HTI Press. Surabaya. Sekitar tiga ratus pelajar dan mahasiswa longmarch dari Tugu Pahlawan menuju depan gedung DPRD Jatim untuk menolak program sosialisasi penggunaann kondom di kalangan pelajar, Selasa, (26/6).
Alasannya? “Dengan program ini, negara menjadikan generasi berkondom yang bertindak tanpa berpikir, menganggap kecabulan berkondom bukanlah kriminalitas,” tegas Muhammad Fakhrunnas, juru bicara aksi.
Ia pun mengatakan solusi atas seks bebas yang diambil Menteri Kesehatan yang baru, Nafsiyah Mboi, dengan cara kondomisasi bukanlah solusi tepat. “Maraknya ATM kondom, penyuluhan seks aman dengan berkondom, dan pembagian kondom gratis justru mengedukasi masyarakat agar tidak khawatir berlaku seks bebas,” ujarnya.
Aktivis Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) Surabaya ini menegaskan bahwa kebijakan kondomisasi sebenarnya merupakan kebijakan mahal dan cabul karena merangsang remaja untuk berzina dengan menggunakan uang rakyat yang tidak sedikit.
Massa pun menganggap kebijakan kondomisasi ini sekular, karena generasi seakan dipersilahkan untuk berperilaku seks tanpa terikat aturan Sang Pencipta. Kebijakan kondomisasi juga dianggap kapitalistik, karena hal ini akan menguntungkan dan sarat kepentingan para pebisnis kontrasepsi dan kondom. Selain itu, kebijakan mesum ini menjadi kran liberalisme karena tidak menganggap kebebasan berperilaku hingga zina sebagai suatu kebejatan moral.[] Faruq