartawan. [fahmiy ramadhan]

Foto-foto Aksi:

akn-jakarta01.jpg

Jubir HTI, M. Ismail Yusanto membacakan pernyataan sikap HTI

akn-jakarta00.jpg

Bukti ‘matinya’ pemerintah

akn-jakarta02.jpg

Keranda mayat yang diusung oleh massa HTI

akn-jakarta03.jpg

Massa aksi mengelilingi Bundaran HI

akn-jakarta04.jpg

Massa HTI berjejer di luar Bundaran HI

akn-jakarta05.jpg

Sebagian ibu-ibu korban kenaikan harga kebutuhan pokok

akn-jakarta06.jpg

Sekjen Gema Pembebasan, Erwin Permana berorasi

akn-jakarta07.jpg

Ust. Wahiduddin (anggota DPP HTI) ikut memberikan orasi

akn-jakarta08.jpg

Ust. Wahidududdin, anggota DPP HTI

10 comments

  1. Kita memang sedang prihatin, keprihatinan kita selebihnya disebabkan oleh kelalaian pemerintah yang semestinya mengayomi kita. Terlebih lagi kelalaian terhadap Allah SWT sehingga Al Quran dan Sunnah pun diabaikan. Na’udzubillah…Lets back to syariah!
    =======================================
    INDONESIA GOES TO KHILAFAH

  2. pemerintah adalah tempat rakyat mengadu,dan mengurusi urusan rakyat,,,itu hanya teoritis yg baik dan sgt baik. kenyataannya Noooolll besar malah sebaliknya,rakyat bener-bener tertipu,untuk pemilu bagaimana klo seluruh rakyat Indonesia mogok utk tidak memilih wakil rakyat,bupati,gubernur atau presiden,bukan untuk mengajarkan golput.abisnya pemerintah tidak mau peduli ma rakyat,pedulinya hanya kalau mau dekat pemilu…

  3. Memang hrs terus-menerus mengingatkan pemerintah agar mereka mau melihat, mendengar, merasakan penderitaan masyarakat. HTI hrs jadi pioneer untuk mengubah kondisi yang carut-marur ini. Allahu Akbar.

  4. Terobosan lain untuk mengingatkan Penguasa terus dilakukan, salah satunya adalah aksi keprihatinan, subhanallah. Mudahan didengar oleh Penguasa yang saat ini ada (cuek dikatator ala bengis).

  5. Sigit Al Bantuli

    Lha wong namanya juga Pemerintah. Dari kata Peme-Perintah… jadi artinya tukang merintah. Suruh ini itu… suruh bayar pajak kek. suruh matuhin ini kek.. dan lain sebagainya. Kalau ada yang gak nurut ama aturannya di “penthungi”. Tapi kalau ada kesempatan menghisap darah darah rakyat ya udah di “sedot” sampai habis.

    Makanya gak heran yang jadi pemerintah perutnya Buncit karena kekenyangan. Rakyatnya buncit karena Beri beri… atau busung lapar… bener bener KEJAM

  6. Abu Sy@mil Al Pangandarani

    Saya merasa prihatin apa yang melanda rakyat negeri ini. sekaligus kasihan sama pemerintah, sebab peguasa yg mendzalimi rakyatnya, mencium wanginya surgapun diharamkan. Naudzubillah..

  7. luk-luk_men-men

    ndak cukupkah pemerintah melihat penderitaan n cobaan negri ini sebagai gamabran betapa arogannya mereka, baik kepada rakyat apalagi kepada ALLAH SWT. dengan meninggalkan Al Quran dan sunah.
    benar-benar mereka telah mati, hatinya!!!

    seperti vampir, mereka disetir orang-orang kafir menghisap keringat, air mata bahkan darah rakyatnya.

  8. iman ti bandung

    Juru bicara HTI, H.M Ismail Yusanto: “Jika pemerintah sudah tidak lagi mempedulikan urusan rakyatnya sendiri, dan tidak mau tahu dengan kesulitan yang dihadapi masyarakat, lalu kepada siapa rakyat harus mengadu?

    Ungkapan yang bikin dada kita sesak dan membuncah…
    Saatnya Khilafah Memimpin Dunia.

  9. Pokoknyamah Kite kudu Buru2 Tegakkin nyang namanye Khilafah…!!
    itu udah Penting banget dah……

  10. HanCuRLah NEGgriku,..
    NeGRi KaCuNG …!!!
    NEgrI ParA PECUNDANG…!!!!

    GANTI SISTEMNYA JUGA PEMERINTAHAN YG SEMAKIN
    KAPITALISTIK….. ====>>> DENGan SYARIAH DAN KHILAFAH..!!!

    NYOK bareng2 kite TegAGAkKaN KhiLAFaH ..!!!
    ALLAHU AKBAR ..!!!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*