Atas Nama Rakyat, Politik Transaksional hingga Kebijakan Prematur

HTI Press. Acara ini digelar oleh DPD II HTI Kabupaten Bangka Tengah  di gedung Serbaguna Kecamatan Koba pada Minggu (11/11/2012). Acara berlangsung panas para pembicara saling adu argumentasi dan sesekali terdengar tepukan dan sorakan peserta. Ruangan disesaki para peserta, bahkan ada yang sampai harus berdiri karena tak kebagian kursi.

Pemkab Bangka Tengah terkesan ngotot ingin mengeruk muara Sungai Berok selebar 50 meter, panjang 2.000 meter dan dalam 4 meter dengan alasan untuk kepentingan nelayan. Sungai tersebut dinilai strategis karena bias dijadikan sebagai tempat pendaratan nelayan dan lainnya.

Persoalannya muncul karena Bupati Bangka Tengah Erzaldi Rosman ngogot ingin menggunakan jasa pihak ketiga dengan alas an pemda tidak memiliki dana. Pihak swasta yang akan ditunjuk akan mendapat kompensasi sendimen atau endapan lumpur.

Pertanyaannya apakah hanya lumpur? Ketua Komisi II DPRD Babel Didit Srigusjaya yang jadi salah satu narasumber pada HIP tersebut menilai ada kepentingan lain yang membonceng. Sebab, diyakini ada kandungan timah yang cukup besar diendapan lumpur tersebut makanya pihak swasta mau melakukan pengerukan. Hal ini diperkuat pengerukan rencananya menggunakan kapal isap.

Dan tidak mungkin hanya empat meter dalamnya, kata Didit, Sebab, kapal isap itu punya bobot puluhan ton jadi butuh kedalaman yang cukup agar dapat beroperasi. Jadi, lanjutnya, berapa kandungan timah yang akan jadi milik pengusaha?

Erzaldi Rosman sendiri tidak hadir dalam diskusi itu dan diwakilkan Sekda Bateng, Ibnu Saleh. Hadir juga pembicara anggota DPRD Babel, Didit Srigusjaya, Direktur Walhi Babel, Ratno Budi, aktivis HTI Babel, Firman Saladin.
Sedang yang bertindak sebagai Panelis, diantaranya Ir. Pahlevi Sjahrun, perwakilan nelayan, Iriansyah dan Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Bateng, Ir. Heru Irianto Putro, MM, dengan moderator Fahrudin Halim, Humas HTI Babel.Firman Saladin aroma politik transaksional sangat kental selain ketidak cermatan dan rencana yang sangat premature Pemkab Bangka Tengah. Mengapa harus kapal isap? Siapa yang diuntungkan? Jelas pengusaha. “Ini ada kongkalikong, Cuma mengtatasnamakan rakyat”.

Diskusi juga disaksikan Asisten I Setda Bateng, H. Yuliswan Burnani, MM., Kepala Dinas Pertambangan dan Energi (Distamben) Kabupaten Bateng, Ari Yanuar Prihatin, ST, Camat Koba, Drs. Irwan, Ketua MUI Bateng, Ustadz H. Hasyim, tokoh agama, tokoh masyarakat serta ratusan masyarakat, terutama masyarakat nelayan di Koba, diantaranya dari Kelurahan Arung Dalam, Kelurahan Berok, Kelurahan Koba, Kelurahan Padang Mulya dan Kelurahan Simpang Perlang. []FH

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*