PT Freeport Indonesia siap menggelontorkan investasi tambangnya di Papua hingga US$ 8 miliar-US$ 17 miliar atau hingga Rp 153 triliun dalam tiga tahun mulai 2016-2018.
Hal ini disampaikan oleh Senior Manager Freeport Urusan Hubungan Pemerintahan Yuni Rusdinar dalam diskusi di Hotel Interncontinental MidPlaza, Jakarta, Kamis (12/7/2012).
“Untuk tahun 2016-2018 Freeport menyiapkan US$ 8-17 miliar untuk investasi tambang. Saat ini tambang Freeport 10 ribu hektar, sedangkan jatah dari UU Pertambangan 25 ribu hektar,” ujar Yuni.
Dia mengatakan, sejak 1992 hingga 2011 Freeport telah membayar pajak US$ 13,8 miliar ke pemerintah Indonesia. Investasi yang telah dikeluarkan Freeport di Papua selama ini mencapai US$ 8,6 miliar. “Freeport berkomitmen untuk tidak mau menciutkan pertambangannya di Indonesia,” jelas Yuni.
Pada kesempatan yang sama, Vice President Freeport Indonesia Rini Ranti menyatakan, Freeport saat ini belum berkeinginan untuk membangun pabrik pengolahan tambang (smelter) di Indonesia. Alasannya harga barang hasil pengolahan tambang (smelting) tidak kompetitif.
“Selama ini Freeport punya saham 25% di smelter di Gresik bekerjasama dengan Mitsubishi. Harga pasaran dunia untuk smelting 18 sen/pon, tetapi kita jual smelting 56 sen/pon, jadi terlalu mahal,” jelas Rini. (detik.com, 12/7/2012)
Apakah BENAR jika
rumah kita didatangi tamu
lalu
si Tamu minta
agar KiTa
tidur diluar dengan dibayar Mahal
sedangkan
si Tamu menjadi
Pemilik Rumah KiTa…dengan mdapat Hak sbgmn seorang PEMILIK rumah??!!!
YANG mau BERFIKIR,
JELAS akan
Mengatakan TEGAS
TIDAK MAU..!!!
Enak di tamu, sengsara di kita
klw ga Berfikir Benar…
Apa Enakny dpt Pajak, klw EMAS SENDIRI kok harus BELI, MAHAL lagi!!!
Sekulerisme-Kapitalisme dengan Dolarnya telah menjerak Indonesia..
Buang Dolar, Buang Sekulerisme, Buang Kapitalisme..
ganti dengan
Syari’ah dan Khilafah
dengan uang Emas – peraknya,