Pawai Tarhib Ramadhan 1433H HTI DPD II Banyumas

HTI Press. Menyambut datangnya bulan Ramadhan 1433H, Alhamdulillah ratusan anggota muslimin dan muslimah Hizbut Tahrir Indonesia DPD II Banyumas mengadakan pawai Ramadhan bertemakan “Kokohkan Iman, Tegakkan Syariah dan Khilafah” di kota Purwokerto. Pawai dilakukan pada hari Sabtu (14/7) setelah sholat Ashar dan start dari alun-alun purwokerto ke RRI Purwokerto dan kembali lagi ke alun-alun.

Pawai yang diusung dalam bentuk karnaval ini begitu meriah dengan seragam profesi keseharian masing-masing, ada yang memakai baju seragam guru, mahasiswa, serta pakaian para petani, anak-anakpun ada yang berpakaian seragam olahraga, seragam pengajian, nyata benar bahwa pawai ini mengandung pesan bahwa seruan Hizbut Tahrir Indonesia ini merupakan seruan kepada seluruh elemen masyarakat. Di samping itu, slogan yang digunakan pada poster tak hanya menggunakan bahasa Indonesia saja tapi juga menggunakan bahasa khas banyumas, seperti “Wis baligh ora puasa dosa !!!“, “Ayo Sedulur pada Nglakoni Puasa…“. Yel-yel dan takbirpun dinyanyikan serta diteriakkan dengan penuh semangat.

Sementara itu, dalam orasinya Ust. Hanif Jadi Wiryono, S.Sos. menyampaikan isi press release Hizbut Tahrir Indonesia. “Suasana bulan Ramadhan yang juga disebut syahrul jihad (bulan jihad) hendaknya mampu menambah kekokohan iman, semangat untuk berpegang teguh kepada Islam, serta lebih giat lagi melakukan amar ma’ruf nahi mungkar dan berjuang demi terwujudnya kehidupan Islam melalui tegaknya kembali syariah dan Khilafah di muka bumi.”, kata beliau. Di samping itu beliau juga menyampaikan seruan kepada pemerintah agar menjaga kondisi Negara dalam keadaan yang kondusif tak hanya dalam bulan Ramadhan 1433H ini,  “Kepada pemerintah untuk dengan sungguh-sungguh menjaga situasi dan kondisi politik, sosial, ekonomi dan budaya agar tetap kondusif sedemikian sehingga umat Islam dapat melaksanakan shaum Ramadhan dengan sebaik-baiknya. Tempat-tempat maksiyat, termasuk tempat hiburan, yang tiap menjelang bulan Ramadhan selalu mengundang kontroversi, memang semestinya ditutup. Demikian juga perbuatan maksiyat, seperti korupsi, perzinahan, kedzaliman dan sebagainya, termasuk abai terhadap perintah dan larangan Allah SWT yang termaktub dalam al Quran maupun al Hadits, semestinya juga dihentikan. Bukan hanya selama bulan Ramadhan, mestinya juga di luar bulan Ramadhan, karena semua perbuatan dan tempat maksiyat itu tidak selayaknya ada di negara yang mayoritas penduduknya muslim ini.”

Acara pawai yang alhamdulillah berjalan tertib dan semarak ini kemudian diakhiri dengan doa oleh Bapak Sudiyanto yang meminta kepada Allah SWT rahmat dan karunianya kepada kaum muslimin dengan segera ditegakkan syariah dan khilafah di bumi Allah ini.[]

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*