Hizbut Tahrir
Wilayah Palestina
16 Muharram 1434 / 30 November 2012
Keterangan Pers
Menghadap ke PBB adalah Menyerahkan Putusan Hukum kepada Kaum Kafir dalam Hal Nasib Bumi Islam yang Penuh Berkah dan Merupakan Upaya untuk Menghapus Pembebasan Palestina dari Pemahaman Umat
Kemarin Abbas, Erekat, dan orang-orang yang memgambil manfaat dari pengkhianatan berulang, serta orang yang berjalan beriringan dengan penyesatan media besar, merayakan pencapaian apa yang disebut negara Palestina atas status negara “pengamat non-anggota” di PBB. Mereka menganggap apa yang diperoleh itu sebagai kemenangan dan pembebasan yang agung.
Kami di Hizbut Tahrir memahami besarnya penyesatan yang dilakukan terhadap masyarakat oleh Yahudi, Amerika, seluruh negara barat, para penguasa dhirar dan orang-orang Otoritas. Banyak media membantu dalam penyesatan itu. Dan sangat disayangkan, beberapa pemimpin kelompok islami terbawa arus dan mendukung Abbas dalam langkahnya, sesuatu yang turut berperan memperluas cakupan penyesatan. Akibatnya, penetapan legalitas entitas Yahudi “secara internasional” justru digambarkan sebagai kemenangan yang agung. Artinya bahwa perayaan tersebut pada hakikatnya adalah perayaan atas pemberian konsesi dari PLO dan Otoritas Palestina (yang direpresentasikan dengan pribadi Abbas) kepada entitas Yahudi atas wilayah yang diduduki tahun 1948 yang mencakup lebih dari 80% wilayah Palestina.
Sesungguhnya, langkah ini merupakan penyerahan keputusan kepada kaum kafir, lembaga, dan organisasi kejahatan mereka, dalam hal permasalahan kaum Muslimin yang paling khusus, bumi yang diberkahi. Perserikatan Bangsa-Bangsa lah yang menetapkan resolusi pendirian entitas Yahudi, sebagai babi beracun di jantung bumi Islam. Negara-negara besar yang menjadi pelaksana dan pilar PBB itu dalam pendengaran dan penglihatan mereka tidak pernah terlintas untuk menetapkan resolusi berkaitan dengan umat Islam, kecuali jika resolusi itu menjadi dharar dan konspirasi terhadap umat Islam dan negeri-negeri Islam.
Sungguh kami memahami besarnya pengkhianatan PLO dan para pemimpinnya, khususnya pasca kepemimpinan PLO dan Otoritas ada di tangan Mahmoud Abbas yang, di kalangan kader Fatah dikenal sebagai Karzai Palestina. Ruwaibidhah ini tidak membiarkan satu pun kesempatan kecuali ia menegaskan pengakuan terhadap legalitas entitas Yahudi dan bahwa bumi Palestina yang diduduki pada tahun 1948 adalah wilayah pendudukan selamanya dan bahwa warga Palestina tidak memiliki hak atas wilayah itu atau untuk kembali ke sana. Hal itu seperti apa yang dia nyatakan kepada saluran televisi “Israel” Two, ia menyatakan, “Palestina sekarang dalam pandangan saya adalah pada batas 68, al-Quds (Yerusalem) timur adalah ibu kotanya. Itulah kondisinya sekarang dan selamanya … Ini adalah Palestina dalam pandangan saya”. Ia mengatakan, “Palestina bagi saya adalah Tepi Barat dan Gaza, sedangkan bagian-bagian lainnya adalah Israel …” Dia mengatakan, “Saya ingin melihat Safed, adalah hak saya untuk melihatnya … bukan untuk saya tinggal di sana”. Langkah Abbas yang terakhir di Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa berjalan pada orientasi yang sama, yaitu menambah legalitas entitas pendudukan di forum-forum internasional. Hal itu berada dalam orientasi pembentukan kembali pemahaman warga Palestina untuk menerima penelantaran bumi Palestina 1948 yang diduduki. Juga dalam orientasi penyesatan bangsa-bangsa yang sedang berevolusi, sehingga tidak menuntut pembebasan seluruh Palestina, melainkan hanya bumi Palestina yang diduduki pada tahun 1968.
Sesungguhnya umat tidak akan memaafkan setiap orang yang berpartisipasi dalam penyesatan dan penelantaran bumi Palestina yang diberkahi oleh Allah ini. Dan sungguh, siksa Allah di Akhirat lebih keras dan menyakitkan seandainya mereka memahami. Palestina memiliki tokoh-tokoh yang melompat dan melangkah dengan langkah-langkah teguh bersama umat mereka untuk menerkam para penguasa jahat, untuk mencabut mereka dan menobatkan Khalifah kaum Muslimin menggantikan para penguasa jahat itu; sehingga Khalifah memimpin mereka dan memimpin pasukan umat untuk membebaskan seluruh Palestina dan menghancurkan entitas Yahudi secara final. Dan kami di Hizbut Tahrir berjuang untuk itu dan kami memandangnya telah begitu dekat dengan izin Allah SWT.
] إِنَّ اللَّهَ بَالِغُ أَمْرِهِ قَدْ جَعَلَ اللَّهُ لِكُلِّ شَيْءٍ قَدْرًا [
Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan (yang dikehendaki) Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu. (TQS ath-Thalaq [65]: 3)