AS Berupaya Bendung Pengaruh China di Pasifik

Wakil Menlu China, Cui Tiankai, menyatakan negaranya sudah melaksanakan kebijakan di kawasan Pasifik dengan cara positif.

Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Hillary Clinton melawat ke negara-negara kawasan Pasifik dengan menghadiri forum negara-negara Oseania. Seiring dengan itu, ia terus mengkritisi kebijakan China yang terus menebar pengaruh di kawasan tersebut.

Kendati begitu, Hillary menjelaskan sikap Washington sebagai bentuk komitmen di kawasan Pasifik. “Di Pasifik ini, kami ingin melihat China bertindak dengan cara yang adil dan transparan,” ucapnya di sela Pacific Islands Forum yang digelar di Cook Islands, Selandia Baru, kemarin.

Pernyataan Hillary itu terkait dengan kian derasnya pengaruh China terhadap negara-negara kepulauan Pasifik. Tak hanya itu, AS mencurigai ‘Negeri Tirai Bambu’ memiliki kepentingan terselubung di kawasan yang kaya sumber alam tersebut.

Serangan terselubung pihak ‘Negeri Paman Sam’ kepada ‘Negeri Paman Mao’ itu terkait dengan pola pendekatan China ke negara-negara dunia ketiga lewat pendekatan investasi luar negeri. Hillary menilai China terus memperluas pengaruh secara diam-diam sekaligus ingin mengeksploitasi sumber daya alam di kawasan Oseania.

“Kami ingin mereka (China) memainkan peran positif dalam masalah keamanan navigasi dan maritim,” ujar Hillary di hadapan delegasi dari 16 negara Oseania yang tergabung dalam Forum Negara Kepulauan Pasifik.

“Kami ingin melihat mereka (China) memberikan kontribusi terhadap pembangunan berkelanjutan bagi masyarakat Pasifik untuk melindungi lingkungan yang berharga, termasuk laut, dan untuk mendorong kegiatan ekonomi yang akan menguntungkan banyak orang,” papar istri mantan Presiden AS Bill Clinton itu.

Di tengah kunjungan ke forum negara-negara kawasan Oseania, sejumlah negara kawasan Asia Pasifik telah menjalin hubungan ekonomi erat dengan China yang dinilai menguntungkan. Lowy Institute, lembaga peneliti dari Australia, mengungkapkan bahwa China telah menjanjikan pinjaman berbunga rendah lebih dari US$600 juta sejak 2005 kepada sejumlah negara kepulauan.

Tanggapan China
Di sisi lain, sebagaimana dikutip kantor berita Xinhua

, Wakil Menteri Luar Negeri (Menlu) China, Cui Tiankai, langsung menanggapi kecurigaan AS. Ia menyatakan negaranya sudah melaksanakan kebijakan di kawasan Pasifik dengan cara positif.

“Kami di sini untuk menjadi mitra yang baik bagi negara-negara kepulauan. Kami di sini bukan untuk bersaing dengan siapa pun,” kilah Wakil Menlu China di Pacific Island Forum sebelum Hillary menyampaikan pidatonya.

“Dorongan dari kebijakan China bagi Pasifik ialah untuk mencapai perdamaian, stabilitas, dan pembangunan,” kata Cui. “China sudah banyak melakukan hal konkret untuk mendukung pembangunan ekonomi dan sosial negara-negara kepulauan Pasifik, selalu mempertimbangkan kebutuhan dan kepentingan negara-negara terkait.”

Bersamaan dengan kunjungan itu, Hillary mengumumkan kucuran bantuan AS senilai US$32 juta untuk proyek-proyek bantuan baru. Bantuan tersebut ditujukan untuk mengatasi masalah perubahan iklim negara-negara kepulauan Pasifik yang rentan tenggelam akibat penaikan permukaan laut.

Selain itu, ada pula bantuan US$3,5 juta sebagai bagian untuk program penghapusan ranjau bom yang belum meledak dari Perang Dunia II. “Kami ingin meningkatkan investasi,” ujarnya. “Dan kami akan berada di sini bersama Anda untuk jangka panjang.”

Selandia Baru merupakan negara pertama yang dikunjungi Clinton dalam lawatan 11 harinya ke enam negara. Besok, Hillary juga dijadwalkan akan mengunjungi Indonesia, yang dipandang sebagai negara anggota ASEAN (Perhimpunan Negara-Negara Asia Tenggara) yang berpengaruh.

Hillary juga berencana bertemu Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono dan Menlu RI Marty Natalegawa. Sumber Washington mengatakan kunjungan Hillary ke Jakarta sebagai bagian untuk meningkatkan hubungan ekonomi kedua negara dan bentuk dukungan terhadap demokrasi di Tanah Air.

Washington juga memandang Indonesia memiliki peran besar di kawasan Asia Tenggara dan negara-negara anggota ASEAN. Karena itu, sejumlah kalangan analis AS mengatakan Washington akan terus mendukung Jakarta. Apalagi Menlu RI Marty Natalegawa terus mendorong para pemimpin negara kawasan Asia Tenggara untuk menjalin kerja sama erat.(AP/Daily Star/Reuters/I-3)

Sumber: mediaindonesia.com (2/9/2012)

One comment

  1. Zulkarnain Al Idrus

    SEPERTI PREMAN JAKARTA BEREBUT LAHAN PERAS PARKIR DAN LAIN LAIN. HAKIKATNYA BEGITU.
    PAMAN SAM INGIN PAMAN MAO TERANG2AN, SEDANGKAN PAMAN SAM SENDIRI SENANGNYA BERSEMBUNYI DAN MENGINTIP DIBALIK TIRAI.
    PAMAN SAM PALING DOYAN SAMA ANAK MANIS INDONESIA.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*