HTI-Press. Penguasa sekuler Indonesia memang benar-benar tidak sungguh-sungguh menjaga nyawa rakyatnya. Meskipun sudah dipastikan kecelakaan akan meningkat dalam ‘ mudik lebaran, pemerintah tidak melakukan tindakan yang nyata untuk menghentikan ‘pembunuhan masal ini. Hasilnya, hanya dalam beberapa hari ,kembali terulang 820 nyawa melayang selama mudik lebaran.
Kementerian Perhubungan (Kemenhub) melaporkan jumlah kecelakaan lalu lintas nasional hingga pukul 07.00 kemarin mencapai 4.700 kasus dengan total korban meninggal dunia 820 jiwa. Jumlah itu naik hampir 100 orang jika dibandingkan dengan sehari sebelumnya.
Korban luka berat tercatat 1.366 orang dan 4.474 orang mengalami luka ringan. “Kerugian materi dari rekapitulasi data kecelakaan nasional mencapai total Rp8,95 miliar,” ungkap Ketua Posko Tingkat Nasional Angkutan Lebaran Terpadu 2012 Djoko Sasono, di Jakarta, kemarin (25/8).
“Dari total kasus kecelakaan, sebanyak 69,5% melibatkan kendaraan roda dua. Kecelakaan tertinggi terjadi di Pulau Jawa,” kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karo Penmas) Mabes Polri Brigjen Boy Rafli Amar di Jakarta, kemarin.
Boy menambahkan, dari beberapa faktor penyebab kecelakaan di jalan raya, sebagian besar akibat kelalaian manusia.
Seharusnya pemerintah lebih serius lagi untuk menghentikan ‘pembunuhan masal ’ ini. Faktor manusia meskipun dominan tidak bisa dipisahkan dari tekanan ekonomi yang semakin berat. Naiknya biaya transportasi mudik lebaran membuat banyak masyarakat yang ‘terpaksa’ memilih transportasi yang murah meskipun berbahaya seperti sepeda motor.
Hal ini tentu bisa dicegah kalau pemerintah menyediakan transportasi massal yang terjangkau,nyaman dan aman. Sesuatu yang tidak sulit dilakukan pemerintah kalau sedikit mau berkorban untuk membahagiakan rakyatnya di hari lebaran.
Tanggung jawab menjaga nyawa rakyat dalam transportasi ini sudah hilang pada penguasa sekuler yang ada sekarang. Sangat berbeda dengan Kholifah Umar bin Khoththob ra. dalam sistem khilafah yang agung, Kholifah yang sangat khawatir kalau ada perkara yang membahayakan rakyatnya. Bahkan tergelincirnya seekor unta atau keledai akibat jalan yang tidak layak di Irak juga membuatnya sangat khawatir. (AF)
Assalamu’alaikum wr. wb. Dulu wkt kuliah, sy pernah berkunjung ke stand HTI dikampus. Mereka menjelaskan sistem pemerintahan khilafah lengkap dari A sampai Z. Membaca artikel ini, saya ingin bertanya beberapa hal. Solusi dari masalah transportasi yg disebutkan dlm artikel tsb adalah “menyediakan transportasi massal yang terjangkau,nyaman dan aman”. Dalam sistem pemerintahan khilafah, alat transportasi jenis apa yg ideal? Berapa unit kendaraan yg dibutuhkan? Berapa harga satu unit transportasi tsb? Sumber pendanaannya dari mana saja? Pakai sistem tender atau bagaimana? Siapa saja yg bertanggung jawab atas pengadaan transportasi ini? Siapa yg akan memproduksi kendaraan tsb, lokal atau import? Kalo import, sebaiknya kita import dr negara mana? Infrastruktur apa saja yang dibutuhkan utk menunjang sistem transportasi ini? Sebenarnya masih byk yg ingin sy tanyakan, tapi utk saat ini cukup itu saja. Sy sangat berharap rekan2 HTI bersedia menjelaskan kpd saya. Terima kasih sebelumnya.