Mediaumat.com Jakarta. Rezim kafir harby Budha Myanmar telah menjadikan dusta sebagai dasar untuk membantai kaum Muslimin suku Rohingya di Provinsi Arakan. “Salah satu alasan untuk mengusir Muslim Rohingya adalah karena Rohingya bukanlah penduduk Arakan,” pekik Farid Wadjdi, Rabu (31/10) di depan Kedubes Myanmar, Jakarta.
“Ini adalah kedustaan yang sangat besar!” pekik Ketua DPP Hizbut Tahrir Indonesia tersebut.
Wilayah Arakan sendiri yang asal katanya berasal dari bahasa arab “arkaan” bentuk jama’ (plural) dari “ar-ruknu” yang artinya rukun atau tiang. Penduduk negeri ini sudah memeluk agama Islam sejak 877 M pada masa Khalifah Harun Ar Rasyid.
Kaum Muslimin memerintah propinsi Arakan lebih dari tiga setengah abad antara tahun 1430 hingga tahun 1784 M. Penderitaan Muslim di sana mulai terjadi saat penjajah kerajaan Budha maupun kolonialis Inggris menjajah negeri itu
Jadi kaum Muslimin sudah tinggal di sana berabad-abad sebelum Negara Birma (Myanmar) lahir pada tahun 1948 yang merupakan bentukan Inggris.
“Lantas, bagaimana kaum Muslimin yang telah berabad-abad tinggal lebih dulu di sana, dikatakan sebagai bukan penduduk Arakan?” tanyanya retorik.
Dalam kesempatan itu, Farid pun mengecam para penguasa negeri Muslim yang diam terhadap kekejaman rezim Myanmar. “Sungguh sangat menyedihkan! Indonesia, Malaysia dan Brunai (karena nasionalisme, red) tidak melakukan tindakan kongkrit apa pun,” sesalnya.
Bahkan, lanjut Farid, di hadapan negara yang lemah dan miskin ini pun, Indonesia yang kekayaan alamnya kaya raya, yang memiliki tentara yang banyak tidak mampu berbuat apa-apa ketika saudara seakidah dibantai di sana.
Pembantain itu terus berulang , terakhir pada 27 Oktober, 67 kaum Muslimin terbunuh. Sebelumnya, 21 Oktober sekitar 300 Muslim dibantai. Sudah puluhan ribu kaum Muslimin Arakan lainnya yang syahid (Insya Allah) sejak negara Burma berdiri pada 1948 dan tumbangnya khilafah pada 1924.
“Kita tegaskan Arkan adalah tanah kaum Muslimin!” pekik Farid kemudian disambut pekik takbir peserta.
“Sampai kapan pun Arkan adalah tanah kaum Muslimin! Tekadkanlah bahwa kita akan bersungguh-sungguh untuk memperjuangkan tegaknya kembali khilafah, untuk membebaskan tanah Arakan dari penjajah dan membebaskan muslim rohingya dari penderitaan!” pekiknya.
Karena hanya khilafah (negara Islam global) yang akan menyatukan tentara-tentara kaum Muslimin –yang saat ini terkurung di barak-barak negara nasionalis sekuler–, di bawah satu komando khalifah (kepala negara khilafah) membebaskan dan melindungi seluruh kaum Muslimin termasuk Muslim Rohingya.[] Joko Prasetyo