Skandal tak berujung. Dugaan terhadap Jimmy Savile dan rekan-rekannya mendorong warga Inggris untuk mempertanyakan sejumlah institusi kenegaraan.
Scotland Yard kembali menangkap seorang pesohor Inggris terkait skandal pelecehan seksual mendiang presenter BBC Jimmy Savile. Kali ini pelawak Freddie Starr (69) yang ditangkap Kamis (1/11) malam namun bebas dengan jaminan usai interogasi.
Starr secara publik telah menampik keterlibatannya. “Saya diadili oleh pers yang menyatakan saya pernah berlaku tidak senonoh dengan perempuan di bawah umur. Itu tidak benar,” tegas Starr kepada BBC bulan lalu. “Saya tidak bersalah. Sungguh tidak bersalah. Saya tidak akan pernah melecehkan perempuan di bawah umur. Semoga polisi menginterogasi saya. Saya ingin membersihkan nama. Tidak ada yang saya sembunyikan.”
Sang pelawak, penyanyi dan seniman berpengaruh tersebut kini menjadi berita utama tabloid Sun dengan judul “Freddie Starr Ate My Hamster.” Sebuah cerita fiksi di tabloid terlaris Inggris itu melibatkan Starr yang melahap tupai peliharaan seorang perempuan yang menolak membuatkan roti lapis untuk Starr.
Tiga lini penyidikan
Akhir pekan lalu, polisi menangkap penyanyi glam rock yang juga terdakwa pelecehan seksual Gary Glitter, terlahir Paul Gadd, sebagai bagian dari penyelidikan Savile. Ia juga telah bebas dengan uang jaminan hingga pertengahan Desember.
Para korban menduga adanya lingkaran pelaku pedofilia yang terorganisir dan melibatkan sejumlah selebriti BBC di tengah masa kejayaan Savile tahun 70-an dan 80-an.
Polisi telah membekukan aset Savile yang bernilai 4,3 juta Poundsterling. Saat ini investigasi terbagi menjadi 3 lapisan: dugaan pelecehan oleh Savile, oleh lainnya, serta oleh Savile beserta lainnya secara bersama-sama.
Zaman keemasan Savile
Sir Jimmy Savile adalah salah satu sosok yang selama bertahun-tahun mewarnai televisi Inggris dan dipuja fansnya. Ia diperkirakan telah menggalang dana lebih dari 40 juta Poundsterling untuk amal, dan membawakan sejumlah acara BBC yang paling populer.
Namun hanya dalam jangka waktu satu tahun, menyusul kematiannya Oktober 2011, reputasi Savile berubah drastis. Lebih dari 300 orang telah mengaku sebagai korban pelecehan sang bintang, mendorong polisi menyatakan Savile sebagai salah satu pelaku pelecehan seksual yang paling ‘produktif’ di Inggris.
Kehidupan di bawah lampu sorot
Savile bergabung dengan BBC di tahun 60-an. Gayanya yang eksentrik dan flamboyan menjadi andalan di layar kaca. Ciri khasnya: rambut putih, kacamata hitam nyentrik, cerutu besar, celana olahraga berwarna mencolok dan perhiasan emas.
Di tahun 70-an, Savile merambah ke program televisi untuk anak-anak, membawakan “Jim’ll Fix It,” sebuah acara yang dimaksudkan untuk mewujudkan mimpi anak-anak.
Kini diduga Savile melecehkan dan memanipulasi banyak orang yang tampil dalam acaranya, menjanjikan penonton di studio lebih banyak waktu di layar atau medali Jim’ll Fix It yang didambakan sebagai imbalan perbuatan seksual.
Korban pelecehan
Karin Ward menjadi salah satu perempuan yang tampil di acara Savile. Bulan November tahun lalu, Ward tampil di sebuah wawancara televisi menceritakan detail pelecehan terhadapnya, dan juga perempuan muda lainnya yang ia kenal di tahun 70-an.
“Savile menginginkan saya berbuat macam-macam untuknya. Ia minta saya mencumbunya, ia meminta seks oral, dan saya tidak mau. Ia berjanji kalau saya memberinya seks oral, ia akan mengatur agar saya dan teman-teman bisa datang ke studio dan masuk acaranya,” ungkap Ward kepada program BBC Newsnight.
