Mediaumat.com. Bazar Korgon. Shukurbek Duvanaev, imam lokal di distrik selatan Kirgizstan Bazar Korgon ditangkap aparat setempat lantaran keterkaitannya dengan Hizbut Tahrir.
Aida Zulpukarova, juru bicara departemen urusan dalam negeri Jalal Abad, mengatakan kepada RFE/RL, Rabu (3/10), bahwa lelaki usia 38 tahun itu ditahan karena menjadi anggota Hizbut Tahrir. Menurutnya, para penyelidik menemukan barang bukti beberapa buku, leaflet, dan kaset dengan konten ekstrimis di rumah Duvanaev.
Pemerintah Kirgizstan bersama dengan sejumlah negara bekas Uni Sovyet (Commonwealth of Independent States/CIS) lainnya memang sudah lebih dari sepuluh tahun telah melarang Hizbut Tahrir, dan menyebut para pendukungnya sebagai “ekstrimis.” Namun demikian, HT semakin mendapat tempat di hati kaum Muslimin Kyrgyztan, terlebih pasca bentrokan etnis anatara penduduk Uzbek dan Kirgiz di Osh pada tahun 2010 dan menyebabkan ribuan pengungsi di utara.
Koordinator HT untuk Bishkek, salah satu kota besar di Kirgizstan, mengatakan HT Kyrgizstan telah merekrut sebanyak 50.000 anggota baru dalam waktu setengah tahun bentrokan etnis. Sedangkan Saule Mikhametrakhimova dari Institute of War and Peace Reporting (IWPR), memperkirakan pada bulan November 2010 bahwa keanggotaan HT di Kirgizstan berkisar antara 20.000 sampai 100.000 anggota.
Sikap anti Islam rezim bengis Kirgistan ini ditunjukkan dari larangan menggunakan jilbab di sekolah-sekolah dan kampus yang diberlakukan pemerintah Kirgistan September tahun lalu. Pemberlakukan aturan itu menyebabkan banyak pelajar dan mahasiswa yang terpaksa melepaskan jilbab atau lebih memilih keluar kampus ketimbang harus melepas jilbab mereka. Dari dua pilihan itu, mereka lebih banyak memilih untuk keluar dari kampus atau sekolah.
Tidak hanya itu, pada tahun 2009, Presiden Kurmanbek Bakiyev menandatangani undang-undang melarang dakwah, pendidikan agama swasta dan impor atau penyebaran literatur keagamaan. Undang-undang juga mengharuskan semua komunitas agama untuk mendaftarkan diri organisasi mereka pada negara
Melihat perkembangan HT yang pesat tersebut penguasa Kirgizstan terus menerus berupaya untuk menghentikan aktivitas dakwah HT. Mereka secara aktif menyerang Islam dan kaum Muslim yang berjuang untuk menegakkan kembali Khilafah Rasyidah. Mereka pun tak segan-segan menangkap dan menyiksa setiap orang yang membawa buku, leaflet, dan kaset yang berisi dakwah untuk menegakkan kembali khilafah Islam.
Ini semua menunjukkan kedzaliman dan kediktatoran pihak penguasa setempat, yang tak sanggup menghadapi tantangan intelektual dari gerakan yang dikenal tanpa melakukan kekerasan ini.[]rz/joy