HTI Press. Rencana Kontes Miss Waria Tingkat Provinsi Kalteng pada hari ini, Ahad 15 Juli 2012 di Hotel Luwansa terus menuai penolakan dari berbagai daerah. Kemarin, Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) Kobar secara tegas menyatakan menolak keras dan meminta kepada pihak berwenang untuk membatalkan acara tersebut. “Sebagai bagian dari masyarakat muslim yang ada di Kalteng, HTI Kobar dan tentunya bersama ribuan umat Islam yang turut serta dalam pawai Ramadan secara tegas menolak kontes waria yang kabarnya akan diselenggarakan pada hari ini. Kami mengingatkan agar ke depannya, jangan sampai terbesit keinginan dari pihak manapun untuk menggelar kontes serupa di Kalteng dan Kabupaten Kobar pada khususnya,” tegas Ketua DPD II Hizbut Tahrir Indonesia Abu Nasir dalam rilis yang dikirim ke media seusai Tarhib (pawai) Ramadan bersama sekitar 1.500 umat Islam di Lapangan Tugu Istana Kuning, Pangkalan Bun, Ahad (15/7). Abu menuturkan kegiatan kontes waria merupakan perilaku menyimpang dari fitrah manusia dan bukan sebuah kewajaran. Dalam pandangan Islam, perilaku laki laki yang meniru gaya perempuan merupakan perbuatan haram dan merupakan kemaksiatan besar dalam pandangan Allah SWT. Abu menyitir hadist riwayat Bukhari yang menyatakan Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Sallam telah melaknat laki-laki yang menyerupai wanita dan wanita yang berpenampilan seperti laki-laki.
Untuk itu, dia meminta kepada semua pihak agar waspada dan mengkritisi rencana penyelenggaraan kontes waria. Terlebih lagi para penganut penyimpangan seksual ini sudah memiliki identitas komunitas yang biasa di sebut LGBT (Lesbian, Gay, Biseksual, Trans Gender). Jika dibiarkan berkembang, dikhawatirkan akan memicu tumbuh suburnya perilaku zina dan sodomi yang berdampak pada kehancuran keluarga dan tatanan kehidupan masyarakat.
Humas HTI Kobar Andri Saputra menambahkan alasan Hak Asasi Manusia (HAM) yang selama ini menjadi tameng bagi gerak komunitas nyeleh ini semakin menunjukkan bahwa HAM tidak pantas menjadi standar kebenaran sesuatu. “Sebab, atas nama HAM seseorang menjadi bebas berbuat apapun meski melanggar norma agama dan berdampak negatif bagi kehidupan masyarakat. Hal ini wajar karena ide HAM bersumber dari ideologi sekulerisme yang mengagungkan kebebasan mutlak dan menolak campur tangan agama dalam kehidupan,” urainya. Persoalannya, selama ideologi sekulerisme masih bercokol di negeri ini dalam wujud pemerintahan demokrasi berbasis HAM, maka selama itu persoalan sosial semacam komunitas LGBT akan terus muncul tanpa mampu dicegah. Agar persoalan ini menjadi tuntas, tidak ada pilihan lain kecuali dengan kembali pada sistem Islam yakni menerapkan syariah Islam dalam seluruh aspek kehidupan oleh institusi Negara Islam (Khilafah Islamiyah). Inilah ide utama yang diusung HTI Kobar khususnya dalam acara Tarhib Ramadan yang diikuti tidak kurang dari 1`.500 peserta dari berbagai kalangan meliputi ormas, pondok pesantren, kelompok sholawatan, sekolah, TPA dan masyarakat umum. Acara pawai dibuka dengan salam hangat Juru Bicara HTI Jakarta Muhammad Ismail Yusanto dalam bentuk Seruan Ramadan 1433 H yang dibacakan Humas HTI Kobar Andri Saputra. Dalam seruannya, HTI mengajak kaum muslimin agar dapat melaksanakan puasa Ramadan dengan optimal, penuh khusyu, dan ikhlas disertai penghayatan sehingga seluruh hikmah puasa dapat ditangkap dengan baik. Selain itu, suasana bulan Ramadan diharapkan mampu menambah kekokohan iman, semangat untuk berpegang teguh kepada Islam dan amar maruf nahi munkar demi terwujudnya kehidupan Islam yakni tegaknya Syariah dalam bingkai Khilafah Islamiyah.
HTI juga meminta kepada pemerintah untuk menjaga situasi selama bulan Ramadan agar tetap kondusif dengan menutup tempat tempat maksiat tidak hanya selama Ramadan, tetapi untuk selama lamanya. Dalam kesempatan tersebut, Ketua MUI Kobar Drs. H. Muhammad Chabib dan Pembina Pesantren Enterpreneur Dar Ar Raudah Ust. H. Arkani menyampaikan tausiah (nasehat) seputar keutamaan bulan suci Ramadan. Kemudian dilanjutkan dengan pawai berkeliling kota Pangkalan Bun oleh ribuan peserta. Pawai dimeriahkan dengan rebana dan sholawat serta tausiyah oleh para aktivis HTI Kobar kepada masyarakat sepanjang jalan yang dilalui. Selain itu, dilakukan pembagian ribuan rilis seruan Ramadan 1433 H oleh para aktivis kepada masyarakat yang menyaksikan jalannya tarhib. Acara semakin meriah dengan pekikan takbir dan kumandang syariah yang dipandu oleh para orator. Meski sempat molor dari jadwal semula, acara dapat berlangsung tertib, aman dan lancar.[]