Kedatangan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Hillary Clinton, ke Indonesia mendapat kecaman dari Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) Surabaya. Merka melakukan aksi unjuk rasa ‘mencium’ kedatangan Hillary membawa misi kepentingan AS.
“Hillary pasti tidak akan ke Indonesia dengan cuma-cuma, pasti ada maunya terkait kepentingan AS,” kata Fikri Zudiar, salah satu orator dalam orasinya di depan gedung Grahadi, Selasa (4/9/2012).
Fikri menjelaskan bahwa kedatangan Hillary terkait dengan pembangunan gedung baru kedubes AS di Jakarta. Gedung tersebut rencananya akan mempunyai 10 lantai, gedung parkir, gedung penunjang, ruang tunggu konsuler, tiga pintu gerbang dan restorasi sebuah gedung bersejarah. Gedung itu akan mempunyai ruang kerja seluas 36 ribu meter persegi.
Jika jadi dibangun, kedubes itu akan menjadi kedubes ketiga terbesar setelah Irak dan Pakistan. Proyek senilai Rp 4,2 triliun ini direncanakan akan selesai dalam waktu 5 tahun.
Kedatangan Hillary juga terkait dengan kepentingan Freeport,” tambah Fikri.
Fikri menjelaskan, Hillary akan meminta kepada pemerintah Indonesia untuk memperpanjang kontrak hingga 2041. Dalam kontrak karya generasi kedua yang dimulai tahun 1991, batas kontrak eksplorasi adalah 2021. Sebelum kontrak itu habis, Freeport ingin memperpanjangnya lagi hingga 2041. Pasalnya, Freeport telah menemukan kandungan emas yang lebih banyak lagi di luar area kerja mereka yang sekarang hingga mencapai puncak Soekarno. Kandungan emas itu diperkirakan lebih besar dibandingkan dengan kandungan emas di area yang mereka eksplorasi sekarang.
Karena itu HTI Surabaya menyatakan menolak kunjungan Hillary ke Indonesia, menolak pembangunan gedung kedubes yang baru, menolak rencana perpanjangn kontrak Freeport dan mengajak seluruh masyarakat Indonesia untuk berjuang bersama demi tegaknya kembali syariah dan khilafah.
Menurut Fikri, hanya dengan penerapan Islam dalam bingkai khilafah sajalah Indonesia akan bisa merdeka baik secara ideologis, politik, konomi dan militer. (detikSurabaya, 4/9/2012)