Siapa Izinkan Amerika Mengintervensi Mesir dan Mengapa?

Pada 16 November 2012, Departemen Luar Negeri AS mengumumkan bahwa mereka tengah memantau secara ketat situasi di Mesir. Juru bicara Departemen Luar Negeri AS Victoria Nuland menjelaskan bahwa Menteri Luar Negeri Hillary Clinton telah menghubungi Menteri Luar Negeri Mesir Muhammad Kamil Amr, dan menekankan penyelesaian situasi yang dihasilkan dari keputusan konstitusional yang diambil oleh Presiden Mursi secara demokratis. Ia mengatakan: “Clinton menekankan pentingnya untuk terus bekerja dalam penyusunan konstitusi, dan untuk menekankan peran hukum, serta pentingnya melindungi hak-hak semua rakyat Mesir dalam konstitusi yang baru. Sebagaiman ia juga menegaskan tidak adanya sentralistik kekuasaan, dan bahwa musyawarah antara pihak-pihak yang terkait adalah langkah yang baik.”

*** *** ***

Kami menjawab pertanyaan yang terkandung dalam judul di atas sebagai berikut:

Pertama, melalui pernyataan tersebut, kami melihat Amerika tengah melakukan intervensi  dalam setiap persoalan negeri ini. Amerika melakukan intervensi  dalam penyusunan Konstitusi, dan mendikte bagaimana konstitusi akan menjamin hak-hak rakyat Mesir, serta masalah tidak adanya sentralistik kekuasaan, yakni harus ada pemisahan kekuasaan, dan bahwa harus ada musyawarah antara pihak-pihak yang terkait di Mesir. Untuk itu, Amerika menghubungi Menteri Luar Negeri Mesir untuk menyampaikan sejumlah dikte Amerika. Dalam hal ini, kami tidak melihat reaksi dari rezim Mesir, justru ia meresponnya. Jadi, mengapa Amerika dibolehkan untuk melakukan intervensi dalam urusan negara ini? Sebaliknya, mengapa Mesir tidak mengintervensi urusan Amerika dan mendikte sejumlah perintah yang diinginkan Mesir? Seharusnya Mesir juga mendikte Amerika agar ia berbuat adil terhadap kaum miskin di Amerika yang jumlahnya mencapai 15,5% dari jumlah penduduk, dan meminta Amerika untuk mendistribusikan kekayaan, sehingga kekayaan tidak terbatas hanya pada 1% dari orang-orang kaya cabul, sementara sisanya di antara 99% rakyat hidup dalam kemiskinan atau dalam kesulitan hidup. Dan hanya 47 % yang mendapatkan bantuan sosial sehingga mampu berdiri di atas kaki mereka, seperti yang tampak dalam pelecehan kandidat dari Partai Republik, Romney terhadap mereka. Begitu juga berdirinya dan dukungan terhadap gerakan duduki Wall Street, yang menyanyikan revolusi untuk melawan sistem kapitalis?

Kedua, masyarakat benar-benar telah memahami bahwa setiap tindakan yang dilakukan oleh rezim Mesir tidak bisa lepas dari dikte atau persetujuan Amerika, karena mereka melihat intervensi  Amerika di Mesir, dan ketundukan pemerintah Mesir pada intervensi  ini. Oleh karena itu wartawan bertanya kepada juru bicara Departemen Luar Negeri AS tentang intervensi Amerika dalam deklarasi konstitusi selama kehadiran Clinton di Kairo pekan lalu? Juru bicara itu menjawab bahwa “Selama kunjungan Clinton ke Kairo, dan pertemuannya dengan Presiden Mesir Mursi berbicara tentang pentingnya membuat konstitusi yang melindungi hak-hak semua rakyat Mesir,” dan ia menyatakan bahwa “Tidak ada pembahasan deklarasi konstitusi selama kunjungan Clinton ke Kairo ….” Jika Clinton tidak membahas deklarasi konstitusi, seperti yang diklaim Nuland, tetapi mengapa Clinton membahas konstitusi dan hak-hak rakyat Mesir dengan Presiden Mesir? Apakah Amerika wali dari rakyat Mesir? Apakah ia yang memerintah Mesir? Apakah ia tidak percaya pada rakyat Mesir bahwa mereka akan menyusun konstitusi mereka sendiri yang tidak memberikan keadilan pada semua rakyat di negeri ini? Jadi, mengapa Mesir tidak melakukan intervensi terhadap Konstitusi AS yang rusak, dan mengkaji hak-hak rakyat Amerika selama lebih dari 200 tahun, namun sejauh ini masih berjuang untuk mengambil hak-hak mereka, dan sejauh ini pula mereka belum mendapatkan hak-haknya. Mengingat kelas orang-orang kaya yang 1% itu tidak membayar pajak, sementara mereka telah memperoleh kekayaan negara, sedang yang selain mereka dilarang mendapatkannya. Kemudian kelas orang-orang kaya ini membiarkannya, apakah mereka kaum papa yang mengemis atau bergantung pada bantuan sosial; atau mereka para buruh yang bekerja keras untuk mendapatkan makanan untuk sehari-hari mereka; atau mereka para pegawai kantor yang tidak mendapatkan kaji yang cukup untuk memenuhi sebagian kebutuhan primernya saja, apalagi semua kebutuhannya. Sehingga, apabila mereka ingin mendapatkan rumah, dan sebagian besar tidak memilikinya, sementara rumah merupakan kebutuhan primer, atau skunder, seperti mobil, maka mereka harus mengambil pinjaman riba dari bank atau perusahaan real estate? Akibatnya, rakyat Amerika mengalami akumulasi utang, bahkan hingga mencapai lebih dari satu triliun dolar! Sehingga banyak dari mereka diusir dari rumah-rumah yang mereka beli dengan angsuran riba, karena mereka tidak bisa membayar cicilan, dan mereka pun menjadi gelandangan yang berkeliaran di jalanan. Jadi, mengapa Mesir tidak melakukan intervensi  dalam Konstitusi AS, dan memintanya agar memberikan hak-hak rakyat, di antanya menjamin terpenuhinya kebutuhan primer yang pertama, seperti rumah?

