Presiden Mesir Mohammed Mursi mengatakan dekrit yang memberikannya kekuasaan baru hanya bersifat sementara dan tidak dimaksudkan untuk memusatkan kekuasaan di tangannya.
Sebuah pernyataan yang dikeluarkannya ini menyatakan bahwa Mursi berkomitmen untuk menemukan ”landasan bersama” dengan partai lain.
Senin (26/11) dia dijadwalkan bertemu dengan hakim senior.
Pernyataan ini menambahkan bahwa dekrit ditujukan untuk mencegah kerusakan atas pemilihan demokratis yang telah berlangsung.
Seorang pemuda tewas Minggu (25/11) – kematian pertama sejak aksi protes dimulai.
Pemuda tersebut digambarkan sebagai anggota Ikhwanul Muslimin, gerakan yang mendukung Mursi. Fathy Massoud, 15 tahun, tewas di kota Damanhour, Delta Nil setelah markasnya di serang, dan 60 lainnya mengalami luka-luka.
Pertikaian terus berlanjut sepanjang hari Minggu kemarin, dimana polisi menembakan gas air mata di kawasan Lapangan Tahrir, Kairo.
Aksi demo pendukung dan penentang Mursi direncanakan akan berlangsung Selasa (27/11).
Sabtu sebelumnya Klub Hakim, yang mewakili hakim dari seluruh Mesir, mengancam akan menggelar aksi mogok diseluruh negeri untuk memprotes dekrit yang dikeluarkan Mursi.
Tetapi badan pengadilan tertinggi Komisi Mahkamah Agung tampaknya tidak menolak dekrit, dengan mengatakan seharusnya hanya berlaku untuk ”masalah kedaulatan”, dan mendesak para hakim untuk kembali bekerja.
Menteri Kehakiman Ahmed Mekky juga telah memulai upaya untuk memediasi antara presiden dengan para hakim.
Menteri Ahmed Mekky mengatakan, ia sendiri memiliki beberapa keberatan atas dekrit presiden, demikian menurut laporan Reuters.
‘Komitmen untuk dialog’
Wartawan BBC di Kairo melaporkan bahwa Presiden Mursi telah memulai upaya untuk mencapai sebuah kompromi setelah dekrit yang dikeluarkannya mendapat tentangan yang kuat.
Sebuah pernyataan yang dikeluarkan kantor kepresidenan mencoba untuk menenangkan oposisi yang khawatir kepemimpinannya akan semakin diktator.
”Presiden menegaskan kembali sifat sementara langkah-langkah tersebut, yang tidak dimaksudkan untuk memusatkan kekuatan, tetapi untuk menghindari … upaya untuk melemahkan badan yang dipilih secara demokratis dan melestarikan ketidakberpihakan peradilan,” demikian isi pernyataan.
Mursi mengatakan dia berkomitmen untuk berdialog.
“Kepresidenan menekankan komitmen untuk melibatkan semua kekuatan politik dalam dialog demokrasi inklusif untuk mencapai landasan bersama dan menjembatani kesenjangan dalam rangka mencapai konsensus nasional atas konstitusi yang akan menjadi landasan lembaga-lembaga modern Mesir.”
Kemudian media setempat melaporkan bahwa presiden akan bertemu dengan Komisi Mahkamah Agung untuk membicarakan masalah dekrit.
Tetapi sejumlah pemimpin oposisi terkemuka, termasuk pemenang Nobel Perdamaian Mohamed el Baradei, mengatakan mereka tidak akan terlibat dalam dialog dengan presiden sampai dia membatalkan dekrit yang dikenal sebagai deklrasi konstitusional.”
Berdasarkan dekrit yang dikeluarkan Presiden Mursi, tidak ada otoritas yang bisa mencabut keputusan presiden.
Juga ada larangan bagi hakim untuk membubarkan pemerintahan, yang menyusun konstitusi baru. (bbc, 26/11/2012)