KASUS penggelontoran dana talangan Rp6,7 triliun ke Bank Century memanas lagi. Kali ini bukan lantaran Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) atau Polri ataupun Kejaksaan Agung telah menetapkan tersangka megaskandal tersebut, melainkan justru karena ada testimoni dari seorang mantan pejabat yang kini berstatus terpidana.
Mantan Ketua KPK Antasari Azhar, terpidana 18 tahun penjara kasus pembunuhan, mengungkapkan adanya pertemuan di Istana Negara pada Oktober 2008 membahas rencana penyelamatan, atau bailout, bank sakit bernama Century.
Rapat itu, masih menurut Antasari, dipimpin Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Antasari masih jelas mengingat pengantar dari Presiden saat membuka rapat tersebut. Yudhoyono berbicara mengenai ancaman krisis global dan meminta dibuat terobosan agar jangan terulang krisis 1998.
Antasari bahkan juga masih ingat formasi duduk para pejabat teras dalam rapat tersebut. Di antaranya Kapolri Jenderal Bambang Hendarso Danuri, Jaksa Agung Hendarman Supandji, Menko Polhukam Widodo AS, Pelaksana Tugas Menko Ekuin/Menkeu Sri Mulyani, Mensesneg Hatta Rajasa, dan staf khusus Andi Mallarangeng serta Denny Indrayana.
Antasari juga mengaku pernah didatangi Gubernur Bank Indonesia Boediono untuk membahas rencana BI menggelontorkan Rp4,7 triliun untuk menyelamatkan Bank Indover, anak perusahaan BI di Belanda yang tengah kolaps.
Namun, beragam reaksi muncul dari pejabat yang namanya disebut Antasari.
Ada yang mengaku lupa, tetapi ada pula yang uring-uringan mengatakan Antasari jangan menyebar sensasi dan berbohong.
Duduk masalah mulai terbuka dengan adanya pernyataan Juru Bicara Kepresidenan Julian Aldrin Pasha. Julian membenarkan adanya rapat pada Oktober 2008 yang dipimpin Presiden Yudhoyono serta dihadiri antara lain Antasari. Namun, Julian menegaskan rapat itu hanya membahas solusi menghadapi krisis ekonomi global, bukan bailout Bank Century.
Kita ingatkan agar para pembantu Presiden berbicara jujur. Jangan mencederai Presiden dengan pernyataan berbelit-belit. Jangan bermental mau cari selamat, cari muka, asal bapak senang, yang kemudian malah menempatkan Presiden pada posisi sulit.
Meski Istana Presiden sudah mengakui ada pertemuan itu, misteri belum sepenuhnya terkuak. Masih ada sisi buram yang harus dijelaskan. Istana mengatakan rapat itu tak membahas bailout untuk Bank Century, tetapi Antasari berkukuh rapat membahas dana talangan untuk Century.
Kita tidak perlu menguras energi membahas versi mana yang benar, Istana atau Antasari. Kita sarankan agar tidak menimbulkan fitnah, Tim Pengawas Century DPR dan KPK memanggil semua pejabat yang disebut Antasari hadir dalam rapat di Istana Negara tersebut untuk mendengarkan penjelasan mereka. Tidak hanya Antasari.
Dengan adanya penjelasan para pejabat itu, publik menjadi tahu siapa yang benar. Publik berhak tahu aliran dana Century karena uang itu dikucurkan dari APBN. Apalagi itu bukan uang recehan. (medaindonesia.com, 14/8/2012)
Ingat ada hari Akherat ….!olehnya jangan coba berkelit maupun berbohong di sana ada Pengadilan dari Yang Maha Adil Allah SWT. Bukan Pengadilan dunia saat ini yang penuh dengan ketidak adilan, sebab eksistensinya menafikan adanya Zat yang Maha Adil Allah SWT. alias system SEKULER yang ditopang oleh para pendukungnya yang nota bene mengaku sebagai seorang Muslim. Naudhu billah…
Ini saat yg tepat untuk panggil orang2 yg disebut pak Antasari, karena di bulan puasa biasanya orang lebih jujur. Semoga di bulan suci ini mereka mulai meninggalkan kebiasan bohong.
sudah saat nya khilafah memimpin dunia dan mengganti sistem yg rusak yaitu demokrasi cs
Benar-benar drama yang tidak lucu dan tidak menarik. Itulah drama pengemplangan para pejabat kapitalis….