Ribuan Massa HTI Menggelar Aksi Keprihatinan di Depan Istana

HTI Press. Sekitar lima ribuan massa dari Hizbut Tahrir Indonesia Ahad pagi (16/3) hingga siang melakukan aksi unjuk rasa di depan istana Presiden. Aksi ini diselenggarakan sebagai bentuk keprihatinan atas kondisi bangsa yang makin terpuruk. Massa yang datang dari daerah Jabodetabek itu berkumpul sejak pukul 08.00 di sekitar patung Kuda Monas, seberang gedung Indosat. Di antara mereka tampak ibu-ibu beserta bayinya, anak-anak dan para orang tua.

Pukul 09.00 para pengunjuk rasa kemudian berjalan menyusuri jalan yang mengelilingi Istana negara sepanjang lebih kurang 1 km. Sementara itu massa lain telah berkumpul di depan istana mendengarkan para orator. Teriakan takbir dan dan tahlil bergema menggetarkan bumi berpijaknya para demonstran di depan Istana itu. Sebuah sepanduk besar terpampang di depan panggung. Tertulis padanya,”Aksi Keprihatinan Nasional Hizbut Tahri Indonesia”. Tampak beberapa photo yang menggambarkan kondisi rakyat Indonesia yang ditimpa berbagai problem seperti kelaparan, penyakit, bencana alam, kurang gizi, kekeringan, kebodohan, pornografi, busung lapar, kemiskinan, korupsi, kriminalitas, pengangguran,biaya mahal dan bunuh diri.

Para demonstran juga tampak mengacungkan bendera Islam, sepanduk dan poster. Aspirasi yang tertulis di antaranya, ”Kapitalisme penghisap darah rakyat, ”Buang Kapitalisme, Tegakkan Syariat”, ”Turunkan harga sekarang juga” dan lainnya. Sementara itu cuaca pun yang tadinya sempat mau hujan, kembali cerah.

Ketua Gerakan Persaudaraan Muslim Indonesia (GPMI), Ahmad Sumargono mengatakan dalam orasinya, bahwa siapa pun tahu umat Islam jumlahnya terbesar di negeri ini. Namun ironis kondisi mereka sungguh sangat memprihatinkan. Itu karena kabinet di negeri ini bukan kabinet Islam. Itu sebabnya umat Islam harus melakukan perubahan.”Tiada jalan lain harus ada perubahan sistem,” ujarnya. Hal itu harus dilakukan karena sistem sekarang ini memang tidak beres.

Menurutnya berbagai bencana yang menimpa negeri ini terjadi karena umat Islam telah meninggalkan syariat Islam. ”Karena itulah syariat Islam dan kepemimpinan Islam harus ditegakkan,” ujar mantan anggota DPR dari Partai Bulan Bintang ini.

Sementara itu Munarman, S.H. mengatakan pemerintah berdosa membiarkan meninggalnya sejumlah orang karena kasus kelaparan. ’Pemimpin yang duduk di istana sana berdosa karena membiarkan ibu-ibu antri membeli minyak goreng, membeli minyak tanah, membeli beras, bahkan membiarkan mereka mati kelaparan,” ujarnya.

Menurut dia, penyebab itu semua karena pemimpin-pemimpin di seluruh dunia termasuk Indonesia mempercayai sihir-sihir dari kapitalisme. ”Mereka percaya dan yakin bahwa sihir dan janji kapitalisme itu mampu memakmurkan rakyatnya, tapi kenyataannya kita saksinya banyak orang yang mati kelaparan,” paparnya.

”Orang-orang yang mempercayai kapitalisme adalah orang-orang yang sesat mata dan pikirannya, mereka tidak pernah membaca tanda-tanda kekuasaan Allah, mereka adalah orang yang tidak percaya pada Al-Quran dan Hadist. Karena itu kita tidak akan bosan-bosan menunjukkan kepada mereka keunggulan peradaban Islam dengan berdirinya Khilafah dan Syariah Islam,” tegasnya disambut pekik takbir kaum muslimin.

