Menteri Luar Negeri AS Hillary Clinton dan rekannya dari Turki Ahmad Dawud Oglu telah melakukan pembicaraan di Turki terkait krisis di Suriah.
Clinton mengatakan bahwa tujuan strategis bersama untuk Washington dan Ankara adalah menghentikan pertumpahan darah di Suriah dan mengakhiri pemerintahan Assad.
*** *** ***
Tujuan strategis Amerika yang sesungguhnya di Suriah adalah mempertahankan Suriah tetap tunduk pada dominasi politik Amerika, dan memastikan Suriah tidak lepas dan bebas dari ikatan-ikatan kolonial Amerika, yang diwarisi Basyar yang tolol dari ayahnya yang terkapar Hafidz Assad, dimama Amerika yang membuatnya berkuasa, memperluas dominasi dan pengaruhnya di Suriah, dengan memberikan loyalitasnya secara mutlak untuk Gedung Putih, serta mengikatkan politik luar negeri Suriah dengan kepentingan Amerika di kawasan Timur Tengah, khususnya perlindungan atas entitas kanker Yahudi, menjaga perbatasannya di wilayah utara dengan kedok perlawanan dan pembelaan, menjamin pengembalian hak, serta mewujudkan keseimbangan strategis.
Karena kerasnya revolusi Suriah yang diberkati, dan ketekunannya dalam menuntut penggulingan rezim Assad, serta mengambil Islam sebagai mesin penggerak, landasan dan asas dalam menjalankan aktivitas revolusioner yang diberkati, bahkan tanda-tanda revolusi Suriah menjadi jelas dan berbeda dengan karakter keislamannya, tidak terpengaruh dengan upaya-upaya penyesatan dari segala arah untuk membunuh, memalingkan dan mengkerdilkan revolusi. Amerika benar-benar takut akan kebebasan yang hakiki bagi rakyat Suriah dari penindasan penjajahannya, hilangnya pengaruh kolonialisme Barat, pembebasan Suriah, dan pembentukan negara merdeka yang dengan tulus mengemban Islam sebagai cahaya dunia, serta membentuk titik api yang akan menarik rakyat di kawasan Timur Tengah, dan menyatukannya di bawah satu bendera, yang asasnya adalah pembebasan dan pelepasan dari Barat dan kebijakan-kebijakan imperialismenya, dan kemudian itu menjadi senjata untuk menghancurkan alat-alat hegemoni dan kolonialisme, serta menyapu bersih negara-negara besar dari kawasan Timur Tengah, dan melenyapkan semua pangkalan militernya, terutama entitas kanker ganas Yahudi.
Oleh karena itu, Amerika bekerja dengan semua kemampuan diplomatik dan politiknya, serta melalui instrumen internasional, regional dan lokalnya untuk mencegah munculnya negara Islam di Syam sebagai kekuatan internasional yang lahir sebagai pesaingnya dalam pengambilan keputusan, merebut kendali inisiatif darinya, mengusirnya dari kawasan Timur Tengah, dan menghilangkan pengaruhnya. Sehingga, koordinasi yang dilakukannya dengan Ankara, tidak lain adalah dalam konteks itu. Sebab, kepemimpinan politik Turki mengikuti langkah kaki Amerika, dan bekerja sesuai dengan agenda dan visi Amerika untuk solusi Suriah. Sungguh, bukan darah rakyat Suriah yang menghantui para penguasa Amerika dan Ankara sekiranya Basyar yang tolol mampu mengalahkan kekuatan revolusi. Namun, darah yang mengalir di pembuluh darah dan tenggorokan kekuatan revolusi yang terus meminta pertolongan kepada Allah dan para tentara-Nya itulah yang menghantui Amerika, serta melemahkan kepercayaannya terhadap kemampuan Assad dalam menghentikan kekuatan revolusi. Itulah sebabnya, mereka mencari alternatif yang akan menjamin pengaruhnya di Syam.
Ingat! Amerika dan para bonekanya semuanya pasti akan terusir. “Dan orang-orang yang zalim itu kelak akan mengetahui ke tempat mana mereka akan kembali.” (TQS. Asy-Syu’arâ [26] : 227). (Sumber: hizb-ut-tahrir.info, 16/8/2012)