Surat Presiden Mesir untuk Israel ‘Palsu’

Israel dan Mesir terlibat sengketa yang dipicu korespondensi antara presiden kedua negara.

Pada hari Selasa (31/07) kepala negara Israel, Shimon Peres, menerbitkan surat yang sepertinya dikirim oleh Presiden Mesir Mohammed Mursi.

Dalam surat disebutkan Presden Mursi “menanti-nantikan untuk mengerahkan segala usaha maksimal” guna membantu menggulirkan kembali proses perdamaian.

Surat tanda tanda tangan berbunyi, “Terima kasih atas ucapan selamat di awal permulaan bulan suci Ramadan.”

“Saya menggunakan kesempatan ini untuk menegaskan kembali bahwa saya menanti-nantikan untuk mengerahkan segala usaha maksimal guna menggulirkan kembali proses perdamaian Timur Tengah untuk menciptakan keamanan dan stabilitas kawasan, termasuk rakyat Israel,” demikian isi surat.

Namun beberapa jam kemudian seorang juru bicara Presiden Mursi, Yasser Ali, membantah telah mengirim surat dan menegaskan surat itu “palsu”.

“Presiden Mursi tidak mengirim surat kepada Presiden Israel,” kata Yasser Ali kepada surat kabar al-Ahram.

Konspirasi atau kebingungan

Wartawan BBC di Kairo, Jon Donnison, melaporkan di era surat elekronik, SMS dan tweet, surat di atas kertas konvensional merupakan hal yang agak kuno, tetapi di dalam dunia diplomasi tingkat presiden, surat tetap menjadi alat komunikasi.

Pertanyaannnya, kata Donnison, apakah Presiden Mursi menulis surat kepada Shimon Peres atau tidak.

Kantor Shimon Peres mengatakan Presiden Mursi memang mengirim surat dan Peres menerbitkan surat yang dikirim lewat faksimile oleh Kedutaan Besar Mesir di Tel Aviv lengkap dengan stempel resmi di bagian depan, yang sepertinya dikirim oleh Mursi.

Surat tersebut singkat tetapi bernada bersahabat.

Menurut Donnison, sengketa ini akan menjadi pertanyaan apakah karena konspirasi atau kebingungan tetapi apapun sebabnya hal ini menunjukkan hubungan yang sulit antara Presiden Mursi dan Israel.

Pemimpin Mesir tersebut sebelumnya mengatakan ingin mempertahankan traktat perdamaian antara Mesir dan Israel yang sudah lama berlaku, tetapi terlalu dekat dengan Israel juga tidak bisa diterima oleh publik Israel, kata Donnison. (bbc, 1/8/2012)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*