Sultanah Parvin Central Media Representative HT Inggris
Terungkapnya kasus pelecahan seksual yang dilakukan mantan pembawa acara televisi BBC yang telah wafat, Jimmy Savile, yang dilakukan terhadap ratusan anak-anak mengungkap kemunafikan liberalisme yang menerapkan standar ganda atas arti kebebasan. Baik masyarakat Inggris maupun lembaga BBC bersikap diam dan menutup-nutupi kasus ini, sementara atas dasar kebebasan berbicara pula umat Islam senantiasa dilecehkan. Terlebih lagi, di era ‘cinta bebas’ di Inggris di tahun 60an dan 70an itu, pergaulan bebas dipuji sebagai suatu kemajuan. Berikut adalah tulisan yang mengupas kasus ini.
Pada saat BBC menghadapi tuduhan serius tentang budaya diam atas kasus pelecehan seksual, tampaknya direktur BBC pun akan menghadapi berbagai pertanyaan hari ini dihadapan pemerintah yang harus mengakui kesalahannya dan mengatakan, “ Tidak ada keraguan bahwa… kebudayaan dan praktek –praktek yang dilakukan BBC tampaknya memungkinkan Jimmy Savile untuk melakukan apa yang dia lakukan, yang akan menimbulkan berbagai krisis kepercayaan dan reputasi terhadap kami.”
Suatu kisah yang tampaknya secara perlahan akan terkuak hari demi hari atas kasus pelecehan seksual di BBC itu dan akan menyebabkan sebagian orang mempertanyakan bagaimana masyarakat telah gagal untuk melindungi kaum yang lemah.
Anehnya, telah dilakukan pengarahan terhadap sebuah diskusi tentang kegagalan lembaga itu di tingkat administrasi (Direktur BBC, George Entwistle- mengklaim dia tampaknya tidak mengetahui atau melihat mengapa program yang memperlihatkan pelecehan seksual oleh Jimmy Savile itu ditutup-tutupi).
Dan yang lebih penting lagi adalah pertanyaan bagaimana kasus mengerikan tentang pelecehan seksual itu telah menyatu dengan sebuah budaya dimana orang – orang di sekelilingnya, yang sebenarnya mengetahui secara pasti tentang apa yang sedang terjadi, ‘tidak mendengar kejahatan, dan tidak melihat kejahatan’ yang dilakukan Savile.
Jika kita mengambil contoh yang paralel dengan kasus pelecehan Rochdale yang ditutup-tutupi oleh hampir semua media Inggris dan memberikan pujian atas ‘budaya diam’, kebalikannya, kesalahan ditimpakan terhadap seluruh komunitas orang Pakistan/kaum Muslim dengan menganggap salah seluruh nilai dan sikap mereka. Namun, belum dilakukan pemeriksaan terhadap terhadap bagaimana pelecehan seksual itu bisa terjadi pada lembaga bergengsi seperti BBC. Namun, tidak ada tududan atas kesalahan nilai – nilai dan kebudayaan masyarakat dan komunitas Inggris.
Kemunafikan ini hanya bisa dipahami di pada bagaimana nilai – nilai kebebasan telah melumpuhkan masyarakat sekuler untuk percaya bahwa ajaran tentang kebebasan adalah sesuatu yang sakral. Secara historis, kasus pelecehan seksual itu bisa merujuk pada sebuah era yang dielu – elukan sebagai fajar revolusi seksual di dalam masyrakat liberal, di mana kebebasan yang sama tampaknya mendapatkan dorongan penuh dalam masyarakat. Pada tahun 60 – an dan 70-an, negara – negara seperti Inggris sedang berada di tengah – tengah era ‘cinta bebas; di mana pergaulan bebas di elu – elukan sebagai suatu kemajuan, tanpa khawatir adanya komplikasi kehamilan atau pembatasan moral seperti yang terjadi pada dekade sebelumnya. Pada era kebudayaan inilah dihasilkan orang-orang dengan kepribadian seperti yang dimiliki oleh Jimmy Savile yang mengekspresikan kebebasan dirinya dengan melakukan pelecehan seksual kepada banyak anak gadis. Akan tetapi, sebagian orang mengklaim bahwa ‘masyarakat pada saat itu berbeda’ dan bahwa pelecehan seksual terhadap gadis di bawah umur pun tidak dianggap sebagai representasi dari kebudayaan ‘cinta bebas’ yang telah mempromosikan kebebasan seksual. Klaim seperti itu tampaknya membenarkan perilaku keji Jimmy tersebut, dan bisa menjelaskan mengapa banyak orang di BBC, banyak karyawan rumah sakit, guru-guru di sekolah yang sebenarnya telah banyak mengetahui peristiwa seperti itu, namun mereka tak pernah berani untuk mengungkapnya.
