Balikpapan. HTI Press. Pemerhati kontra teroris Harits Abu Ulya menyatakan adanya proyek deradikalisasi merupakan bukti ketakutan musuh-musuh Islam akan bangkitnya kembali khilafah.
“Deradikalisasi sekali lagi menjadi bukti ketakutan musuh-musuh Islam. Bila syariah Islam tegak, mereka takut tidak makan,” ujarnya, Rabu (6/6) di Pesantren Pusat Hidayatullah, Gunung Tembak, Balikpapan Timur.
“Bukankah mereka terbiasa makan dan minum yang tidak halal serta dari jalan yang tidak halal pula ? Bila khilafah tegak, mereka takut akan berlindung kepada siapa?” tanyanya di hadapan ratusan santri Hidayatullah.
Karena, lanjut aktivis Hizbut Tahrir Indonesia tersebut, khilafah akan membuat Amerika dan sekutunya tunggang langgang sebagaimana debu yang dihembuskan angin. Makanya proyek pesanan Amerika yang menguras dana APBN Indonesia hingga lebih dari 400 milyar ini digulirkan.
Direktur Komunitas Analis Islam Ideologis (CIIA) menegaskan dalam proyek ini cap stempel radikal akan diketok di kening umat Islam yang masih memakai dalil Sesungguhnya agama yang diakui disisi Allah adalah Islam. Diketok pula ke wajah ormas yang masih mendengungkan amal mulia amar ma’ruf nahi mungkar. Demikian pula ke para khatib yang masih melafadzkan ayat Tidak akan ridha kaum Yahudi dan Nashara hingga kalian (umat Islam) mengikuti millah mereka.
“Apalagi kepada organisasi yang terang-terangan memperjuangkan syariat Islam maupun memperjuangkan tegaknya khilafah Islam, tentulah label radikal tersebut menjadi semakin tebal” ungkapnya.
Dalam kuliah pagi tersebut nampak pula petinggi Hidayatullah setempat, di antaranya Ustadz Zaenuddin Musaddad (pimpinan ponpes); Ust Abdul Latief (dewan syuro) dan Ustadz Ghofar (Direktur STIS Hidayatullah).[]mq