HTI Press, Bandung, Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) DPD I Jawa Barat mengadakan aksi solidaritas pembantaian terhadap muslim Rohingya di Myanmar. Lebih dari 500 Peserta mengikuti aksi solidaritas tersebut, berawal sejak pukul 08.00 WIB dan berakhir pukul 10.30 WIB jumat 3 Agustus 2012 para peserta berkumpul di depan Masjid Pusat Dakwah Islam (PUSDAI JABAR ) menuju Gedung Pemerintahan DPRD Jawa Barat (Gedung Sate). Antusiasme peserta dengan lantang mengatakan, “Selamatkan Kaum Muslim Rohingya, dengan Syariah dan Khilafah”, dan juga mengajak kepada para pengendara dengan seruan “Wahai kaum Muslim, Saatnya Bangkit Songsong Khilafah” aksi damai ini tidak membuat jalan raya menjadi padat.
Tepat berada di depan Gedung Sate, para orator memaparkan pesan kepada seluruh elemen masyarakat yang menyaksikan aksi solidaritas ini. Salah seorang orator Ust. Farid Wadjdi (DPP HTI) mengatakan “bahwa aksi hari ini adalah konsekuensi keimanan seseorang terhadap umat Islam yang lain, tangis umat muslim Rohingya adalah tangisan umat Islam di seluruh dunia. Kita menyerukan kepada pemerintah Indonesia untuk menegakkan Khilafah dan menjalankan jihad yang membantai umat Islam dan kita tidak akan pernah diam sampai Khilafah ini tegak, tegasnya”.
Ust. Eri Taufik Abdul Karim memaparkan bahwa “menolong sesama kaum muslim merupakan kewajiban, namun kaum muslim di dunia hanya terdiam menyaksikan kaum kafir membantai umat Islam Rohingya. Perjuangan kita untuk menolong umat Islam tidak akan pernah berhenti sampai Allah SWT mencabut nyawa ini, dan kita ikat tubuh kita (umat Islam) dalam satu ikatan yaitu dalam naungan Khilafah Islamiyah”, ujarnya.
Ust. Agus Suryana, menegaskan ketiadaan penolong bagi umat islam adalah karena adanya ikatan Nasionalisme. Penguasa negeri ini hanya diam karena terikat dengan ikatan nasionalisme, tidak pantas kita menyebut mereka (Penguasa) sebagai saudara apabila melihat umat islam di rohingya dibantai dan diam saja. Bulan ramadhan adalah bulan jihad, dan sudah menjadi konsekuensi seorang muslim untuk menolong saudara-saudaranya”, Ungkapnya. Hal senada pun sama disampaikan oleh Ust. Yuana Ryan Tresna, beliau mengatakan “bahwa penguasa saat ini tidak pantas untuk kita taati, karena penguasa yang seharunya kita taati adalah penguasa yang hanya mentaati Allah dan Rasul-Nya. Kita harus singkirkan kekuasaan yang dzalim dan fasik dengan Khilafah, “ungkapnya.
Perwakilan dari LKU Jabar Ust. Asep Soedrajat, memberikan pernyataan “Tidak pantas meminta tolong kepada lembaga HAM atau PBB karena mereka hanyalah antek Amerika Serikat. Kekokohan iman kita menjawab solusi yang kita hadapi adalah hanya satu yaitu Syariah dan Khilafah, dan sesungguhnya tidak ada lagi alasan untuk tidak memperjuangkan Islam dalam naungan khilafah”, tegasnya. Acara ini berakhir dengan tertib dan tidak ada keributan. (Noly)
selamatkan muslim rohingya, wahai kaum muslimin mereka saudara kita satu akidah