Ada yang beda hari ahad pagi, 6 April 2008 lalu di aula Mesjid Asy Syifa PMI Bogor. Sejak pukul 08.00 banyak remaja usia SMP dan SMU berdatangan. Selidik punya selidik ternyata hari itu tengah diadakan Diskusi Remaja dengan tema ”Jangan Nodai Remaja dengan Narkoba”. Pantas saja, aula yang biasanya sepi itu bergemuruh dengan teriakan ”Alhamdulillah, Luar Biasa, Allahu Akbar!!” ketika MC menyapa ”Apa kabar hari ini??”.
Sekitar 200 siswa-siswi perwakilan SMP dan SMU di Bogor sengaja diundang oleh Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) Daerah Bogor Tengah dan FORMASY RS PMI Bogor selaku panitia. Diskusi remaja ini bertujuan untuk memberikan gambaran tentang narkoba, dampak buruknya dan pandangannya dari sudut pandang Islam.
Selain pelajar, tampak hadir juga beberapa guru pembimbing dari beberapa sekolah dan ada juga perwakilan dari SMU di luar bogor seperti Cibinong, Jasinga dan Jakarta. Mereka tampak asyik mengikuti acara yang berakhir sampai jam 11.30 tersebut.
Sebelum pemberian materi, peserta diajak nonton film dokumenter tentang seluk beluk narkoba, dan akibatnya yang mengancam hidup penggunanya. Mengerikan … Banyak sekali penderitaan yang diakibatkan oleh narkoba baik secara sosial maupun kesehatan yang bisa berujung pada kematian.
Dalam keynote speakernya, Bapak Walikota Bogor yang diwakili Asisten Sosial Ekonomi, Bapak Indra M Lutfi mengingatkan bahwa ancaman bahaya narkoba di Indonesia terus meningkat dari tahun ke tahun begitu juga di kota Bogor. Yang membuat miris ada puluhan ribu anak usia sekolah (remaja) yang menjadi pengguna. Bahkan dari 83.000 pengguna dari kalangan pelajar, 800 diantaranya adalah anak SD. Bapak Indra pribadi menyatakan, bahwa pintu masuk narkoba adalah rokok. Beliau juga menghimbau pada peserta yang hadir untuk menjauhi rokok.
Selain dari PemKot Bogor, hadir sebagai pembicara Bapak Kompol (Komisaris Polisi) Sudarso, Kabag Binamitra dan Bapak Supeno, KBO Bagian Narkoba dari Polresta Kota Bogor yang menjelaskan narkoba dari sisi hukum dan sanksi bagi pengguna dan pengedarnya. Hadir juga dr. Dicky Zulkarnain, SP, An, dokter spesialis anastesi ini kebagian jatah untuk menjelaskan narkoba dari sisi medis. Beliau memperkenalkan istilah NAPZA (narkotika, alkohol, psikotropika dan zat adiftif) sebagai zat yang berguna untuk dunia medis (misal untuk operasi dll) tapi akan sangat berbahaya jika dikonsumsi sembarangan.
Pada sesi terakhir, tak kalah kerennya ada ustd. Iwan Januar, ustadz yang juga penulis buku-buku remaja ini membeberkan narkoba dalam pandangan Islam. Menurutnya, narkoba adalah masalah sosial dan sistemik, maka harus diselesaikan secara menyeluruh melalui sistem, bukan menempatkannya sebagai masalah individu.
Pada sesi tanya jawab dan diskusi kelompok, para peserta antusias mengutarakan pertanyaan dan pendapatnya. Dari diskusi ini, dicetuskan komitmen bersama untuk mencegah dan memberantas narkoba di sekolah mereka masing-masing, salah satunya dengan mengadakan pembinaan keislaman di sekolah dan mengadakan diskusi yang serupa. So, saatnya teriakkan dengan lantang ”say no to drugs!!”
(Panitia Diskusi Remaja 2008).
Foto-foto:
Alrighty then…”say no to drugs!!”
hari gini hidup dengan narkoba,itu semua tak mencerminkan budaya indonesia yang teramat ramah tamah yang bermayoritas muslim,tak ada yang secara individual bisa di salahkan karna kebanyakan masyarakat sangat mengacuhkan tentang bahaya narkoba tapi kalau sudah kena wabahnya baru mereka kelabakan gak beraturan,kayak ayam keilangan anaknya,seharusnya mereka tu lebih perhatian lagi dengan sesama bukankah sesama muslim kita itu bersaudara maka dari itu mari kita selamatkan mereka dari lingkaran setan yang berbahaya,masak hari gini masih ada penerus bangsa yang gak kenal ma agama atau tata krama mau di taruh mana nama baik bangsa ini di depan dunia
selalu katakan tidak untuk narkoba !!!!
demi kebaikan bangsa !!!