Mediaumat.com. Jakarta. Meski dalam sepuluh tahun terakhir Indonesia termasuk dalam tiga negara dengan pertumbuhan ekonomi terbaik di dunia tetapi hampir 90 persen desanya tergolong miskin. “Inilah hasil pembangunan ekonomi yang bercorak kapitalis,” simpul Arim Nasim kepada mediaumat.com, Rabu (31/10) melalui pesan singkat.
Menurut Ketua Lajnah Maslahiyah DPP Hizbut Tahrir Indonesia tersebut, pembangunan ekonomi yang bercorak kapitalis memang meniscayakan orang miskin semakin miskin dan segelintir orang kaya semakin kaya bahkan menjadi super kaya, sehingga menimbulkan kesenjangan sosial yang semakin lebar.
Salah satu faktornya lantaran sistem tersebut membolehkan individu/swasta bahkan asing menguasai berbagai macam tambang migas dan non migas serta menguasai hutan dan air. Padahal, itu semua dalam pandangan Islam merupakan milik umum (milkiyah ammah) yang tidak boleh dikelola swasta apalagi asing tetapi wajib dikelola negara untuk sebesar-besarnya pemerataan kemakmuran rakyat.
“Saatnya mencampakan sistem ekonomi kapitalis dan menggantinya dengan sistem ekonomi Islam untuk kesejahteraan seluruh rakyat,” tulis pengamat ekonomi syariah Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung tersebut.[]Joko Prasetyo