Mantan ketua YLBHI itu mengajak kepada umat Islam untuk bangkit, karena jika tidak maka umat Islam akan terus dibodohi dan tetap seperti domba-domba bagi kapitalisme dan peradaban barat. Umat Islam harus terus berjuang dan menyambut syariat dan khilafah.

Hal yang sama disampaikan Kusfiyardi, Koordinator Koalisi Anti Utang, mengatakan pemerintah saat ini bertanggung jawab terhadap kemiskinan yang menimpat rakyat termasuk mereka yang mati akibat kelaparan. Ini ironis, karena pemerintah sebenarnya kaya dan punya banyak uang. ”Kita punya sumur minyak tapi dikasih ke asing, kita punya hutan dijual ke asing, kita punya tambang diserahkan ke asing, kita juga punya air diserahkan juga ke asing. Dan APBN juga disusun oleh asing untuk kepentingan asing,” ujarnya. Ini artinya pemerintah saat ini, lanjut dia, telah menjual kedaulatannya ke Washinghton.

”Karena itu sebagian tugas kita, saat ini untuk membela saudara kita umat Islam adalah tidak membiarkan pemerintahan yang dzolim tetap berkuasa,” tegasnya lagi.

Hizbut Tahrir Indonesia dalam pernyataan sikapnya yang dibacakan Ismail Yusanto, mengingatkan seluruh rakyat Indonesia, termasuk para pejabat dan para wakil rakyat yang mayoritas Muslim, bahwa sesungguhnya negeri ini tidaklah akan bisa keluar dari krisis yang membelenggu dan tidak akan mampu membebaskan diri dari segala kelemahan kecuali bila di negeri ini diterapkan syariat Islam secara kaffah, di bawah naungan Khilafah. ”Dengan syariah dan Khilafah itulah kita mengatur aspek ekonomi agar kesejahteraan sekaligus kemuliaan rakyat bisa dicapai, keamanan bisa ditegakkan, kedamaian bisa diujudkan dan kebahagiaan bisa dirasakan oleh seluruh rakyat, baik di dunia maupun akhirat,” ujar Yusanto.

Aksi keprihatinan nasional HTI ini berakhir Zhuhur. Setelah ditutup doa oleh Sekjen Forum Umat Islam, Muhammad Al Khaththath, massa kemudian membubarkan diri dengan tertib. Aksi itu sebelumnya telah dilakukan para aktivis HTI di sejumlah daerah di Indonesia.

[Abu Ziad]

Pemerintah Diminta Turunkan Harga Pokok

akn-jakarta.jpgJAKARTA, MINGGU – Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) menggelar aksi demonstrasi di depan Istana Merdeka Jakarta, Minggu (16/3), menuntut pemerintah agar segera menurunkan harga kebutuhan pokok yang terus merangkak naik. Aksi keprihatinan nasional tersebut diikuti sekitar seribuan orang, namun saat aksi berlangsung, demonstran lebih banyak mendengarkan orasi dari perwakilan mereka dengan sesekali mengucapkan takbir.

Secara bergantian perwakilan pengunjuk rasa menyampaikan orasi di atas panggung yang dipasang menghadap Istana Merdeka lengkap dengan pengeras suara yang disebar di sejumlah titik. Sejumlah poster yang mereka bawa di antaranya bertuliskan, “Turunkan Harga Sekarang Juga” dan “Stop Sengsarakan Rakyat”.

Ada pula dua spanduk besar satu berisi foto yang mengambarkan penderitaan rakyat dan spanduk lainnya bertuliskan “Rakyat Indonesia Menderita”. Peristiwa di Makasar dimana ibu hamil tujuh bulan dan anaknya berusia lima tahun meninggal dunia karena kelaparan juga turut diusung dalam spanduk.