Dan berkat bujukan Savile, Ward dengan enggan memenuhi permintaan Savile.
“Saat itu saya berusia 14 tahun, tentu saya mau pergi ke stasiun televisi. Saya tidak mau memberinya seks oral karena menurut saya menjijikkan, tapi saya melakukannya.”
Budaya bungkam
Namun dugaan pelecehan melebihi pekerjaan Savile di BBC. Banyak yang terkait dengan kegiatan amal Savile – tampaknya ia menarget perempuan muda yang rentan dan bermasalah, di institusi yang seharusnya merawat mereka. Banyak korbannya mengatakan dulu mereka mencoba untuk angkat bicara, tapi entah tidak dipercaya ataupun tidak didengar.
“Sudah menjadi desas-desus di dunia televisi, di industri musik, di Fleet Street (metonimia bagi pusat pers nasional Inggris), dan bahkan di kalangan NHS (National Health Service),” ujar Esther Rantzen, pendiri badan amal perlindungan anak-anak ChildLine yang pernah bekerja untuk BBC.
Jika kelakuan Jimmy dinilai keterlaluan, seakan dimaklumi sebagai “caranya Jimmy.”
Masalah lainnya tentu absennya bukti. Rantzen menambahkan: “Desas-desus bukanlah sesuatu yang diketahui secara pasti. Untuk mengetahui sesuatu itu fakta atau bukan, harus sudah pernah terjadi pada diri sendiri, atau kita melihat kejadiannya. Selain itu tidak diakui di pengadilan. Tanpa bukti, surat kabar tidak boleh menerbitkan maupun program televisi tidak boleh menyiarkan.”
Kekuasaan dan institusi
Selain menerima gelar kesatria di tahun 1990, Savile juga pernah menerima gelar paus kehormatan dari Gereja Katolik. Savile juga terkenal gemar membanggakan hubungannya dengan keluarga kerajaan – ia berhubungan baik dengan Pangeran Charles dan mendiang Putri Diana, saling bertukar kartu Natal dan undangan makan malam. Pangeran Charles bahkan memimpin penghormatan pada pemakaman Savile tahun lalu. Kini timbul pertanyaan mengenai cara Savile mendapatkan hak masuk ke jantung kaum elit Inggris.
Namun BBC lah yang menjadi pusat badai: Banyak pertanyaan dilontarkan mengenai cara media penyiaran publik tersebut menangani skandal ini. Program berita BBC, Newsnight, menggelar penyelidikan terhadap Savile tahun lalu, namun dihentikan tak lama setelah proses edit. Alasan keputusan ini hingga sekarang masih belum jelas.
Pekan lalu, program kembar Newsnight, Panorama, menayangkan film dokumenter yang mengulas skandal Savile dengan mewawancarai produser Newsnight, Meirion Jones. Jones mengklaim dirinya mengirim surat elektronik kepada editornya memperingatkan untuk tetap menayangkan materi yang eksplosif tersebut.
“Saya yakin cerita ini mau tak mau akan terkuak, dan jika benar, BBC akan dituding menutup-nutupi. Bahkan saya menulis dalam surat Surat elektronik yang bijaksana mengingat kegemparan dalam beberapa pekan terakhir. BBC kini menghadapi dua tudingan pelanggaran serius: membunuh berita penyelidikan terhadap salah satu bintang terbesarnya dan menayangkan eulogi bagi Savile meski mengetahui adanya dugaan pelecehan.
BBC berupaya menutupi?
Dirjen BBC George Entwistle hadir di hadapan komisi parlemen bulan lalu untuk menjawab pertanyaan mengenai apa yang ia ketahui saat itu dan sekarang. Editor Newsnight diskors dengan bayaran penuh hingga ada penyelidikan. Petinggi BBC tetap bersikukuh tidak pernah menekan editor mereka untuk membatalkan penayangan skandal Savile.
Bahkan Perdana Menteri Inggris David Cameron ikut berkomentar, “Bangsa ini terkejut. Kami semua tertegun mendengar dugaan pelecehan yang dilakukan Jimmy Savile. Dan tampaknya semakin parah setiap hari, begitu juga dengan setiap institusi yang pernah terlibat dengannya, harus menyelidiki secara tuntas apa yang sebenarnya terjadi.” (dw.de, 2/11/2012)