Media Turki mengatakan 33 anggota tentara Suriah, termasuk seorang jenderal dan dua kolonel, telah tiba di negara itu.
Kantor berita Turki mengatakan lebih dari 33 anggota tentara Suriah telah membelot ke Turki dengan keluarga mereka di saat ketegangan meningkat antara kedua negara setelah Suriah menembak jatuh pesawat Turki.
Kantor Berita Anadolu mengatakan pada hari Senin (25/6) bahwa sekelompok orang yang terdiri dari seorang jenderal dan dua kolonel, menyeberang ke Turki semalam dan bermalam di sebuah kamp pengungsi dekat perbatasan.
Pembelotan itu merupakan pembelotan jenderal yang ke 13 yang mencari perlindungan di Turki sejak pemberontakan terhadap rezim Presiden Suriah Bashar al-Assad meletus 16 bulan lalu.
Ribuan tentara telah meninggalkan kesatuannya, namun sebagian besar merupakan anggota tentara tingkat rendah wajib militer. Tentara Pembebasan Suriah, yang merupakan pasukan pemberontak, sebagian besar terdiri dari para pembelot.
Turki, yang pernah menjadi sekutu dekat Suriah, menyerukan pertemuan luar biasa NATO hari Selasa setelah menuduh Damaskus menembak jatuh salah satu pesawat militernya di wilayah udara internasional.
Pemerintah Suriah telah membantah klaim itu; Jihad Makdissi, juru bicara kementerian luar negeri, mengatakan pada konferensi pers bahwa “pesawat perang Turki itu melanggar wilayah udara Suriah, dan akhirnya pertahanan udara Suriah membalas hingga pesawat jatuh di dalam perairan teritorial Suriah.”
“Apa yang terjadi adalah pelanggaran berat kedaulatan Suriah,” katanya. “Jika tujuan pertemuan [NATO] adalah untuk menenangkan situasi dan memajukan stabilitas, kita mengharapkan kesuksesannya … tapi jika bertujuan agresi, kita mengatakan bahwa wilayah udara, teritorial dan perairan Suriah adalah wilayah sakral bagi tentara Suriah, sebagaimana halnya wilayah udara, teritorial dan perairan Turki adalah sakral bagi tentara Turki. ”
Sanksi Tegas
Uri Rosenthal, Menlu Belanda, Senin (25/6) mengatakan bahwa Uni Eropa akan menghukum Suriah akibat jatuhnya jet Turki, tetapi tidak akan mendukung intervensi militer di Suriah.
Uni Eropa berencana untuk menambah pejabat resmi Suriah dan enam perusahaan dan instansi pemerintah dalam daftar sanksi termasuk lebih dari 120 orang dan hampir 50 entitas, kata seorang jurubicara. Pembekuan aset dan larangan perjalanan merupakan langkah pembatasan ke 16 oleh Uni Eropa yang akan diterapkan kepada pemerintah Assad. Tidak ada rincian yang tersedia pada identitas orang-orang yang ditargetkan.
Dalam perkembangan terpisah, pasukan Suriah menyerang pusat kota Homs pada Senin di tengah peringatan dari Tentara Pembebasan Suriah (FSA) atas adanya “pembantaian” di sana. Dewan Nasional Suriah (SNC), blok oposisi politik yang utama mengeluarkan imbauan darurat dari warga, yang mendesak bantuan internasional “sebelum semuanya terlambat.”
FSA mengatakan “Negara-negara Arab dan Negara-negara Muslim, negara-negara sahabat dan organisasi-organisasi internasional yang peduli, bertanggung tanggung jawab atas apa yang terjadi.
“Kota Homs mengalami pemboman terkuat dan paling keras dengan roket, artileri dan tank,” kata Dewan Agung Militer mengatakan dalam sebuah pernyataan. “Rezim Assad memperkuat pasukannya dengan lebih kurang 100 tank ke arah Homs … yang jelas menunjukkan niat untuk melakukan pembantaian terbesar dalam sejarah.” (aljazeera.com, 25/6/2012)