Sekjen FUI, Muhammad Al Khathath dalam orasinya juga menyinggung kerusakan jalan di Jakarta. Dia menyebutkan bahwa akibat buruknya infrastruktur di Jakarta, dalam dua bulan ini terjadi 359 kecelakaan dengan 35 orang di antaranya meninggal akibat terperosok jalanan berlubang.

“Siapa yang harus bertanggung jawab jika jalan rusak?” tanya Khathath yang kemudian dijawab serentak “pemerintah” oleh para peserta unjuk rasa. Aksi tersebut berjalan damai dan tidak menimbulkan kemacetan arus lalu lintas di sekitar lokasi demonstrasi. (ANT)

Sumber: http://www.kompas.co.id

akn-jakarta.jpg

16/03/2008 12:12 Unjuk Rasa
Pemerintah Didesak Turunkan Harga

Liputan6.com. Jakarta. Kenaikan harga bahan pokok terus mengundang reaksi warga masyarakat. Seperti di Jakarta, seribuan massa Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) berunjuk rasa di lapangan Monumen Nasional, Jakarta Pusat, Ahad (16/pagi). Mereka mendesak pemerintah untuk segera menurunkan harga sembako yang membuat masyarakat makin terbebani di tengah kondisi ekonomi yang sudah sulit.

Selain menuntut penurunan harga, para pengunjuk rasa juga menyerukan kesetiakawanan dan solidaritas sosial. Hal ini dinilai HTI penting untuk membantu mereka yang membutuhkan hingga kasus gizi buruk dan kelaparan dapat dihindari.
(ADO/Radityo Wicaksono)

6 comments

  1. pengawalrevolusi

    kritik strategi jangka pendek, dan menengah pemerintah untuk mengatasi gejolak harga. Kebijakan itu relatif berpihak kepada pengusaha, memperpanjang rantai distribusi, tidak masuk akal terkait anggaran, dan rapuh.

    Berikut kutipannya:
    Presiden memaparkan, opsi jangka pendek yang akan diambil pemerintah adalah membuat kebijakan atau instrumen fiskal untuk mengurangi hambatan dalam tata niaga impor. Misalnya, pengurangan bea masuk, pengurangan tata niaga sebagi penundaan pemberlakuan syarat SNI, atau pemberian subsidi pada komoditas tertentu seperti minyak goreng dan
    kedelai.

    Opsi jangka menengah adalah peningkatan produksi pangan sehingga terjadi swasembada pangan dan mengurangi impor.

    #bagaimana meningkatkan swasembada pangan bila rantai distribusi terlalu panjang, dan petani lebih memilih menjual kepada tengkulak (harga beli BULOG lebih rendah dari tengkulak).

  2. Faruq al Cilacapy

    KAPITALISME biang keladi segala kerusakan di muka bumi…
    Segera terapkan syariat Islam secara kaffah melalui Khilafah Islamiyah…
    Insya Alloh, RAKYAT SEJAHTERA!!!

  3. Penumpukan harta pada sbgian kecil org dan mngabaikan yang sebagian besar,produksi barang dan jasa sebanyak-banyaknya dgn mengabaikan distribusi kpd smua, mengusahakan perut buncit krn isinya penuh dgn aneka macam makanan dan membiarkan perut sebagain yang lain buncit karena busung lapar…hmm this is capitalism (ga asyik)

  4. Apa yang diharapkan lagi dari pemerintah sekarang ini,,,?

    Saatnya Khilafah memimpin dunia…

  5. Asss…..

    Pamerintah sekarang tidak lagi mengurusi rakyatnya….
    so… Terapkan Syariah and Khilafah..sebagai pengganti Sistem Sekuler yang telah terbukti menyensarakan Rakyat
    ……

  6. iman ti bandung

    Benar kata Ust. Munarman, “Kita tidak akan bosan-bosan menunjukkan kepada mereka keunggulan peradaban Islam dengan berdirinya Khilafah dan Syariah Islam”

    Its Time Bomb 4 Revolution……

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*