Lembaga-lembaga tersebut membentuk tulang punggung setiap masyarakat dan secara fakta merupakan suatu refleksi dari nilai – nilai yang berada di dalam masyarakat yang lebih luas. Jadi masyarakat saat ini mungkin telah dianggap ‘berbeda’ dari masyarakat pada beberapa dekade yang lalu. Namun, walaupun masyarakat dianggap memiliki nilai – nilai yang berbeda, sebenarnya mereka memiliki nilai-nilai liberal yang sama yang mengatur interaksi di antara masyarakat dan yang melegitimasi perilaku mengerikan seperti yang terjadi di zaman dahulu.
Dampak dari kebebasan seperti itu telah dapat dilihat secara utuh di masyarakat saat ini, dengan konsekuensi yang mengerikan. Ini merupakan fakta bahwa sifat dari nilai-nilai liberal yang membolehkan dilewatinya batas apa yang dianggap bebas dan apa yang bisa diterima dan apa yang tersamar akan menjadi hal yang berbeda pada waktu yang berbeda pula. Para gadis muda itu mungkin merasa bahwa pelecehan seksual itu merupakan sifat alami dari gelombang pertumbuhan pergantian kebudayaan dalam masyarakat mereka yang menganggapnya sebagai hal yang ‘kren’ atau dapat diterima oleh orang kebanyakan. Namun, ini memberikan kesempatan bagi orang – orang seperti Savile untuk melakukan pelecehan.
Jadi bagaimana bisa kebebesan seperti itu dipuji sebagai sebuah kemajuan peradaban ketika mereka membolehkan racun pelecehan seksual tersebut dilihat sebagai bagian ‘ kebudayaan’ pada 30 tahun yang lalu, namun sekarang dikatakan salah? Kebebasan seperti itu tidak mempunyai pertanggung jawaban terhadap siapa pun termasuk kepada masyarakat seharusnya punya kepedulian dan terus memiliki standar yang sama pada saat ini. Kebebasan tampaknya berubah, diadaptasi serta dimanipulasi oleh orang – orang yang mempunyai kekuasaan. Contoh seperti yang baru – baru ini terjadi adalah penghinaan yang dilakukan kepada Nabi Muhammad dan juga gambar Jesus di dalam musik, yang menunjukkan bagaimana agama menjadi suatu permainan. Penistaan terhadap agama dibolehkan untuk melindungi apa yang dikatakan sebagai kebebasan berbicara yang dianggap ‘suci’. Pada saat lain seperti ketika BBC memilih tidak menyiarkan fakta pelecehan seksual yang dilakukan oleh Jimmy Savile, kebebasan dikebiri mungkin karena takut adanya gugatan pengadilan. Tiba – tiba, kebebasan menjadi tidak suci lagi dan tidak membutuhkan perlindungan.
Kebudayaan liberal telah memupuk kebudayaan selebritas yang memuji-muji orang yang memiliki uang dan ketenaran. Jadi walaupun sebagian orang mengklaim bahwa mereka mengetahui pelecehan seksual itu adalah sesuatu yang salah, ‘budaya diam’ kalangan guru, karyawan rumah sakit dan bagaimana orang-orang di BBC meresponnya, dilahirkan dari kebudayaan selibritas ini di mana setiap orang merasa mendapat status seperti Tuhan dan bebas untuk berperilaku dengan cara yang tidak dapat diterima pada masyarakat lainnya.
Tidak mengherankan bahwa lembaga-lembaga seperti BBC bersikap sesuai dengan nilai – nilai yang mereka anut karena hal itu merupakan salah satu dari banyak elemen di masyarakat yang merefleksikan bahwa nilai – nilai seperti itu adalah nilai yang terpuji dan suci. Yakni nilai – nilai yang menyebar luas dan norma di dalam masyarakat sekuler. Sekarang, pertanyaannya adalah bagaimana nilai – nilai tersebut bisa dianggap sebagai sesuatu yang layak pada saat tidak adanya akuntabilitas dan berlanjutnya kerusakan moral. Dan merubah aturan untuk menerima sesuatu berlaku pada saat kekuatan paling kuat dalam masyarakat dianggap bisa melakukan hal itu.
Dan apakah kasus atas laki – laki yang berasal dari Utara Inggris ini yang melecehkan para gadis muda atau selebriti dan banyaknya institusi yang melindungi orang – orang kaya dan terkenal merupakan hasil dari kebudayaan liberal yang secara fundamenatal menuju kebangkrutan dan akan terus berlanjut menindas siapapun yang berada di dalamnya?(TDA)
Standar ganda yang diterapkan barat kian mengungkap kebobrokan peradaban mereka. Semoa Allah segera menurunkan pertolongan-Nya kepada Umat Islam dengan berdirinya Daulah Khilafah, untuk membukam kemunafikan mereka.