Jakarta. Seperti diberitakan theaustralian.com.au, Rabu (3/10), Gillard mengatakan bantuan Australia untuk madrasah (sekolah Islam ) di Indonesia demi kepentingan Australia. Menurutnya Australia berkepentingan agar orang-orang muda Indonesia dapat menerima pendidikan berkualitas dan utama – bukan pendidikan yang radikal maupun ekstrim – untuk mempersiapkan mereka menjadi warga negara suatu bangsa yang damai, toleran, dan demokratis. “Tidak ada yang lebih penting dalam kepentingan nasional kita selain hal itu,” katanya.
Gillrd menyampaikan itu pada suatu pertemuan dengan rakyat di Launceston, ketika ditanya mengapa Australia menghabiskan $ 500 juta dalam bentuk bantuan kepada sekolah-sekolah Islam di Indonesia, yang merupakan bagian terbesar dari bantuan luar negeri senilai $ 2 milyar, padahal uang sebesar itu dapat digunakan untuk membangun 20.000 rumah di Australia.
Terkait dengan adanya dana bantuan Australia untuk sekolah-sekolah Islam di Indonesia, Juru Bicara Hizbut Tahrir Indonesia Muhammad Ismail Yusanto meminta umat agar waspada. “Harus diwaspadai, jangan sampai dunia pendidikan tercemari oleh kepentingan negara asing, selamatkan anak-anak kita dari virus liberal dan sekuler,” ungkapnya kepada mediaumat.com, Sabtu (6/10) melalui pesan singkat.
Pernyataan Perdana Menteri Australia Julia Gillard yang memberikan bantuan tersebut semata-mata untuk kepentingan Australia, mengkonfirmasi pribahasa Barat tidak ada makan siang gratis. “No free lunch, tidak ada makan siang gratis. Tiap bantuan Barat pasti punya maksud!” tegasnya. []Mediaumat.com.;Riza Aulia/Joko Prasetyo
Waspadalah!!!
pernyataan pemerintah australia tsbt adalh bentuk kebohongan yang sangat nyata,bagaimana dia menginginkan terbangunnya masyarakat yang damai,nyatanya australia sendiri dibangun dari darah pembantaian suku asli aborigin,dan itu adalah bentuk kebiadaban kemanusiaan yang sangat menjijikkan,