“Innalillahi wa innailaihi rajiun. Pemerintah telah mati. Karena mereka abai dan angkat tangan terhadap urusan masyarakatnya. Padahal mestinya pemerintahlah yang bertanggungjawab terhadap semua urusan masyarakat” demikian ungkap korlap aksi, M. Shodiq Ramadhan ketika memulai aksi.
Menurut juru bicara HTI, H.M Ismail Yusanto, kondisi Indonesia sekarang ini sangat memprihatinkan. ”Penderitaan masyarakat semakin berat. Kelaparan, anak kurang gizi dan busung lapar terjadi hampir merata di negeri ini, angka kemiskinan dan pengangguran terus bertambah, kenaikan harga pada kebutuhan pokok masyarakat terus melambung, korupsi juga terus merajalela” ungkapnya. ”Itu masih ditambah dengan dengan rusaknya berbagai infrastruktur dan hancurnya lingkungan”, tambahnya.
Bagaimana peran pemerintah dalam menghadapi semua persoalan ini? ”Tampak sekali pemerintah tidak menunjukkan dirinya sebagai sebuah institusi yang wajib melindungi dan mengatur kesejahteraan rakyatnya. Hubungan pemerintah dengan rakyat sesungguhnya adalah hubungan antara yang mengurusi urusan rakyat dan rakyatnya. Karena itu, rakyat berhak untuk mendapatkan sandang, pangan, papan dan kebutuhan primer serta infrastruktur lain secara mencukupi. Jika pemerintah sudah tidak lagi mempedulikan urusan rakyatnya sendiri, dan tidak mau tahu dengan kesulitan yang dihadapi masyarakat, lalu kepada siapa rakyat harus mengadu? ” tanya Ismail dalam pernyataan sikap HTI yang dibacakannya.
Ismail juga menjelaskan bahwa Aksi Keprihatinan Nasional ini akan diadakan secara terus menerus sejak tanggal 11 hingga 19 Maret 2008 di kota-kota besar di Indonesia, seperti Medan, Padang, Pekanbaru, Palembang, Lampung, Bandung, Serang–Banten, Jogjakarta, Semarang, Solo, Surabaya, Malang, Banjarmasin, Samarinda, Balikpapan, Makassar dan Kendari. ”Aksi puncaknya akan kami adakan di depan Istana Negara Jakarta pada hari Ahad, 19 Maret” jelasnya pada wartawan. [fahmiy ramadhan]
Foto-foto Aksi:
Jubir HTI, M. Ismail Yusanto membacakan pernyataan sikap HTI
Bukti ‘matinya’ pemerintah
Keranda mayat yang diusung oleh massa HTI
Massa aksi mengelilingi Bundaran HI
Massa HTI berjejer di luar Bundaran HI
Sebagian ibu-ibu korban kenaikan harga kebutuhan pokok
Sekjen Gema Pembebasan, Erwin Permana berorasi
Ust. Wahiduddin (anggota DPP HTI) ikut memberikan orasi
Ust. Wahidududdin, anggota DPP HTI
Kita memang sedang prihatin, keprihatinan kita selebihnya disebabkan oleh kelalaian pemerintah yang semestinya mengayomi kita. Terlebih lagi kelalaian terhadap Allah SWT sehingga Al Quran dan Sunnah pun diabaikan. Na’udzubillah…Lets back to syariah!
=======================================
INDONESIA GOES TO KHILAFAH
pemerintah adalah tempat rakyat mengadu,dan mengurusi urusan rakyat,,,itu hanya teoritis yg baik dan sgt baik. kenyataannya Noooolll besar malah sebaliknya,rakyat bener-bener tertipu,untuk pemilu bagaimana klo seluruh rakyat Indonesia mogok utk tidak memilih wakil rakyat,bupati,gubernur atau presiden,bukan untuk mengajarkan golput.abisnya pemerintah tidak mau peduli ma rakyat,pedulinya hanya kalau mau dekat pemilu…
Memang hrs terus-menerus mengingatkan pemerintah agar mereka mau melihat, mendengar, merasakan penderitaan masyarakat. HTI hrs jadi pioneer untuk mengubah kondisi yang carut-marur ini. Allahu Akbar.
Terobosan lain untuk mengingatkan Penguasa terus dilakukan, salah satunya adalah aksi keprihatinan, subhanallah. Mudahan didengar oleh Penguasa yang saat ini ada (cuek dikatator ala bengis).
Lha wong namanya juga Pemerintah. Dari kata Peme-Perintah… jadi artinya tukang merintah. Suruh ini itu… suruh bayar pajak kek. suruh matuhin ini kek.. dan lain sebagainya. Kalau ada yang gak nurut ama aturannya di “penthungi”. Tapi kalau ada kesempatan menghisap darah darah rakyat ya udah di “sedot” sampai habis.
Makanya gak heran yang jadi pemerintah perutnya Buncit karena kekenyangan. Rakyatnya buncit karena Beri beri… atau busung lapar… bener bener KEJAM
Saya merasa prihatin apa yang melanda rakyat negeri ini. sekaligus kasihan sama pemerintah, sebab peguasa yg mendzalimi rakyatnya, mencium wanginya surgapun diharamkan. Naudzubillah..
ndak cukupkah pemerintah melihat penderitaan n cobaan negri ini sebagai gamabran betapa arogannya mereka, baik kepada rakyat apalagi kepada ALLAH SWT. dengan meninggalkan Al Quran dan sunah.
benar-benar mereka telah mati, hatinya!!!
seperti vampir, mereka disetir orang-orang kafir menghisap keringat, air mata bahkan darah rakyatnya.
Juru bicara HTI, H.M Ismail Yusanto: “Jika pemerintah sudah tidak lagi mempedulikan urusan rakyatnya sendiri, dan tidak mau tahu dengan kesulitan yang dihadapi masyarakat, lalu kepada siapa rakyat harus mengadu?
Ungkapan yang bikin dada kita sesak dan membuncah…
Saatnya Khilafah Memimpin Dunia.
Pokoknyamah Kite kudu Buru2 Tegakkin nyang namanye Khilafah…!!
itu udah Penting banget dah……
HanCuRLah NEGgriku,..
NeGRi KaCuNG …!!!
NEgrI ParA PECUNDANG…!!!!
GANTI SISTEMNYA JUGA PEMERINTAHAN YG SEMAKIN
KAPITALISTIK….. ====>>> DENGan SYARIAH DAN KHILAFAH..!!!
NYOK bareng2 kite TegAGAkKaN KhiLAFaH ..!!!
ALLAHU AKBAR ..!!!