Ketiga, juru bicara itu menambahkan yang menunjukkan bagaimana intervensi Amerika di Mesir, ia mengatakan: “Kami sangat senang telah mencapai kesepakatan antara Mesir dan Dana Moneter Internasional. Bahkan kami bekerja dengan Kongres, dan kami menawarkan setiap dukungan kepada Mesir, baik politik maupun ekonomi, agar kami melihat Mesir yang demokratis, dan mengeluarkan Konstitusi Mesir yang melindungi semua hak. Sekarang semua orang sedang memantau situasi yang terjadi, begitu juga dengan anggota Kongres yang tengah memantau proses transisi demokrasi di Mesir.” Ia mengatakan bahwa “Duta Besar AS di Mesir, Anne Patterson telah mengintervensi dan mengadakan sejumlah pertemuan dan konsultasi dengan semua kekuatan oposisi politik di Mesir.” Maka, lihatlah bagaimana intervensi AS di Mesir! Menlteri Luar Negeri AS mengintervensi! Kongres AS memantau! Dan Duta Besar AS untuk Mesir mengimplementasikan dengan mengadakan sejumlah pertemuan dengan kekuatan politik ini dan itu, serta mendiktekan semua keinginan Amerika! Inilah sejauh ini keadaan yang telah dicapai Mesir setelah revolusi?! Intervensi dalam kebijakan Dana Moneter Internasional untuk memberikan Mesir atau tidak memberikan pinjaman riba tetap dengan persyaratan Amerika! Padahal asas Dana Moneter Internasional haruslah independen! Namun, di sini jelas bahwa Amerika mengintervensi dan mengendalikannya. Kongres AS tidak memilik hak di Dana Moneter Internasional, apakah ia memberikan pinjaman ke Mesir atau tidak memberikannya! Sebab, ia adalah Dewan khusus untuk Amerika, rakyat dan pemerintahannya. Lalu, bagaimana ia bisa mengintervensi dalam kebijakan Mesir dan Dana Moneter Internasional?! Pertanyaannya, mengapa parlemen Mesir tidak mengintervensi dalam urusan Amerika? Sebaliknya, mengapa diam dengan intervensi Kongres AS dalam urusan Mesir? Dan menyaratkan bahwa Mesir harus menjadi negara demokratis, yakni negara dengan istem kufur! Jika demokrasi tidak kufur, maka mengapa ia mensyaratkan itu; jika memang demokrasi itu adalah sama dengan Syura dalam Islam, sesuai Islam, atau ia adalah dasar Islam, atau ia lebih dekat dan kembali kepada Allah, seperti klaim beberapa orang yang menyebut mereka ulama, maka untuk apa Amerika bersikeras pada penerapan demokrasi? Dan mengapa menuduh siapa saja yang ingin menerapkan Islam dengan tuduhan ekstremis dan teroris, serta melancarkan perang padanya! Jadi, mengapa Mesir tidak mensyaratkan kepada Amerika agar menjadi negara Islam, dan menerapkan Konstitusi Islam, serta memberikan hak-hak sesuai syariah yang diperintahkan Allah bagi semua warga negaranya?

