Golput Pilwako Pontianak 61 Persen, di Luar Perkiraan KPU

HTI-Press. Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Pontianak, Hepni Supardi mengatakan dari 410.500 masyarakat hanya 251.685 yang menggunakan hak pilihnya dengan kata lain sekitar 61 persen golput pada Pilkada, Sabtu (25/10).

“Angka golput pada Pilwako Pontianak, jauh dari perkiraaan kita sebelumnya yang berkisar 20 – 30 persen,” katanya di Pontianak, Senin.

Ia mengatakan, total suara tidak sah mencapai 4.082 kartu. “Sebelumnya kita memperkirakan ada penurunan tingkat golput, tetapi malah sebaliknya,” katanya.

Secara keseluruhan hasil penghitungan sementara yang dilakukan oleh KPU Kota Pontianak, yaitu pasangan Siip berada dinomor urut satu 34,47 persen, urut kedua pasangan Gusti Hersan Aslirosa – Setiawan Lim (Ghesit) 19,66 persen, urut ketiga Harso Utomo Suwito – Awaluddin Rahmat (Harkad) 14,70 persen, urut keempat M Abduh – Muhammad Taha (Dhuta) 11,57 persen, urut kelima Oscar Primadi – Hartono Azas (Obama), 7,52 persen, urut keenam Haitami Salim – Gusti Hardiansyah (Hade) 7,07 persen, dan urut ketujuh pasangan Sri Astuti Buchary – Eka Kurniawan (Setia Kawan) 5,01 persen.

“Kita berencana malam ini akan melakukan Rapat Pleno Pengumuman hasil Pilwako tanggal 25 Oktober kemaren,” kata Hepni Supardi.

Apatis pada Obral Janji Pemilu, Sudah Jenuh!

Sementara itu, Pengamat Politik dari Universitas Tanjungpura (Untan) Pontianak, Jumadi, Sos mengatakan, masyarakat mulai apatis pada dunia politik yang selalu mengobral janji-janji sewaktu melakukan kampanye sehingga memicu tingginya angka golput.

“Tingginya tingkat golput karena masyarakat kurang mempercayai siapapun yang terpilih, ditambah masyarakat sudah jenuh atas dinamika politik yang terlalu sering,” katanya.

Pilwako Pontianak, berdasarkan Berita Acara KPU Kota Pontianak, No. BA/068/KPU-Kota, diikuti oleh tujuh pasangan calon, nomor urut satu Haitami Salim – Gusti Hardiansyah, urut dua Oscar Primadi – Hartono Azas, urut tiga Muhammad Abduh – Muhammad Taha, urut empat Sutarmidji – Paryadi, urut lima Harso Utomo Suwito – Awaluddin Rahmat, urut enam Gusti Hersan Aslirosa – Setiawan Lim, dan urut tujuh pasangan Sri Astuti Buchary – Eka Kurniawan.

Antara, 27/10/08

7 comments

  1. iman ti bandung

    Frustasi politik?
    Bersihkan Politik dari tangan2 kotor Sekulerisme///

  2. Rakyat sudah apatis, jenuh, bosan. Dalam setiap pemilu (dalam demokrasi) sebenarnya yang paling berkepentingan siapa? Bukankah rakyat hanya “dipikirkan” kalau sudah menjelang pemilu saja? Begitu kursi sudah didapat, jatah fasilitas sudah kebayang di mata, rakyat bablas! Mau kere, mau buruk gizi, mau sulit makan sekolah, mau banyak penjahat, mau ditipu Amrik, emang gue pikirin! Tak ada perubahan mau ada pemilu atau tidak!

  3. saatnya para politisi muhasabah diri,sekular-kapitaisme telah membuat masyarakat apatis,pesimis dan sengsara.
    wahai manusia yang sadar saatnya membuang dan mengubur sekuler-kapitalisme,dan kembali pada sistem syariah dan bingkai Daulah Khilafah Rasyidah !!!

  4. Sistem Demokrasi Kapitalisme di ambang kehancuran, saatnya Syariah dalam bingkai Daulah Khilafah Rasyidah, tampil memimpin dunia, menyelamatkan ummat manusia

  5. Gandhi Waluyan

    Diragukan legitimasi calon Walikota terpilih, karena perolehan suaranya lebih kecil dari suara GOLPUT. Atau boleh dikatan sebenarnya walikota terpilih adalah calon pilihan golput. Penyebabnya? Mungkin banyak kartu pemilih yang nyasar ke wilayah lain sehingga banyak yg tidak dapat kartu pemilih. Atau kartu pemilih tidak disampaikan ke pemilih. Alasannya? Tanya saja sama rumput yg bergoyang.

  6. “Diragukan legitimasi calon Walikota terpilih, karena perolehan suaranya lebih kecil dari suara GOLPUT. Atau boleh dikatan sebenarnya walikota terpilih adalah calon pilihan golput. Penyebabnya? Mungkin banyak kartu pemilih yang nyasar ke wilayah lain sehingga banyak yg tidak dapat kartu pemilih. Atau kartu pemilih tidak disampaikan ke pemilih. Alasannya? Tanya saja sama rumput yg bergoyang.”

    Saya kira bukan hanya nyasar bung. Tapi rakyat memang sudah skeptis dengan kondisi partisipasi mereka dalam sistem demokrasi ini. So, buang demokrasi, terapkan syriah, dan tegakkan khilafah. Bersihkan bumi Allah dari tangan kotor demokrasi dan sekulerisme. Islam pasti menang, Allahu Akbar!

  7. pendidikan politik ,masyarakat kalbar belum terwujud adanya calon indpenden memeberikan informasi dan krtik cukup menarik dari gerakan yang dibangun oleh calon perseorangan. golput merupakan faktor leragu-raguan disebabkan setapa pasangan calon belom ada yang layak ,men…jadi pem,i,[impin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*