DISKUSI PUBLIK “UMMAT RINDU SYARI’AH, UMMAT RINDU PERSATUAN”, (Siak-Riau Maret 2008)
“Saya memimpikan suatu hari dimana organisasi-organisasi Islam ini bisa duduk bersama dan terlebih lagi mengadakan suatu acara bersama-sama.” Itulah kalimat yang diungkapkan oleh salah satu tokoh organisasi Islam dalam pertemuan pertama berkumpulnya ketua-ketua organisasi Islam, dan diamini oleh ketua-ketua organisasi yang lain.
Ahad 2 Maret 2008, untuk pertama kalinya organisasi-organisasi Islam di Kabupaten Siak-Riau, tepatnya di kecamatan Tualang, mengadakan kerjasama mengusung sebuah acara Diskusi Publik. Bertempat di Masjid Al-Huda Km.4 Perawang, tidak kurang dari 400 orang menghadiri Diskusi Publik dalam rangka Refleksi Keruntuhan 84 Tahun Khilafah Islamiyah dengan tema : “Ummat Rindu Syari’ah, Ummat Rindu Persatuan”. Dua Belas Organisasi Islam yang bekerjasama yaitu, Muhammadiyah, Nahdhatul Ulama (NU), Hizbut Tahrir Indonesia (HTI), Badan Komunikasi Pemuda Remaja Mesjid Indonesia (BKPRMI), Majelis Dakwah Islamiyah (MDI), Ikatan Mubaligh IKPP (IKAMI), Pundi Zakat IKPP (PZI), Himpunan Remaja Islam (HIMRI), Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia (IPHI), Gerakan Pemuda Ansor (GP-ANSOR), Ikatan Da’i Indonesia (IKADI), dan Pondok Pesantren I’anatuth Thalibin.
Sebelum acara, mulai tanggal 21 Februari 2008 diberbagai titik strategis di kecamatan Tualang, terpasang spanduk pernyataan bersama yang isinya, “Ummat Rindu Syari’ah, Ummat Rindu Persatuan”, “Mari Bersama Melanjutkan Kembali Kehidupan Islam”, dan “Kami Rindu Syari’ah dan Khilafah Mempersatukan Ummat”.
Hadir sebagai pembicara pada acara diskusi publik tersebut KH.Abdurrahman Qaharuddin (Ketua MUI Kota Pekanbaru), Dr. Heri Sunandar (Akademisi UIN SUSQA), Ust. Zamroni Ahmad (DPP Hizbut Tahrir
Sungguh, opini bersama tentang Syari’ah dan Khilafah benar-benar bisa menyatukan ummat Islam terutama di kecamatan Tualang, Kab.Siak ini dan mengobati dada-dada ummat Islam yang hadir yang selama ini rindu akan tegaknya kembali syari’ah dan terwujudnya persatuan yang hakiki. Dan sungguh, saat yang dinantikan itu pasti terjadi, Tsumma Takuunu Khilafah ‘ala Minhajin Nubuwwah, Insya Allah.
Laporan dari Iwan, Perawang Siak Riau
DAURAH SYAR’IYYAH GURU SE-INDRAGIRI HULU RIAU
Gedung Dang Purnama kota Rengat Kabupaten Indragiri Hulu (Inhu) selama 2 hari, dari Kamis hingga Jumat (6 – 7 Maret 2008) tampak ramai dan meriah. Sekitar 180 orang dengan penuh semangat dan antusias mengikuti acara kajian Islam bertajuk Daurah Syar’iyyah Guru Se-Indragiri Hulu Provinsi Riau. Acara ini terselenggara hasil kerjasama Komite Penegakan Syariat Islam (KPSI) Kab. Inhu, DPD I HTI Riau, Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kab. Inhu, dan Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) Kab. Inhu. Adapun sebagai pelaksana lapangan adalah mahasiswa dari Polindra, STIE-I, dan STAI Inhu.
Para peserta daurah ini terdiri dari Kacab Dinas Pendidikan utusan kecamatan se- Inhu dan guru-guru SD/MI, SMP/MTs, SMU/K dan MAN perwakilan seluruh kecamatan se Kabupaten Indragiri Hulu.
Daurah yang bertemakan Dengan Daurah Syar’iyyah Guru Se-Inhu Kita Wujudkan Guru yang Menjadi Teladan Penerapan Syariat Islam di Tengah Masyarakat mengupas berbagai materi kajian seperti Aqidah, Syariah, Tarbiyah Islamiyah, Thariqah Dakwah hingga Problematika Umat.
Ketua PGRI Kab. Inhu, Haristo, MPd ketika membuka acara, menyatakan sangat mendukung dan menyambut baik kegiatan ini. Ia menekankan pentingnya para pendidik agar menjiwai profesinya sebagai guru pendidik. Menurutnya, pendekatan keagamaan oleh para guru yang telah mengikuti daurah sangat diharapkan bisa menjadi terobosan bagi pembinaan masyarakat khususnya di lingkungan anak didik. Hadir sebagai narasumber dalam daurah ini Ust. Ir. Farhan Suchail (Ketua Lajnah Tsaqafiyah HTI Riau), Ust. M. Fauzil Adhim, SPsi (Penulis produktif dan Praktisi Pendidikan dari Yogyakarta), dan Ust. Zulkifli M. Ali, Lc (Ketua Komite Penegakan Syariat Islam Sumbar).
Sementara itu, Sumrahardi selaku Ketua KPSI Inhu menjelaskan bahwa kegiatan semacam ini akan terus dilakukan dengan target peserta lainnya, yaitu dari kalangan birokrat dan pejabat di lingkungan Pemda. Karena, diakuinya bahwa pemahaman masyarakat tentang syariat Islam apabila didukung oleh para elite, tentunya proses perubahan menuju masyarakat yang Islamy bisa lebih cepat terwujud. Sebagai komitmen pembinaan umat yang berkelanjutan, pihaknya bekerjasama dengan ormas Islam telah merancang follow-up berupa kajian rutin terhadap peserta daurah. (FS)
“Saya memimpikan suatu hari dimana organisasi-organisasi Islam ini bisa duduk bersama dan terlebih lagi mengadakan suatu acara bersama-sama.”
Komentar: Mimpi itu sudah menjadi kenyataan…
Semoga kegiatan dakwah yang bervisi penegakkan khilafah dan syariah diikuti oleh kota-kota lain di Indonesia.
Para Akhi & Ukhti
Tetep semangat.
kami berjuang disini, antum berjuang disana,suatu saat nanti pasti kita akan bersama untuk selama-lamanya.
Allahu Akbar!
Alhamdulillah, Allahu Akbar, Luar Biasa. ….Saatnya meraih dukungan ummat
saya berharap umat islam seluruh dunia bisa bersatu kembali di bawah naungan Daulah Khilafah Islamiyah
mudah-mudahan dengan bertambahnya hari akan bertambah pula orang yang merindukan khilafah,supaya hidup kita diberkahi Allah.Amin
Allohu akbar, islam tetap dalam pangkuan negara ini. tidak ada satu pun orang yang memisahkan negara dan agama manyoritas.