Keempat, siapa yang telah membolehkan Amerika untuk melakukan intervensi seperti itu setelah revolusi, sementara revolusi itu bangkit untuk melawan intervensi Amerika, melawan para anteknya, dan berjuang untuk menggulingkannya, serta menghapus Konstitusi yang dibuat oleh antek Amerika yang telah dibunuh, Anwar Sadat pada tahun 1971; dan untuk melawan segala bentuk ketergantungan, baik berupa ketergantungan politik, ekonomi atau pemikiran dengan menyeru pada demokrasi, negara sipil, yakni sekulerisme, serta dari ketergantungan pada Dana Moneter Internasional dan persyaratannya yang zalim?!

Kelima, yang membolehkan itu sungguh memiliki mentalitas budak, yang ada pada kelompok Islam, ia akan melepaskan Islamnya, dan tidak akan beraktivitas untuk segera menerapkan Islam, serta menyusun Konstitusi Islam sebagai landasan penerapannya, ia justru menyerukab penerapan Islam secara gradual untuk lari dari tanggung jawab penerapan Islam secara menyeluruh (kaffah), dan dengan dalih bahwa rakyat tidak siap untuk penerapan Islam? Untuk itu kami bertanya, apakah rakyat Mesir siap untuk menerapkan demokrasi yang asing bagi mereka? Bagaimana para pemilik mentalitas budak yang menutup kebusukannya dengan seruan penerapan secara gradual, dan kesiapan rakyat, serta masih mempersiapkannya untuk menerima Islam, bahwa rakyat tidak siap untuk penerapan Islam, sebaliknya ia justru berusaha untuk menerapkan sistem yang aneh yang tidak dikenal rakyat, dan memaksakannya karena dipaksa oleh Amerika? Sekiranya mereka jujur dengan penerapan secara gradual seperti yang mereka serukan, niscaya mereka tidak akan beraktivitas untuk menerapkan kekufuran, sebaliknya mereka akan beraktivitas untuk menerapkan Islam dan melenyapkan demokrasi! Mengapa suara mayoritas rakyat Mesir untuk gerakan Islam yang berpartisipasi dalam pemilu, dan melontarkan gagasan bahwa alternatif itu adalah Islam, dan dari sini kemudian partai itu didirikan. Mursi yang terpilih sebagai presiden, pada tangga 23 November 2012, tampak seperti subjek yang lambat dan gagap di depan Istana Ittihadiyah, di depan pendukungnya, yang mengatakan kepadanya: “Rakyat ingin penerapan Syariah.” Maka ia telihat lambat dan gagap, lalu menjawab dengan kata-kata umum yang tidak mengekspresikan ketulusan dan tekad untuk menerapkan syariah, ia mengatakan bahwa “Syariah adalah kebenaran dan keadilan sebagai sebuah dasar, lalu kesetaraan, keadilan sosial, pengembangan ekonomi, tenaga kerja dan lapangan kerja.” Itu semua adalah kata-kata umum (yang dilontarkan) kapapn pun diinginkan, dan bisa saja dikatakan oleh pemuja demokrasi, orang komunis, dan semua manusia. Darinya tidak bisa dipahami bahwa maksudnya adalah penerapan Islam? Sekiranya ia jujur dan tulus, serta bertekad untuk menerapkan hukum Allah, niscaya ia akan mengatakan “benar”, saya akan menerapkan syariah Islam dengan memproklamirkan berdirinya Khilafah Rasyidah, menyusun Konstitusi Islam yang bersumber dari Kitabullah dan Sunnah Rasul-Nya, dan mengumumkan penolakannya terhadap demokrasi yang didikte oleh Amerika atas dirinya, dan bukannya bersikeras menerapkan demokrasi, serta berulang kali menyerukan dalam pidato yang disampaikannya, begitu jua dengan konsep negara sipil yang berarti sekularisme.

Keenam, jika pemilik mentalitas budak dan gradual ini mengatakan mengapa kalian tidak melihat keberadaan oposisi yang melawan Mursi dan Ikhwanul Muslimin, serta mereka yang berada di barisannya, maka dengan adanya mereka itu bagaimana akan menerapkan Islam dengan segera?! Kami katakan kepada mereka bahwa keberadaan oposisi ini tidak melawan penerapan Islam, namun ia melawan kalian sebagai pesaing kaum demokrasi yang mengklaim bahwa mereka lebih layak dari kalian untuk menerapkan demokrasi dan mendirikan sebuah negara sipil yang tidak pernah keluar dari lisan para pemilih Mursi. Sehingga, ketika kami telah mendirikan Khilafah Rasyidah, dan menerapkan Konstitusi Islam segera, yaitu konstitusi yang telah diperkenalkan oleh Hizbut Tahrir kepada kalian, maka kalian tidak akan menemukan satu orang pun di Mesir yang mengatakan “tidak”, akan tetapi kalian akan melihat semua orang mendukungnya, terutama ketika mereka telah melihat hasilnya yang luar biasa dalam beberapa bulan kemudian. [As’ad Manshur]

Sumber: hizb-ut-tahrir.info, 29/11/2012.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*