Tidak Sholat Sekali, 1,3 Milyar Tahun di Neraka

Palembang, HTI Press. Ratusan umat islam dari berbagai daerah di Sumatera Selatan, Minggu (15/7) berkumpul di Pelataran Monumen Perjuangan Rakyat (Monpera) Palembang menghadiri Tarhib Ramadhan 1433 H yang dihelat Hizbut Tahrir Indonesia Kota Palembang.

Ketua Pelaksana Mirza Syafrian mengatakan tarhib yang digelar HTI Palembang dalam rangka menyambut datangnya bulan suci ramadhan 1433 H bertemakan Sambut Ramadhan, Kokohkan Iman T egakkan Syariah dan Khilafah.

Tarhib Ramadhan 1433 H juga untuk mengajak umat islam yang ada di Kota Palembang mempersiapkan diri menjalankan ibadah puasa. “Ibadah di bulan puasa akan dilipatgandakan pahalanya oleh Allah SWT, sehingga harus dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya.” Ujar Mirza.

Kegiatan tarhib diawali dengan pawai gembira dengan rute dari Masjid Muhammadiyah Talang Jawa Jalan Mayor Ruslan menyusuri Jalan Jenderal Sudirman dan berakhir di Monpera. “Tadi peserta jalan dari Masjid Muhammadiyah Talang Jawa  ke sini (Monpera). Di sini baru kita adakan acara tarhib antara lain nasyid anak-anak, aksi teatrikal, pembacaan puisi dan tausyiah.” Tambahnya.

Sementara itu Ketua DPD I HTI Sumatera Selatan Ustadz Mahmud Jamhur dalam tausyiahnya menyampaikan keutamaan bulan ramadhan dibandingkan bulan yang lainnya. “Barangsiapa yang berpuasa di bulan ramdhan akan dilipatgandakan pahalanya dan diampuni semua dosa yang telah lalu.” Ungkapnya.

Demikian juga barangsiapa yang berbuat maksiat akan dilipatgandakan dosanya. Misalnya meninggalkan sholat, di bulan biasa saja sekali meninggalkan sholat hukumannya 70 tahun neraka dan bila dikalkulasikan dengan hitung-hitungan akhirat dimana satu hari di akhirat sama dengan seribu tahun dunia maka satu kali meninggalkan sholat hukumannya sekitar 1,3 milyar tahun neraka apalagi di bulan ramadhan. “Itu baru meninggalkan sholat, apalagi meninggalkan syariat yang lainnya yang lebih besar  seperti menerapkan sistem ekonomi islam, sistem pemerintahan islam tentu dosanya  lebih besar pula.” Tambahnya.

Oleh karena itu Mahmud mengajak umat islam pada bulan ramadhan ini untuk semakin mengokohkan iman dan menaati  seluruh syariat islam. Namun syariat islam tidak mungkin terlaksana secara utuh tanpa adanya institusi khilafah islamiyah. “Maka wajib saat ini kita memperjuangkan tegaknya khilafah berdasarkan kaidah ushul suatu kewajiban tidak sempurna tanpa adanya sesuatu maka sesuatu itu menjadi wajib .” Katanya lagi.

Mahmud juga berpesan kepada para pejuang syariah dan khilafah agar menjadikan ramadhan ini sarana meningkatkan penyadaran masyarakat agar mau menegakkan syariah dan khilafah dengan perbanyak kontak tokoh dan rekrutmen.

Monumen Perjuangan Rakyat (Monpera) sebagai tempat acara berada tepat di jantung Kota Palembang terletak diantara Jembatan Ampera dan Masjid Agung Palembang. Monumen ini didirikan untuk mengenang perjuangan rakyat Palembang mengusir penjajah. Dan kali ini dijadikan tempat perjuangan syariah. Bahkan ada seorang peserta yang berseloroh Monpera: Monumen Perjuangan Syariah. []Yusmono Khoiri

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*