Pembinaan para pelajar melalui kegiatan rohis efektif dalam mencegah aksi terorisme dan insiden tawuran antarpelajar yang menelan korban seperti yang terjadi di Jakarta beberapa waktu yang lalu. “Lewat kegiatan rohis, para pelajar dibina untuk menjadi insan bertakwa yang memiliki pola pikir dan pola sikap Islami,” ungkap Ketua DPD II Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) Kobar Abu Nasir. Dengan bekal ketakwaan yang dimiliki, mampu menjadi benteng yang kokoh dalam melindungi pelajar dari berbagai perilaku negatif seperti tawuran antarpelajar, seks bebas, dan narkoba termasuk juga efektif dalam menangkal aksi terorisme. Pada sisi lain, kegiatan rohis akan menumbuhkan generasi cerdas dan tangguh dalam menghadapi tantangan zaman.
Di tengah tengah wajah kelam remaja saat ini, Abu menyesalkan adanya opini negatif yang menuding rohis sebagai sarang teroris. “Tuduhan itu ngawur dan sangat keji. Sebab, pada kenyataannya keberadaan rohis saat ini semakin penting dan terbukti mampu menghasilkan remaja prestatif, anti kekerasan dan beramal sholeh,” tegasnya.
Untuk itu, kata dia, bagi siapapun yang peduli terhadap masa depan remaja dan bangsa ini harus terlibat aktif dalam mengembangkan kegiatan rohis di sekolah sekolah.
Pertama, harus ada kesamaan persepsi bahwa rohis adalah ladang persemaian keshalehan dan bukan sarang teroris. “Kalau kemudian ada satu dua orang pelaku terorisme yang dulunya pernah aktif di rohis, tidak tepat kalau disimpulkan rohis sarang teroris. Kalau logika ini dipakai, maka seorang koruptor yang dulunya alumni universitas negeri, berarti universitas tersebut merupakan sarang koruptor. Ini jelas logika sesat dan menyesatkan,” jelasnya.
Kedua, para orang tua maupun pihak sekolah hendaknya memberikan motivasi dan dukungan bagi si anak untuk aktif dalam kegiatan rohis. “ Bukan sebaliknya, malah melarang anak aktif ikut kegiatan rohis hanya karena terpengaruh opini negatif,” tukasnya.
Humas HTI Kobar Andri Saputra menuturkan sejauh ini HTI turut aktif dalam membina para remaja melalui kegiatan diskusi dan training keIslaman khususnya pada bulan ramadan. Agar efektif, pihaknya berharap dukungan dari pihak sekolah agar pembinaan rohis dapat berjalan secara intensif di luar bulan ramadan dalam rangka menanamkan nilai nilai keIslaman dan mampu memberi pengaruh positif dalam kehidupan si anak. “Kalau hanya di bulan ramadan saja tidak cukup. Harus terus menerus, misalnya lewat kajian Islam seminggu sekali. Dan itu kembali kepada pihak sekolah. Yang pasti, HTI Kobar selalu siap memberikan bantuan pembinaan jika diperlukan,” pungkasnya.( edisi cetak Kalteng Pos, Minggu, 30 /9/ 2012)
Maju Rohis, trus da’wah disekolah.. tangkal terorisme n tawuran… “solehkan” sekolah kita